Kamis, 23 November 2023

Esai Prestasi Pendampingan Belajar Pada Lansia Puji Astutik Psikologi Lingkungan SP

 

Kegiatan Pendampingan Belajar Iqro’  Pada Lansia

Psikologi Lingkungan

Esai Prestasi

Puji Astutik – 21310410164

Dosen Pengampu : Dr., Dra. Arundati Shinta MA

Esensi dari belajar adalah adanya perubahan tingkah laku. Jika tujuan pembelajaran dalam mendidik generasi muda adalah menyiapkan bangsa Indonesia untuk maju, maka untuk lansia tujuan pembelajaran adalah meningkatkan pengetahuan dan perilaku agar tetap sehat dan produktif. Masa lanjut usia bukanlah masa yang mudah. Pada fase ini banyak lansia yang merasa terabaikan dan kesepian. Beberapa bahkan mengalami gangguan depresi karena kurang siapnya menghadapi perubahan dalam kehidupannya. Dalam hal ini peran dukungan sosial baik dari keluarga ataupun lingkungan akan sangat membantu lansia dalam menghadapi fase sulit ini.

Tidak ada patokan pasti batas minimal usia lansia. Ada yang menyebut 55 tahun, 60 tahun bahkan beberapa menyatakan 65 tahun. Menurunnya banyak fungsi tubuh baik fisik ataupun kognitif pada lansia  dan hilangnya peran dalam sosial masyarakat membuat lansia merasa tidak berharga. Salah satu cara untuk membuat lansia bahagia dan merasa tetap berharga adalah membuat lansia tetap produktif. Aktivitas olahraga, kegiatan sosial ataupun kegiatan yang meningkatkan aspek spiritual akan membantu kesejahteraan psikologis pada lansia.

November ini adalah bulan ke 16 saya membersamai belajar iqro’ seorang ibu berusia 75 tahun. Saya mendapatkan tawaran ini dari bimbingan belajar EDUFIO yang merupakan cabang EDUPRIMA di Yogyakarta. Peran saya adalah mendampingi dan mengajar belajar Iqro’ sebagai tahapan sebelum membaca Alqur’an nantinya. Tawaran ini tentu saya terima karena saya memang suka dunia mengajar sekaligus pengalaman berharga yang saya rasa cukup jarang. Pengalaman yang bisa menjadi bekal di kemudian hari untuk program sejenis. Program pemberantasan buta aksara , melek baca ataupun melek Iqro’ di lingkup paruh baya ataupun lansia yang rasanya masih belum begitu banyak.

Mendampingi belajar pada lansia adalah pengalaman yang menantang. Secara kognitif lansia mulai mengalami fase penurunan daya ingat. Untuk beliau yang sedari muda gemar membaca yang bagus untuk kemampuan kognitif, gejala penurunan  ini tetap ada namun tidak setinggi seusianya. Beliau tergolong cerdas dan cukup baik mengikuti materi yang diajarkan. Beberapa kendala yang ada lebih pada faktor kesehatan fisik dan energi beliau yang tidak lagi sama. Durasi belajar 60 menit akan terasa cukup lama jika tanpa jeda. Jeda sekian menit biasanya untuk berbincang ringan dari cerita kehidupan beliau. Usia yang tidak lagi muda, proses mencerna informasi yang berbeda memerlukan waktu yang sedikit lama jika dibanding proses mengajar pada generasi muda. Kuncinya adalah telaten dan sabar.

Saya meyakini bahwa pengabdian masyarakat bisa lewat banyak bidang. Akan sangat baik jika dilakukan secara sukarela ataupun jika lewat bidang  pekerjaan esensinya masih sama dalam upaya membantu masyarakat berkembang lewat pengetahuan atau keterampilan yang kita punya.

Dalam peran ini, saya sangat bersyukur berkesempatan membersamai beliau. Salah satu kebutuhan psikologis yang beliau butuhkan di masa lansia adalah teman bercerita dan saya menyadari bahwa adanya saya selain membersamai belajar juga menjadi wadah teman bercerita untuk beliau.  Saya yang masih muda juga  banyak mendapat petuah bijak, seperti “Meneng Menang” filosofi diam untuk mencapai “kemenangan” yang sesungguhnya. Orang muda memang bisa belajar apapun namun tidak akan pernah bisa mengejar pengalaman hidup yang dimiliki orang yang lebih tua. Dari beliau saya juga belajar konsep long life education, konsep belajar sepanjang hayat tanpa mengenal batas usia.

 

 

0 komentar:

Posting Komentar