Selasa, 28 November 2023

E5 Psi.Ling Belajar di TPST Pengelolaan Sampah SITI NURMA RIA ULFA

 

Mengenal TPST Plumbon Magelang

Psikologi Lingkungan Essay 5 Belajar di TPST

Dosen Pengampu: Dr., Dra. Arundati Shinta MA

 

 

SITI NURMA RIA ULFA

21310410174

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45

Yogyakarta


TPA Banyuurip merupakan tempat pembuangan akhir sampah bagi Kota Magelang.  TPA Banyuurip terletak di Dusun Plumbon, Desa Banyuurip, Kecamatan Tegalrejo, Kabupaten Magelang. TPA Banyuurip dibangun dan beroperasi pada Tahun 1993 dengan luas keseluruhan 6,8 Ha dan kapasitas operasi sebesar 1.800.000 m3 dengan kolam leacheate sebesar 5.000 m3. Dengan kapasitas tersebut diperkirakan usia pakai TPA Banyuurip adalah untuk jangka waktu 14 tahun.

Rancangan awal TPA Banyuurip adalah menggunakan metode sanitary landfill dimana sampah dibuang dalam sel dan setelah 3 hari diurug dengan tanah. Pada perjalanan waktu, sistem tersebut membutuhkan biaya operasional yang tinggi dan alat berat dengan jumlah yang cukup banyak maka beralih ke metode control landfill dimana setelah mencapai ketinggian 1 meter diurug oleh tanah. Aktifitas yang bernilai ekonomi di TPA Banyuurip adalah mengumpulkan barang-barang bekas, plastik atau barang yang bisa didaur ulang menjadi barang jadi maupun barang setengah jadi. Mekanisme pengumpulan barang bekas yaitu dilakukan sejak truck atau kendaraan sampah sampai lokasi TPA Banyuurip dan membuang sampah dalam sel. Dalam sel, pengumpul barang bekas (pemulung) memilah sampah yang bernilai jual kembali setelah itu sampah sisa pemilahan didorong dan diratakan lagi dengan alat berat. Dengan adanya aktifitas yang menguntungkan warga dari sisi finansial ini membuat keberadaan TPA Banyuurip secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi tingkat ekonomi warga masyarakat sekitar dengan tersedianya peluang kerja, kesempatan berusaha dan kemandirian dalam berwirausaha. Selain itu dengan adanya pemilahan dan pemanfaatan sampah tersebut maka volume timbunan sampah di sel dapat dikurangi sehingga dapat memperpanjang umur TPA Banyuurip.

Pada tahun 2011, rumah kompos ditambah sekat-sekat sebagai tempat pengomposan dan pada Tahun 2012 dibuat rumah kompos khusus sebagai tempat fermentasi/pengomposan yang terdiri dari 15 sel berkapasitas 2 m3 yang berukuran 1 X 2 X 1 m. Sampah yang masuk TPA mula-mula dipilahkan menurut jenisnya, yaitu sampah organik dan sampah anorganik. Jenis sampah organik selanjutnya diproses menjadi kompos dengan menggunakan alat pengomposan yang sudah tersedia di TPA. Sampah organik dimasukkan dalam mesin pencacah. Sampah yang sudah dicacah diberi campuran bahan-bahan antara lain katul, disiram dengan air yang telah dicampur dengan EM4 untuk mempercepat proses pengomposan. Kemudian sampah yang telah dicampur bahan tadi ditutup dengan plastik untuk mempercepat proses fermentasi. Agar fermentasi dapat baik sampah tadi dibolak-balik, apabila diraba terasa panas (± 2 hari sekali). Setelah kurang lebih 2 bulan kompos sudah siap dipakai.

Dengan adanya TPA/TPST di daerah banyuurip, tidak hanya ekonomi finansial yang didapat, namun terciptanya produksi pupuk yang didapatkan dari pengelolaan kompos yang ada disekitar TPST, yang berguna untuk warga TPST sendiri ataupun petani diluaran sana.

 

 

0 komentar:

Posting Komentar