Senin, 20 November 2023

E4 Melakukan Eksperimen - Afizain Azidzaki Naufal & Ahmad Adi Prayitno

 

PEMBUATAN KOMPOS DAN ECO-ENZYME DARI  SAMPAH RUMAH TANGGA

Psikologi Lingkungan Essay 4 Melakukan Eksperimen di Rumah Dosen

Dosen Pengampu: Dr., Dra. Arundati Shinta, M.A.

 


Disusun oleh :

Ahmad Adi Prayitno (21310410162)

Afizain Azidzaki Naufal (21310410186)

Psikologi SJ

 

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS PROKLAMASI 45

YOGYAKARTA

 

Pada hari minggu 22 oktober 2023 kelas psikologi SJ melaksanakan eksperimen di rumah Dosen Ibu Shinta, disana kami disuguhkan berbagai macam makanan seperti arem – arem, kacang tanah, dan berbagai macam jajanan lainnya, dan juga ada yang membawa makanan sendiri untuk dibagikan kepada teman - teman.  disampng itu bu shinta sebagai dosen menjelaskan bagaimana cara mengolah sampah khusunya rumah tangga agar dapat di daur ulang menjadi suatu hal yang berguna seperti pupuk kompos, eco-enzym dan juga sabun cair dan membuat parcel.berikut langkah pembuatan pupuk kompos :

Kompos adalah hasil dari proses alami penguraian bahan organik oleh mikroorganisme seperti bakteri, jamur, dan makhluk hidup mikroskopis lainnya. Proses ini disebut dengan dekomposisi atau dekomposisi biologis. Kompos biasanya digunakan sebagai pupuk organik yang kaya nutrisi untuk tanaman.  Bahan organik yang dapat diolah menjadi kompos mencakup sisa makanan, sisa sayuran, daun kering, rumput, dan material organik lainnya. Proses pengomposan melibatkan keseimbangan antara bahan hijau (yang mengandung banyak nitrogen, seperti sisa makanan hijau) dan bahan coklat (yang mengandung banyak karbon, seperti daun kering). Kombinasi bahan ini menciptakan kondisi optimal untuk mikroorganisme melakukan penguraian bahan organik menjadi humus, yang merupakan bentuk stabil dan subur dari materi organik. Pada prinsip pembuatan kompos yaitu pencampuran bahan organik dengan bantuan mikroorganisme sebagai aktivatornya. Mikroorganisme bersumber dari kotoran/urine hewan ternak dan bakteri inokulan seperti EM4 (Effective Microorganisms), orgadec, dan stardec.

Langkah pembuatan kompos, pertama setelah selesai makan kami mengumpulkan sampah bekas makanan seperti kulit kacang, daun pisang, kulit buah dan lain - lain yang akan digunakan sebagai bahan pupuk kompos nanti, pertama semua bahan di potong menjadi kecil agar mudah di urai nantinya, lalu disatukan di satu wadah. selanjutnya campurlah bahan pertama yang terdiri dari arang dan abu yang sudah di saring, daun daun dan juga kulit telur di dalam satu wadah dan aduk sampai semua bahan tercampur rata. Kemudian bahan kedua yang terdiri dari kulit buah yang sudah diiris tipis-tipis tadidan dicampurkan dengan kompos lawas dan dicampur dengan ampas kopi kemudian diaduk sampai tercampur semua. tambahkan fermentasi kulit buah,eco enzym, irisan daun sirih sebanyak 50 lembar, yang sudah dicampur molase (tetes tebu, bakteri yang bisa menguraikan adonan), EM4 (untuk memberikan nutrisi pada tanaman) sebanyak 6 tutup botol, Trichoderma (anti jamuur), dan fermentasi daun bawang yang berfungs sebagai anti serangga. Tambahkan semua bahan menjadi satu dan aduk rata di dalam wadah yang berisi bahan kedua, Kemudian tambahkan juga garam, dedak, Anfush yang berfungsi sebagai pestida alami. Campurkan semua bahan sambil ditambahkan air sedikit demi sedikit hingga terlihat lembab ( tidak kering dan tidak teralu basah).

Jika semua adonan sudah dicampur siapkan media untuk menampung yaitu menggunakan gentong yang terbuat dari tanah liat yang berdungsi untuk mempercepat proses fementasi pada kompos, pada kondisi ini terjadi dekomposisi atau penguraian bahan organik aktif karena mikroba dalam kompos menggunakan oksigen dan menguraikan bahan organik menjadi CO2, uap air dan panas. jadi harus menggunakan media simpan yang dapat melidungi kompos selama proses penguraian, lalu masukan terlebih dahulu bantalan yang terbuat dari kardus yang sudah dipotong kecil - kecil, fungsinya untuk menyerap air, kemudian masukkan semua bahan tadi menjadi satu di dalam gentong dan sisakan ruang sekitar 10% dan tutup rapat agar tidak ada celah untuk serangga bisa masuk. simpan ditempat yang tidak terkena sinar matahari langsung dan tunggu sekitar 14 hari. agar kompos siap di panen dan bisa digunakan untuk tanaman.

Eco-Enzyme

Selain membuat kompos kami juga membuat Eco-Enzym dan  Parcel, berikut cara membuat Eco-Enzym :

Tahapan dalam membuat eco-enzym kita gunakan perbandingan bahan yaitu 1:3:10, Gula merah = 90 gr : Kulit semangka 270 gr : Air 900 ml.  pertama kita tuangkan air sebanyak 450 ml beserta gula merah 90 gr yang sudah diiris tipis - tipis agar mudah larut saat dimasak ke dalam panci yang berada di atas kompor, kemudian kulit semangka kita potong menjadi potongan - potongan sekecil mugkin (minced) sebanyak 270 gr agar mudah terfermentasi nantinya. lalu kita sipkan wadah atau botol yang kedap udara sebagai tempat fermentasi. jika gula sudah larut matikan kompor lalu diamkan larutan gula sampai suhunya dingin (jangan tuangkan ketika panas karena nanti akan membunuh bakteri fermentasi). tuangkan sedikit demi sedikit ke dalam wadah/botol yang sudah disiapkan sebelumnya sampai habis, selanjutnya masukkan semua potongan kulit semangka ke dalam botol yang sudah terisi larutan gula dan tambahkan sisa air sebanyak 450 ml ke dalam botol dan sisakan sediit ruang, kemudian tutup rapat botol/wadah tersebut dan beri tanggal dimulai fermentasi agar nanti mudah untuk memanen hasil fermentasinya. Ada 2 periode dalam tahapan proses fermentasi ini, yang pertama proses ini dilakukan selama 3 bulan, kemudian 1 bulan berikutnya. Selama periode ini, campuran akan mengalami fermentasi dan menghasilkan eco-enzym.

Kami juga diperlihatkan eco-enzym yang sudah siap dipanen dari periode bulan februari, hasilnya lalu kami saring airnya dari ampas kulit buah dan disimpan di dalam botol untuk difermentasi lagi selama kurang lebih 1 bulan dan diberi tanggal, ampas kulit buahnya juga kita bisa gunakan kembali sebagai bahan membuat kompos. Eco-enzym ini dapat digunakan sebagai pembersih rumah tangga, pupuk organik, atau bahan tambahan untuk menyuburkan tanah. Pastikan untuk menguji pada area kecil sebelum digunakan secara luas, terutama sebagai pembersih, untuk memastikan tidak terjadi reaksi yang tidak diinginkan.

Kegiatan ini bermanfaat sebagai ilmu pengetahuan baru bagi kami bagaimana menerapkan prinsip 3R dalam skala rumah tangga, meskipun ketika pertama kali melakukan ini memang agak sulit namun tidak menjadikan kami patah semangat dalam melakukan kegiatan ini, juga kami diajarkan bertnggung jawab terhadap apa yang kita konsumsi meski hal terkecil sekalipun yang berdampak pada penendalian lingkungan agar lebih bermanfaat tentunya terutama unuk diri sendiri dan di lingkungan masyarakat, ternyata sampah yang kita anggap jijik atau jorok bisa menjadi sesuatu hal yang berguna dan bermanfaat untuk keberlangsungan tanaman dan lingkungan sekitar ketika kita bisa mengolahnya dengan baik. Hal ini menjadi cambuk bagi kita semua terutama sebagai mahasiswa psikologi yang juga harus ikut serta mengedukasi kepada masyarakat betapa pentingnya menjaga kelestarian lingkungan kita terutama rumah tangga.

0 komentar:

Posting Komentar