Selasa, 10 Oktober 2023

Essay 2 "Plogging Membawa Perubahan" Yousin Gunawan Putra

Plogging Membawa Perubahan

Essay 2 : Plogging

Mata Kuliah : Psikologi Lingkungan

Dosen Pengampu: Dr., Dra. Arundati Shinta, M.A.

Yousin Gunawan Putra

21310410197

Psikologi SJ

 

JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA

2023

 

Kota Yogyakarta akhir-akhir ini menunjukkan fenomena yang tidak menarik. Sampah yang berserakan di jalan, lokasi tempat pembuangan sampah sementara yang tertutup bagi warga, tulisan dilarang membuang sampah namun justru ditempat itu terdapat banyak sampah, adalah pemandangan yang banyak ditemui sepanjang jalan di Kota Yogyakarta. Sebagai kota pariwisata ternyata masih menghadapi fenomena sampah yang makin lama makin rumit. Solusi yang bersifat jangka panjang segera dibutuhkan untuk mengatasi masalah sampah yang mulai menggangu masyarakat. Ada banyak aspek yang perlu dipertimbangkan dalam menghasilkan solusi pengelolaan sampah dalam jangka panjang ini. Sebagai kota pariwisata, masalah ini merupakan masalah yang berdampak buruk bagi kota pariwisata.

Sebagai salah satu solusi “plogging” merupakan kegiatan yang menarik dilakukan untuk mengurangi sampah di sekitar lingkungan. Plogging atau lari laun pungut dalah kombinasi dari lari laun dengan memungut sampah yang berserakan (gabungan dari kata dalam Bahasa Swedia plocka upp (mengambil) dan jogga (berlari pelan) memberikan kata kerja Swedia baru plogga. Plogging atau lari laun pungut dalah kombinasi dari lari laun dengan memungut sampah yang berserakan. Ini dimulai sebagai kegiatan terorganisir di Swedia sekitar tahun 2016 dan menyebar ke negara lain pada tahun 2018, menyusul meningkatnya kekhawatiran tentang polusi plastik. Di Alicante, Spanyol, plogging datang dengan nama Plogging RRevolution dengan tujuan menyebarkan gerakan di seluruh negeri untuk mempromosikan olahraga dan kepedulian terhadap lingkungan.

Dalam melakukan plogging, tidak ada aturan khusus yang harus diikuti. Kami perlu membawa tas atau keranjang punggung yang digunakan sebagai tempat penyimpanan sampah sementara sebelum membuangnya pada tempatnya. Apabila diperlukan, bisa memakai sarung tangan agar terhindar dari bakteri yang menempel pada sampah. Kegiatan plogging ini tidak hanya bermanfaat bagi lingkungan, akan tetapi juga bagi kesehatan tubuh. Pada dasarnya, gerakan “stop-squat-and-pick-up trash” yang dilakukan saat plogging membuat Anda berada dalam posisi burpee, yaitu gerakkan dari posisi berdiri lalu membungkuk kemudian berdiri lagi. Dan terbukti bahwa gerakan burpee ini merupakan salah satu gerakan kebugaran yang paling berat sekaligus paling bermanfaat secara fisik. Akan tetapi, dalam jangka panjang ternyata plogging ini juga membawa dampak yang sedikit mengkhawatirkan. Hal ini terjadi karena beban yang harus dipikul ketika berlari kemudian berhenti secara terus menerus dalam jarak dan tempo waktu yang lama. Plogging dapat dikategorikan sebagai aktivitas yang menyehatkan serta ramah lingkungan. Seperti sebuah peribahasa, sekali dayung dua tiga pulau terlampaui. Begitu juga dengan plogging, sambil berolah raga Anda juga dapat berperan dalam menjaga lingkungan.

Plogging 1.



Plogging pertama yang kami lakukan hari Minggu, 01 Oktober 2023 pukul 16.00-17.30 dari jalan Imogiri barat tepatnya perempatan jetis ke arah utara dan finish di Stadion Sultan Agung Bantul. Jarak yang kami tempuh kurang lebih 3 km mengingat jalan yang ramai sehingga terdapat sampah di pinggir jalan dan di sekitaran Stadion Sultan Agung Bantul. Kami mendapati sampah bekas botol air minum, bungkus makanan, sterofoam bekas makanan, kertas, dan plastik. Sampah tersebut kami kumpulkan lalu kami bawa pulang untuk ditimbang dan hasilnya mendapatkan sampah dengan berat 2 kg. Sampah tersebut kami pilah dan akan kami jual ke tukang rosok.

 

Plogging 2.


 

Plogging kedua yang kami lakukan hari Rabu, 04 Oktober 2023 di waktu yang sama yaitu pukul 16.00-17.30 dari jalan sekitar rumah kami. Jarak yang kami tempuh kurang lebih 1,5 km mengingat jalan yang kami lewati area persawahan dan rumah-rumah warga. Kami mendapati sampah bekas botol air minum bekas petani di sawah dan plastik. Sampah tersebut kami bawa pulang kerumah untuk ditimbang dan hasilnya mendapatkan sampah dengan berat 1,1 kg. Sampah tersebut kami pilah dan akan kami jual ke tukang rosok/ bank sampah.

Sampah bekas yang sudah kami kumpulkan dari kegiatan plogging sebanyak 3,1 kg yang kemudian dijual di tukang rosok/ bank sampah. Dari hasil penjualan kami mendapat uang sebesar Rp. 15.500 . Hasilnya tidak banyak untuk kami namun dari sampah tersebut bisa diolah bank sampah kemudian menjadi berbagai produk yang bisa bermanfaat, selain itu kami juga bisa membantu menjaga lingkungan sekitar untuk tetap bersih dan badan menjadi sehat dengan olahraga.

 

Related Posts:

0 komentar:

Posting Komentar