Kamis, 28 Desember 2023

Essay PSI LINGKUNGAN_Fais Firmansah

 

Hubungan Antara Persepsi dengan Perilaku dan Peranan Unilever terhadap Pembinaan Bank Sampahdi Masyarakat

Psikologi Lingkungan

Essay Ujian Akhir Semester

Dosen Pengampu: Dr., Dra. Arundati Shinta



Fais Firmansah

21310410182

Psikologi SJ 

Program Studi Psikologi

Fakultas Psikologi

Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

Persepsi terhadap lingkungan hidup adalah cara-cara individu memahami dan menerima stimulus lingkungan yang dihadapinya. Proses pemahaman tersebut menjadi lebih mudah karena individu mengaitkan objek yang diamatinya dengan pengalaman tertentu, dengan fungsi objek, dan dengan menciptakan makna-makna yang terkandung dalam objek itu. Penciptaan makna-makna itu terkadang meluas, sesuai dengan kebutuhan individu (Fisher, Bell, & Baum, 1984).

Contoh dari persepsi itu berdasar kasus ini ialah Ketika seorang individu mengamati tumpukan sampah rumah tangga. Persepsi yang dapat muncul adalah sampah yang mungkin dapat diolah menjadi pupuk organic, ataupun produk daur ulang lain, , serta bisa juga sebagai suatu sampah tidak berguna yang hanya menimbulkan bau dan menyebabkan penyakit.


Gambar diatas menunjukkan bahwa individu menghadapi dan memahami suatu objek fisik yang memang sudah ada atau objek baru di lingkungannya.

Menghadapi sampah rumah tangga yang terus bertambah, membuat individu berusaha untuk mengatasi stress(coping behavior). Apabila usaha individu mengatasi stress itu sukses maka ia melakukan adaptasi atau melakukan adjustment. Contoh perilaku adaptasi itu antara lain mengolah sampah menjadi pupuk. Contoh adjutment yaitu mengurangi penggunaan plastik untuk mengurangi jumlah sampah. Apabila berhasil mengatasi stress ini berulang-ulang, maka kemungkinan individu mengalami kegagalan menjadi rendah.

Apabila usaha individu dalam mengatasi stress ternyata gagal dan terjadi berulang kali, maka situasi itu akan membuat seseorang selalu merasa tidak mampu untuk dapat mengelola sampah. Istilah ini dalam psikologi yaitu learned helplessness.

            Dalam hubungannya dengan UU No. 18 Tahun 2008 yang mengatur tentang pengelolaan sampah di Indonesia dengan melindungi lingkungan hidup, kesehatan masyarakat, dan sumber daya alam termasuk didalamnya pengolahan sampah dengan 3R. Persepsi dan perilaku orang-orang justru sering bertolak belakang dengan UU tersebut. Menurut saya hal ini terjadi karena persepsi negatif Sebagian besar masyarakat dimana mereka merasa tidak mampu untuk dapat mengolah sendiri sampah mereka.

Contohnya Ketika Masyarakat berusaha untuk bisa mengolah sendiri sampahnya, akan tetapi karena keterbatasan kemampuan serta biaya, maka usaha untuk mengolah sampah tersebut menjadi gagal. Kegagalan terus menerus untuk mengolah sampah ini kemudian membuat mereka merasa bahwa ia memang dilahirkan dengan tidak memiliki kemampuan untuk mengatasi masalah sampah tersebut.

            Kemudian dalam skala global, terdapat Lembaga Unilever yang memiliki peran untuk membantu dalam berbagai masalah berkaitan dengan pengolahan sampah. Salah satu Upaya unilever dalam mengatasi masalah sampah ini yaitu dengan berupaya dalam mengembangkan bank sampah yang telah berdiri ditengah Masyarakat. Karena dengan bank sampah ini sampah dapat dikelola dan menjadi sumber pendapatan bagi Masyarakat.


Carroll's Pyramid, juga dikenal sebagai "CSR Pyramid" merupakan suatu model yang menunjukkan adanya 4 tingkat tanggung jawab sosial terkait dengan sampah.

  1. Level Filantropi (Philanthropic Responsibility):

Dalam level ini Unilever, sebagai bagian dari tanggung jawab sosialnya, dapat memberikan dukungan finansial dan sumber daya lainnya untuk pembinaan bank sampah sebagai bentuk filantropi. Ini termasuk penyediaan pendanaan untuk infrastruktur, pelatihan masyarakat, serta program edukasi lingkungan.

  1. Tingkat Etika (Ethical Responsibility):

Unilever berkomitmen untuk bertindak secara etis dalam semua aspek bisnisnya, termasuk dalam upaya pembinaan bank sampah. Etika perusahaan dapat tercermin dalam cara Unilever berinteraksi dengan masyarakat, melibatkan mereka secara adil, dan memastikan keberlanjutan program-program pembinaan bank sampah tanpa merugikan lingkungan atau masyarakat setempat.

  1. Tingkat Hukum (Legal Responsibility):

Unilever beroperasi dalam kerangka hukum dan memastikan bahwa kegiatan perusahaan sesuai dengan regulasi yang berlaku. Dalam konteks pembinaan bank sampah, Unilever dapat berperan dalam mendukung dan mematuhi regulasi terkait pengelolaan sampah dan lingkungan di setiap daerah operasionalnya.

4.             4.Tingkat Ekonomi (Economic Responsibility):

Unilever memiliki tanggung jawab untuk menciptakan lapangan kerja, memberikan dividen kepada pemegang saham, dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi. Melalui pembinaan bank sampah, Unilever dapat membantu menciptakan peluang ekonomi baru bagi masyarakat, seperti melalui pelatihan, pendidikan, dan pekerjaan yang terkait dengan manajemen sampah.


Shinta, A. (2013, April 9). Persepsi Terhadap Lingkungan. KUPASIANA. http://kupasiana.psikologiup45.com/2013/04/persepsi-terhadap-lingkungan.html

0 komentar:

Posting Komentar