PERSEPSI DAN PERILAKU TERHADAP PERMASALAHAN SAMPAH
Essay ini dibuat guna
memenuhi Ujian Akhir Semester
Psikologi Lingkungan
Oleh :
Nur Achmad Fauzy
Rahman (22310420164)
Dosen Pengampu : Dr.
Dra. Arundati Shinta MA
Fakultas Psikologi
Universitas
Proklamasi 45
Yogyakarta
Jawaban 1
Persepsi antara
manusia satu dengan yang lainnya mungkin saja berbeda, bahkan dalam waktu yang
sama pun persepsi yang hadir dapat saling berlawanan meskipun stimulus nya
sama.
Persepsi menurut Robert J. Stenberg, merupakan
seperangkat proses yang dengannya kita mengenali, mengorganisasikan dan
memahami serapan-serapan indrawi yang kita terima dari stimulan lingkungan.
Sedangkan menurut Sarlito Wirawan Sarwono, persepsi
adalah kemampuan manusia untuk membedakan, pengelompokan dan memfokuskan
objek-objek.
Persepsi
masyarakat terhadap perilaku membangkang terhadap perintah dalam aturan
undang-undang no. 18 tahun 2008 ini memiliki keterkaitan atau berhubungan.
Persepsi setiap individu dapat berbeda-beda dalam
memunculkan perilaku-perilaku yang akan dilakukan setiap orang, meskipun pada
hakikatnya stimulus yang ada itu sama.
Perbedaan
persepsi tentang peraturan pemerintah, memicu timbulnya dua arah antara
individu yang mendukung dan mengimplementasikan peraturan tersebut ke
dalam kehidupan bermasyarakat dan
individu yang tahu bahwa adanya peraturan pemerintah mengenai permasalahan
sampah tersebut akan tetapi memilih untuk tidak mengindahkan bahkan tidak
peduli bahwa peraturan undang-undang tersebut harus dipatuhi.
Dalam psikologi ini ada cara untuk menjelaskan persepsi
dalam bentuk skema yang biasa dikenal dengan skema persepsi yang dikemukakan
oleh Paul A. Bell dkk.
Gambar 1. Skema Persepsi
Dilihat dari skema di atas, dapat dijelaskan bahwa individu
mengamati dan ingin memahami suatu objek fisik yang ada dilingkungannya. Hasil
dari persepsi tentang objek apabila masih dalam batasan yang optimal maka
individu dalam kondisi Homeostatis,
yakni keadaan yang seimbang dan perasaan yang sesuai dengan harapan. Namun jika
diluar batasan optimal maka individu akan mengalami stress. Hal ini memicu
individu untuk melakukan coping demi menyesuaikan dirinya dengan lingkungan.
Sebagai hasil dari Coping Behavior
ada dua kemungkinan yaitu tingkah laku coping tidak membawa hasil yang
diharapkan dan kemudian menyebabkan stress
berlanjut. Lalu, tingkah laku coping yang berhasil dalam hal ini terjadi
penyesuaian antara individu dengan lingkungannya (adaptasi) atau penyesuaian keadaan pada diri individu (adjusment). Dampak dari dua kemungkinan
coping behavior tersebut akan berpengaruh pada kondisi atau persepsi individu.
Jawaban 2
Unilever
secara konsisten mengajak masyarakat untuk mengambil bagian dalam menciptakan
lingkungan yang bersih dari sampah. Menurut Unilever, Bank sampah merupakan
salah satu sarana yang efektif dan bermanfaat bagi masyarakat lingkup terkecil.
Unilever Indonesia kini memperkuat eksistensi dan peranan
bank sampah melalui digitalisasi.
Dilihat dari sisi Piramida Carrol dapat dijelaskan empat
tingkatan aspek yang saling terkait sebagai berikut:
1.
Economic
Responsibilities (tanggung jawab ekonomi), Unilever tetap harus melakukan
bisnis setidaknya untuk menutupi biaya modal yang keluar.
2.
Legal
Responsibilities (tanggung jawab hukum), bahwa Unilever tidak boleh terlibat
dalam kegiatan ilegal dan harus sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang
ada dan berlaku.
3.
Ethical
Responsibilities (tanggung jawab etis), menggambarkan kebutuhan Unilever secara
adil dan etis untuk bertindak atas undang-undang yang ada.
4.
Philantropic
Responsibilities (tanggung jawab filantropis), menggambarkan keterlibatan
komunitas kreatif dari perusahaan kepada harapan masyarakat.
Untuk bertahan, perusahaan harus memenuhi dua tingkat yaitu
pertama dan kedua, tingkat ketiga adalah tindakan moral yang penting untuk
diterima oleh masyarakat dan tingkat keempat adalah murni sukarela,tapi yang
diinginkan secara sosial.
Bank sampah dapat berperan sebagai dropping point bagi
produsen untuk produk dan kemasan produk yang masa pakainya telah usai. Lewat
pola ini volume sampah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir dapat berkurang.
DAFTAR PUSTAKA
Bimo Walgito, Pengantar
Psikologi Umum (Yogyakarta: Penerbit Andi, 2010), 100
Robert J.Stenberg, Psikologi
Kognitif (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2008), 105.
Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi (Jakarta: Bulan Bintang, 1991), 39.
0 komentar:
Posting Komentar