Kamis, 28 Desember 2023

Esai UAS Psikologi Lingkungan Nur Achmad Fauzy Rahman (22310420164)

 

PERSEPSI DAN PERILAKU TERHADAP PERMASALAHAN SAMPAH

Essay ini dibuat guna memenuhi Ujian Akhir Semester

Psikologi Lingkungan

Oleh :

Nur Achmad Fauzy Rahman (22310420164)

Dosen Pengampu : Dr. Dra. Arundati Shinta MA

Fakultas Psikologi

Universitas Proklamasi 45

Yogyakarta

Jawaban 1     

 


Persepsi antara manusia satu dengan yang lainnya mungkin saja berbeda, bahkan dalam waktu yang sama pun persepsi yang hadir dapat saling berlawanan meskipun stimulus nya sama.

Persepsi menurut Robert J. Stenberg, merupakan seperangkat proses yang dengannya kita mengenali, mengorganisasikan dan memahami serapan-serapan indrawi yang kita terima dari stimulan lingkungan.

Sedangkan menurut Sarlito Wirawan Sarwono, persepsi adalah kemampuan manusia untuk membedakan, pengelompokan dan memfokuskan objek-objek.

            Persepsi masyarakat terhadap perilaku membangkang terhadap perintah dalam aturan undang-undang no. 18 tahun 2008 ini memiliki keterkaitan atau berhubungan.

Persepsi setiap individu dapat berbeda-beda dalam memunculkan perilaku-perilaku yang akan dilakukan setiap orang, meskipun pada hakikatnya stimulus yang ada itu sama.

Perbedaan persepsi tentang peraturan pemerintah, memicu timbulnya dua arah antara individu yang mendukung dan mengimplementasikan peraturan tersebut ke dalam  kehidupan bermasyarakat dan individu yang tahu bahwa adanya peraturan pemerintah mengenai permasalahan sampah tersebut akan tetapi memilih untuk tidak mengindahkan bahkan tidak peduli bahwa peraturan undang-undang tersebut harus dipatuhi.

Dalam psikologi ini ada cara untuk menjelaskan persepsi dalam bentuk skema yang biasa dikenal dengan skema persepsi yang dikemukakan oleh Paul A. Bell dkk.

Gambar 1. Skema Persepsi

Dilihat dari skema di atas, dapat dijelaskan bahwa individu mengamati dan ingin memahami suatu objek fisik yang ada dilingkungannya. Hasil dari persepsi tentang objek apabila masih dalam batasan yang optimal maka individu dalam kondisi Homeostatis, yakni keadaan yang seimbang dan perasaan yang sesuai dengan harapan. Namun jika diluar batasan optimal maka individu akan mengalami stress. Hal ini memicu individu untuk melakukan coping demi menyesuaikan dirinya dengan lingkungan. Sebagai hasil dari Coping Behavior ada dua kemungkinan yaitu tingkah laku coping tidak membawa hasil yang diharapkan dan kemudian menyebabkan stress berlanjut. Lalu, tingkah laku coping yang berhasil dalam hal ini terjadi penyesuaian antara individu dengan lingkungannya (adaptasi) atau penyesuaian keadaan pada diri individu (adjusment). Dampak dari dua kemungkinan coping behavior tersebut akan berpengaruh pada kondisi atau persepsi individu.

 

Jawaban 2

           


            Unilever secara konsisten mengajak masyarakat untuk mengambil bagian dalam menciptakan lingkungan yang bersih dari sampah. Menurut Unilever, Bank sampah merupakan salah satu sarana yang efektif dan bermanfaat bagi masyarakat lingkup terkecil.

Unilever Indonesia kini memperkuat eksistensi dan peranan bank sampah melalui digitalisasi.

Dilihat dari sisi Piramida Carrol dapat dijelaskan empat tingkatan aspek yang saling terkait sebagai berikut:

 

 

1.     Economic Responsibilities (tanggung jawab ekonomi), Unilever tetap harus melakukan bisnis setidaknya untuk menutupi biaya modal yang keluar.

2.     Legal Responsibilities (tanggung jawab hukum), bahwa Unilever tidak boleh terlibat dalam kegiatan ilegal dan harus sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang ada dan berlaku.

3.     Ethical Responsibilities (tanggung jawab etis), menggambarkan kebutuhan Unilever secara adil dan etis untuk bertindak atas undang-undang yang ada.

4.     Philantropic Responsibilities (tanggung jawab filantropis), menggambarkan keterlibatan komunitas kreatif dari perusahaan kepada harapan masyarakat.

 

Untuk bertahan, perusahaan harus memenuhi dua tingkat yaitu pertama dan kedua, tingkat ketiga adalah tindakan moral yang penting untuk diterima oleh masyarakat dan tingkat keempat adalah murni sukarela,tapi yang diinginkan secara sosial.

 

Bank sampah dapat berperan sebagai dropping point bagi produsen untuk produk dan kemasan produk yang masa pakainya telah usai. Lewat pola ini volume sampah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir dapat berkurang.

 


DAFTAR PUSTAKA

 

Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum (Yogyakarta: Penerbit Andi, 2010), 100

Robert J.Stenberg, Psikologi Kognitif (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2008), 105.

Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi (Jakarta: Bulan Bintang, 1991), 39.

 

 

 

 

 

 

0 komentar:

Posting Komentar