Kamis, 28 Desember 2023

Essay UAS PSI LINGKUNGAN_INDRIYANI

 Hubungan Persepsi dan Perilaku Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah Serta Peran Unilever Dalam Pembinaan Bank Sampah di Masyarakat

Essay UAS Psikologi Lingkungan

Dosen Pengampu : Dr., Dra. Arundati Shinta MA

 

INDRIYANI

22310410035

 

Fakultas Psikologi

Universitas Proklamasi 45

Yogyakarta

 

 Apa persepsi lingkungan hidup itu? Persepsi terhadap lingkungan hidup adalah cara-cara individu memahami dan menerima stimulus lingkungan yang dihadapinya. Proses pemahaman tersebut menjadi lebih mudah karena individu mengaitkan objek yang diamatinya dengan pengalaman tertentu, dengan fungsi objek, dan dengan menciptakan makna-makna yang terkandung dalam objek itu. Penciptaan makna-makna itu terkadang meluas, sesuai dengan kebutuhan individu (Fisher, Bell, & Baum, 1984).

Persepsi adalah proses bagaimana seseorang memahami dan menginterpretasikan suatu informasi. Persepsi dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti pengalaman, pengetahuan, dan keyakinan. Perilaku adalah tindakan atau perbuatan yang dilakukan oleh seseorang.

Bagaimana cara menjelaskan persepsi dalam bentuk skema? Berikut adalah skema persepsi yang dikemukakan oleh Paul A. Bell dan kawan-kawan (dalam Sarwono, 1995). 

 Gambar 1. Skema persepsi

 Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 menyebutkan bahwa definisi sampah sebagai sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat, sedangkan pengelolaan sampah merupakan kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah.

Hubungan antara persepsi dengan perilaku orang-orang yang sering membangkang perintah UU No. 18 Tahun 2008 Tentang Pengolahan Sampah dapat dijelaskan sebagai berikut:

-          Beberapa orang mungkin mempunyai persepsi yang salah mengenai sampah. Misalnya, kita mungkin menganggap sampah sebagai hal yang tidak penting atau tidak berbahaya. Mereka mungkin juga berpikir bahwa pembuangan sampah adalah tanggung jawab pemerintah atau orang lain. Kesalahpahaman ini dapat mengakibatkan tindakan yang tidak sesuai dengan UU No. 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah, termasuk membuang sampah sembarangan.

-          Beberapa orang mungkin mempunyai gagasan yang tidak realistis mengenai dampak negatif sampah. Misalnya, kita bisa berasumsi bahwa sampah tidak lagi menimbulkan masalah serius di kemudian hari. Selain itu, masyarakat mungkin berpikir bahwa hanya orang lain, bukan diri mereka sendiri, yang merasakan dampak negatif sampah, dan persepsi yang tidak realistis ini dapat menyebabkan mereka menjadi tidak peduli terhadap dampak negatif sampah, misalnya dengan sembarangan membuang sampah atau tidak mengurangi penggunaan barang sekali pakai.

Sampah, masalah global yang kian mendesak, menghantui kelestarian lingkungan dan kesehatan manusia. Pembuangan sembarangan menjadi mimpi buruk yang menghantui, mencemari sungai, melahap lautan, dan menggerogoti keharmonisan lingkungan.

Menyikapi krisis ini, munculah inovasi pengelolaan sampah berbasis masyarakat: bank sampah. Sebagai wadah untuk mengumpulkan, memilah, dan menjual limbah, bank sampah memberdayakan masyarakat dan mengubah sampah dari beban menjadi sumber penghasilan. Namun, keberlangsungannya tak lepas dari dukungan beragam pihak, salah satunya raksasa korporasi seperti Unilever.

Piramida Carroll adalah sebuah model yang menggambarkan tingkat tanggung jawab sosial perusahaan. Piramida ini terdiri dari empat tingkat, yaitu:

 

Gambar 2. Piramida Carroll

Melalui Piramida Carroll, peran Unilever dalam pembinaan bank sampah dapat dianalisis sebagai berikut:

1.    Economic Responsibilities, Unilever menyediakan produk dan layanan yang aman dan bermanfaat bagi masyarakat. Unilever juga berperan untuk melindungi lingkungan, termasuk melalui program pengelolaan sampah yang berkelanjutan.

2.    Legal Responsibilities, Unilever mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia, termasuk peraturan tentang pengelolaan sampah. Unilever juga mendukung upaya pemerintah dalam mengatasi permasalahan sampah.

3.    Ethical Responsibilities, Penting untuk diketahui bahwa perilaku integritas dan etika perusahaan lebih dari sekedar kepatuhan terhadap hukum dan peraturan. Ada baiknya unilever berlaku sesuai dengan norma dan moral yang berlaku di masyarakat.

4.    Philanthropic Responsibilities, Unilever Unilever memberikan dukungan kepada bank sampah di Indonesia melalui berbagai program, antara lain pelatihan, pendampingan, dan bantuan dana.

 

 

Daftar Pustaka

Aini, N. MODEL CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH BERDASARKAN PIRAMIDA CSR CARROLL.

Nugraha, A., Sutjahjo, S. H., & Amin, A. A. (2018). Analisis persepsi dan partisipasi masyarakat terhadap pengelolaan sampah rumah tangga di Jakarta Selatan. Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam Dan Lingkungan (Journal of Natural Resources and Environmental Management)8(1), 7-14.

Shinta, Arundinta. (2013). Persepsi Terhadap Lingkungan. Diakses pada 28 Desember 2023 dari http://kupasiana.psikologiup45.com/2013/04/persepsi-terhadap-lingkungan.html

 

0 komentar:

Posting Komentar