Persepsi Terhadap Lingkungan Hidup dan Pengolahan Sampah
Psikologi Lingkungan Essay Ujian Akhir Semester
Dosen Pengampu : Dr., Dra. Arundati Shinta M
Wildan Hanif Nurfauzan
21310410202
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
Persepsi Terhadap Lingkungan Hidup dan
Pengolahan Sampah
Persepsi
terhadap lingkungan hidup adalah cara individu memahami dan menerima stimulus
lingkungan yang dihadapinya. Hal ini mempengaruhi bagaimana mereka menangani
sampah dan mengolahnya secara ramah lingkungan. Dalam konteks Undang-Undang No.
18 Tahun 2008 Tentang Pengolahan Sampah, persepsi masyarakat terhadap sampah
dan perilaku pengolahan sampah sangat penting.
Faktor yang mempengaruhi persepsi terhadap
lingkungan hidup dan pengolahan sampah, yaitu :
1. Budaya : Budaya
kuat peranannya dalam mempengaruhi persepsi masyarakat. Misalnya, suku-suku
Afrika primitif terrias dengan lingkungan alamiah yang mana banyak benda-benda
alamiah yang sifatnya melingkar-lingkar, dan mereka tidak terpengaruh oleh
gejala ilusi Muller-Lyer.
2. Status sosial
ekonomi : Status sosial ekonomi individu mempengaruhi bagaimana mereka
menangani sampah dan mengolahnya. Contohnya, usia, agama, dan interaksi antara
peran gender, desa/kota, dan suku juga mempengaruhi persepsi terhadap
lingkungan hidup.
3. Pengalaman dan
pengetahuan : Pengalaman dan pengetahuan individu dalam bidang konservasi dan
pengolahan sampah juga mempengaruhi persepsi terhadap lingkungan hidup.
Misalnya, individu yang memiliki pengalaman dan pengetahuan yang kuat dalam
konservasi dan pengolahan sampah akan memiliki persepsi yang lebih positif
terhadap lingkungan hidup dan pengolahan sampah.
4. Interaksi peran
gender, desa/kota, dan suku : Interaksi antara peran gender, desa/kota, dan suku
juga mempengaruhi persepsi terhadap lingkungan hidup dan pengolahan sampah.
Misalnya, persepsi terhadap lingkungan hidup dan pengolahan sampah dapat
berbeda di antara kota dan desa, serta antara suku-suku yang berbeda..
Dalam menghadapi perilaku pengolahan
sampah yang tidak disarankan, masyarakat perlu meningkatkan persepsi terhadap
lingkungan hidup dan pengolahan sampah. Hal ini dapat dilakukan melalui
penelitian, diskusi, dan pelatihan tentang peran penting pengolahan sampah dan
bagaimana berkelanjutan persepsi yang positif terhadap lingkungan hidup.
Dalam menghadapi situasi di tempat tidak
nyaman atau berbahaya, masyarakat dapat mengembangkan kemampuan untuk
menghadapi stimulus-stimulus baru dan mengatasi stress yang disebabkan oleh
situasi tersebut. Hal ini dapat dilakukan melalui berbagai strategi, seperti
menemukan alternatif perilaku, menghubungi dosen, atau menambah kekumuhan
kampus.
Dalam konteks Undang-Undang No. 18 Tahun 2008 Tentang Pengolahan Sampah, persepsi terhadap lingkungan hidup dan pengolahan sampah sangat penting. Dengan memahami dan mengurangi persepsi yang negatif terhadap lingkungan hidup dan pengolahan sampah, masyarakat dapat lebih berkelanjutan untuk melindungi lingkungan hidup dan mengolah sampah dengan lebih baik.
Dalam
konteks pembinaan bank sampah, peran Unilever dapat dijelaskan melalui Piramida
Carroll, yang merupakan kerangka kerja untuk tanggung jawab sosial perusahaan.
Unilever telah aktif dalam mempromosikan kesadaran lingkungan dan pengelolaan
sampah melalui berbagai inisiatif. Berikut adalah penjelasan peran Unilever
dalam pembinaan bank sampah melalui empat dimensi Piramida Carroll:
1.
Dimensi Ekonomi : Unilever telah membantu dalam pembinaan bank sampah, yang
pada akhirnya dapat memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat setempat. Dengan
memfasilitasi bank sampah, Unilever membantu menciptakan sumber penghasilan
tambahan bagi masyarakat melalui kegiatan pengumpulan, pemilahan, dan daur
ulang sampah.
2.
Dimensi Legalitas : Unilever juga berkontribusi pada pemenuhan aspek legalitas
terkait pengelolaan sampah. Hal ini sesuai dengan komitmen perusahaan untuk
mematuhi regulasi lingkungan dan perundang-undangan terkait pengelolaan sampah.
3.
Dimensi Etika : Unilever melalui pembinaan bank sampah turut mempromosikan
nilai-nilai keberlanjutan dan tanggung jawab lingkungan. Dengan mendorong
praktik daur ulang dan pengelolaan sampah yang bertanggung jawab, perusahaan
ini berperan dalam membangun kesadaran akan pentingnya perlindungan lingkungan.
4.
Dimensi Filantropi : Unilever juga menunjukkan komitmennya dalam memberikan
kontribusi positif bagi masyarakat dan lingkungan. Dengan menciptakan
program-program yang mendukung pengelolaan sampah, perusahaan ini berperan
dalam membangun hubungan yang harmonis dengan masyarakat setempat.
Dengan demikian, melalui berbagai
inisiatif dalam pembinaan bank sampah, Unilever telah berperan dalam memenuhi
berbagai dimensi tanggung jawab sosial perusahaan menurut Piramida Carroll.
Selain memberikan manfaat ekonomi, Unilever juga memastikan kepatuhan terhadap
regulasi, mempromosikan nilai-nilai etika dan keberlanjutan, serta memberikan
kontribusi positif bagi masyarakat dan lingkungan.
Referensi
:
http://kupasiana.psikologiup45.com/2013/04/persepsi-terhadap-lingkungan.html
0 komentar:
Posting Komentar