Senin, 10 Januari 2022

Konflik dalam Organisasi

KONFLIK DALAM ORGANISASI Essay Persyaratan Ujian Akhir Semester Psikologi Sosial II (Semester 3 Ganjil 2021/2022) Lilian Diva Ramadhani (20310410014) Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta Dosen Pengampu: Dr. Arundati Shinta, M.A konflik adalah bagian dari kehidupan berorganisasi yang tidak dapat dihindari. Konflik berakar dari karakteristik struktural maupun kepribadian yang tidak cocok. Sumber daya organisasi tidak melimpah, pegawai mempunyai kepentingan serta pandangan yang beraneka ragam, serta ciri lain yang membuat konflik merupakan realitas yang tidak pernah berhenti. Konflik dalam sebuah organisasi sangat rawan terjadi, proses organisasi yang ketatmenjadikan konflik tak dapat dihindari. Tapi, konflik dapat diatasi dengan baik jika ada yang mengelola. Dalam dunia bisnis, proses ini sering disebut manajemen konflik. Manajemen adalah pengelolaan sebuah organisasi atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan organisasi. Sedangkan konflik adalah proses yang terjadi antara dua orang atau lebih dengan tujuan menyingkirkan orang lain. Jadi, manajemen konflik adalah sebuah pendekatan yang dilakukan untuk mengelola konflik, berkomunikasi dengan pelaku konflik, dan menjaga kepentingan bersama dalam suatu organisasi. Menurut Howard Ross, seorang pakar, manajemen konflik adalah langkah yang diambil pihak ketiga dengan tujuan mengarahkan konflik ke hasil tertentu yang mungkin menghasilkan hasil akhir berupa penyelesaian konflik atau menghasilkan ketenangan atau hasil mufakat. Jadi, konflik bisa jadi tidak hilang dalam proses organisasi, namun tetap bisa dikelola agar proses organisasi tetap mengarah ke hasil positif. Manajemen konflik dilakukan dengan beberapa tujuan, yaitu: · MENCEGAH kemungkinan terjadinya konflik. · MENGHINDARI dari adanya konflik yang terjadi. · MENGURANGI DAMPAK risiko yang diakibatkan oleh adanya konflik. · MENYELESAIKAN konflik dalam waktu sesingkat mungkin. Untuk mengelolanya, hal pertama yang dilakukan adalah memahami permasalahan. Mendeteksi masalah sangat penting. Saat kita salah mendeteksi masalah, bisa jadi proses pengelolaan konflik yang dilakukan akan gagal total. Selanjutnya, seperti seorang dokter, kita harus mendiagnosa dari mana konflik ini timbul. Siapa saja yang terlibat, dimana konflik ini terjadi, dan bagaimana cara yang terbaik untuk mengatasinya. Saat dua hal di atas sudah dijalankan, yang terpenting adalah menyepakati solusi yang tepat bagi konflik tersebut antara pihak yang berkonflik, serta komitmen dalam melaksanakan solusi yang disepakati. Selanjutnya, jangan lupakan untuk mengevaluasi berjalannya solusi. Saat semua berkomitmen, konflik bisa dikelola dengan baik untuk kepentingan bersama. Proses mengelola konflik, adalah salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang manajer. Selain itu, ada beberapa kompetensi lain yang berkaitan dengan organisasi yang juga harus dimiliki. Macam-macam konflik yang ada dalam organisasi : 1. konflik dan Keefektifan Organisasi Bagi kebanyakan orang istilah konflik organisasi mempunyai konotasi negatif. Organisasi yang efektif biasanya dianggap sebagai sekelompok individu terkoordinasi yang bekerja untuk mencapai tujuan bersama. Dalam pandangan ini, konflik hanya merintangi koordinasi dan kerja sama tim dibutuhkan untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi. Namun ada pandangan yang lain tentang konflik. Pandangan yang satu ini berargumentasi bahwa konflik meningkatkan keefektifan organisasi dengan merangsang perubahan dan memperbaiki proses pengambilan keputusan. 2. Pengambilan Keputusan Partisipatif. Bukti menunjukkan bahwa pengambilan keputusan secara bersama, di mana mereka yang akan terkena oleh suatu keputusan diikutsertakan dalam badan yang mengambil keputusan, akan mendorong terjadinya konflik. 3. ketidak puasan Peran. Yang dekat dengan ketaksesuaian status adalah ketakpuasan peran. Ketakpuasan peran dapat berasal dari sejumlah sumber, salah satu di antaranya adalah ketakpuasan status. Jika seseorang merasa bahwa ia berhak mendapatkan promosi untuk mencerminkan rekor keberhasilannya, maka ia menderita ketakpuasan peran maupun ketaksesuaian status yang dipersepsikan. 4. Distorsi Komunikasi, salah satu sumber konflik yang sering dikemukakan adalah kesukaran dalam komunikasi. Kasus yang lebih jelas adalah komunikasi vertikal. Jika diteruskan di atas dan ke bawah di dalam hierarki itu, komunikasi itu peka terhadap kedwiartian dan distorsi. Tetapi distorsi juga terjadi pada tingkat horisontal. Referensi : Disarikan dari buku: Teori Organisasi Struktur, Desain & Aplikasi, penulis: Stephen P. Robbins, halaman: 449 https://ppsdmaparatur.esdm.go.id/seputar-ppsdma/mengelola-konflik-untuk-organisasi-yang-lebih-baik

0 komentar:

Posting Komentar