Jumat, 07 Januari 2022

BUKAN HANYA LAKI-LAKI, PEREMPUAN BISA MENJADI PEMIMPIN!

 

BUKAN HANYA LAKI-LAKI, PEREMPUAN BISA MENJADI PEMIMPIN!

 

Nama : Atika Nuryanti
Nim. 20310410064
Dosen Pengampu : Dr. Arundhati Shinta, MA
Essay ini ditulis guna pemenuhan Ujian Akhir semester 
mata kuliah Psikologi Managemen dan Organisasi

Peran gender dalam konsep kepemimpinan dan penyediaan alternatif guna membantu memecahkan dilema bagi perempuan. Hal yang  menjadi hambatan bagi para pemimpin perempuan adalah apa yang disebut Jamieson sebagai ikatan feminin/ kompetensi, di mana tindakan `feminin' dikaitkan dengan inkompetensi, dan tindakan `kompeten' dikaitkan dengan polaritas yang berlawanan dari sifatsifat maskulin yang ketika diadopsi oleh perempuan hanya dapat mengarah pada kesimpulan bahwa seseorang harus 'tidak feminin' untuk menjadi kompeten'' (Jamieson, 1995).

Akan tetapi, perempuan cenderung tidak terpilih sebagai pemimpin dan perilaku kepemimpinan yang sama sering dievaluasi lebih positif bila dikaitkan dengan laki-laki daripada perempuan (Kolb, 1997). Munculnya kepemimpinan dan implikasi dari faktor-faktor ini dalam hal mengevaluasi perbedaan laki-laki versus perempuan yang nyata atau yang dirasakan.

Terdapat beberapa faktor penyebab yang dipilih, disajikan untuk memberikan apresiasi kepada pembaca tentang kompleksitas masalah dan komponen masalah. Lebih penting lagi, diyakini bahwa apa yang mungkin dimulai sebagai pertanyaan dan jawaban yang sangat sederhana (T: apakah pria atau wanita menjadi pemimpin yang lebih baik? J: pria adalah pemimpin yang lebih baik karena biologi yang membuat mereka demikian) dengan cepat berkembang dalam kompleksitas.

Hal tersebut merupakan pertimbangan faktor penyebab memang memberikan beberapa wawasan tentang kompleksitas ini. Karena Seorang pemimpin dengan gaya kepemimpinannya merupakan kondisi sine qua non yang seharusnya dimiliki oleh setiap pemimpin organisasi. Efektivitas seorang pemimpin ditentukan oleh kepiawaiannya mempengaruhi dan mengarahkan paraanggotanya. Pemimpin dapat mempengaruhi semangat dan kegairahan kerja, selain itu sikap pemimpin wanita, kepercayaan diri wanita, pengalaman kerja wanita sebelumnya, lingkungan perusahaan, dan jaringan orang tua juga menjadi faktor pengaruh gaya kepemimpinan.

Permasalahan gender menunjukkan tidak banyak perbedaan gender dalam hal organisasi. Namun jika gender dihubungkan dengan gaya kepemimpinan terlihat adanya gaya tertentu khas perempuan. Bukan karena perbedaan jenis kelamin tapi lebih pada faktor karakteristik pekerjaan. Karakteristik pekerjaan tersebut berkaitan dengan gaya kepemimpinan perempuan didapati bahwa gaya kepemimpinan perempuan terbagi dua yaitu gaya kepemimpinan feminism dan gaya kepemimpinan transformasional.

Perempuan sebagai pemimpin memiliki hak sama dengan laki-laki. Perempuan tidak lagi dipandang sebagai sosok yang lemah lembut akan tetapi memiliki fondasi penting dalam kehidupan keluarga, organisasi maupun di lingkungan bermasyarakat. Sejalan dengan reformasi dan konsep gender menempatkan perempuan pada posisi yang sama di semua bidang kehidupan tak terkecuali sebagai pepimpin.

 

PUSTAKA :

Yulianti, R., Dedi, D., Pulus, D. 2018. Women Leadership: Telaah Kapasitas Perempuan Sebagai Pemimpin. MADANI Jurnal Politik dan Sosial Kemasyarakatan  Vol 10 (2).

Kolb, J. 1999. Pengaruh peran gender, sikap menuju kepemimpinan, dan kepercayaan diri pada munculnya pemimpin: implikasi untuk pengembangan kepemimpinan. Pengembangan Sumber Daya Manusia Triwulanan. Vol. 10 (4).

Jamieson, KH. 1995. Di luar Ikatan Ganda: Wanita dan Kepemimpinan. Oxford University Press, New York, NY.

0 komentar:

Posting Komentar