Senin, 10 Januari 2022

Jenis dan Gaya Kepemimpinan

 Jenis dan Gaya Kepemimpinan

Essay Persyaratan Ujian Akhir Semester Psikologi Sosial II

(Semester 3 Ganjil 2021/2022)

Rahayu (20310410061)

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

Dosen Pengampu: Dr. Arundati Shinta, M.A



Di jaman modern saat ini diperlukan usaha yang baik dan seorang Pemimpin yang bersifat jujur, adil dan transparan serta bisa meningkatkan kinerja karyawannya mulai bawah sampai atas. Terbentuknya kinerja yang baik akan menimbulkan umpan balik (feedback) kepada bawahan itu sendiri/pegawai, yaitu akan menimbulkan motivasi kerja yang tinggi dan juga umpan balik (feed back) pada atasan/pimpinan yaitu akan selalu memperbaiki kepemimpinannya dan mampu untuk mendorong/memotivasi bawahan dan kemudian performance akan tinggi sehingga kepuasan yang tercapai, pada akhirnya kinerja akan meningkat, menurut Stoner (1996) dan Usaha pencapaian tujuan organisasi ini tidak terlepas dari kinerja karyawannya, hal ini sangat penting karena karyawan adalah pemikir, perencana sekaligus pelaksana.

Thoha (1997) mengatakan bahwa gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan oleh seorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain. Dalam hal ini usaha menyelaraskan persepsi di antara orang yang akan mempengaruhi dengan orang yang perilakunya dipengaruhi menjadi sangat penting kedudukannya.

Menurut University of Iowa Studies yang dikutip Robbins dan Coulter (2002), Lewin menyimpulkan ada tiga gaya kepemimpinan; gaya kepemimpinan autokratis, gaya kepemimpinan demokratis, gaya kepemimpinan Laissez-Faire (Kendali Bebas).

Gaya Kepemimpinan Autokratis, Robbins dan Coulter (2002) menyatakan gaya kepemimpinan autokratis mendeskripsikan pemimpin yang cenderung memusatkan kekuasaan kepada dirinya sendiri, mendikte bagaimana tugas harus diselesaikan, membuat keputusan secara sepihak, dan meminimalisasi partisipasi karyawan. Sedangkan menurut Handoko dan Reksohadiprodjo (1997), ciri-ciri gaya kepemimpinan autokratis :

1.      Pemimpin kurang memperhatikan kebutuhan bawahan.

2.      Komunikasi hanya satu arah yaitu kebawah saja.

3.      Pemimpin cenderung menjadi pribadi dalam pujian dan kecamannya terhadap setiap anggota.

4.      Pemimpin mengambil jarak dari partisipasi kelompok aktif kecuali bila menunjukan keahliannya.

Gaya kepemimpinan Demokratis Menurut Robbins dan Coulter (2002), gaya kepemimpinan demokratis mendeskripsikan pemimpin yang cenderung mengikutsertakan karyawan dalam pengambilan keputusan, mendelegasikan kekuasaan, mendorong partisipasi karyawan dalam menentukan bagaimana metode kerja dan tujuan yang ingin dicapai, dan memandang umpan balik sebagai suatu kesempatan untuk melatih karyawan.Lebih lanjut ciri-ciri gaya kepemimpinan demokratis menurut Handoko dan Reksohadiprodjo (1997):

1.      Lebih memperhatikan bawahan untuk mencapai tujuan organisasi.

2.      Menekankan dua hal yaitu bawahan dan tugas.

3.      Pemimpin adalah obyektif atau fact-minded dalam pujian dan kecamannya dan

4.      Pemimpin mencoba menjadi seorang anggota kelompok biasa.

Gaya Kepemimpinan Laissez-faire (Kendali Bebas) Gaya kepemimpinan kendali bebas mendeskripsikan pemimpin yang secara keseluruhan memberikan karyawannya atau kelompok kebebasan dalam pembuatan keputusan dan menyelesaikan pekerjaan menurut cara yang menurut karyawannya paling sesuai menurut Robbins dan Coulter (2002). Ciri-ciri gaya kepemimpinan kendali bebas menurut Handoko dan Reksohadiprodjo (1997):

1.      Pemimpin membiarkan bawahannya untuk mengatur dirinya sendiri.

2.      Pemimpin hanya menentukan kebijaksanaan dan tujuan umum. Bawahan dapat mengambil keputusan yang relevan untuk mencapai tujuan dalam segala hal yang mereka anggap cocok.

 

 

Daftar Pustaka

Thoha, Miftah. 1993. Perilaku Organisasi: Konsep Dasar dan Aplikasinya. Rajawali Pers. Jakarta.

Robbins dan Coulter. 2002. Manajemen. PT Indeks Kelompok Gamedia. Jakarta.

Handoko, T Hani. 1999. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. BPFE. Yogyakarta.

0 komentar:

Posting Komentar