Minggu, 09 Januari 2022

PENJARA DI INDONESIA PENUH DENGAN KAUM ADAM! APAKAH GENDER MEMPENGARUHI AGRESIFITAS?

 

Essay Syarat Ujian Akhir Semester Tiga Mata Kuliah Psikologi Sosial II Tahun Ajaran 2021/2022

Dosen Pengampu: Dr., Dra. Arundari Shinta, M.A

Rosita Permatahati NIM 20310410075

FAKULTAS PSIKOLOGI

PROGRAM PENDIDIKAN PSIKOLOGI

UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA



 

Tahun 2018, jumlah tahanan di Indonesia mencapai 256.273 sedangkan tahanan laki-laki sekitar 241.402 tahanan. Dalam kurun waktu tiga tahun penambahan tahanan di Indonesia mencapai 80.000 tahanan (AntaraNews, 2018). Angka tersebut tentunya tidak sebanding dengan kapasitas penjara yang tersedia, rata-rata penjara di Indonesia sudah melebihi kapasitas atau overload (Kompas, 2021). Sedangkan untuk tahanan perempuan pada tahun 2018 sebanyak 13.569 tahanan (Kompas, 2018). Perbandingan antara jumlah tahanan laki-laki dan perempuan sangat jauh, tahanan laki-laki 200.000 jiwa lebih dibanding jumlah tahanan perempuan. Bila saat ini akan dibuatkan penjara baru itu hanya akan bisa menampung sekitar 35 ribu tahanan saja (AntaraNews, 2018).

Apakah gender mempengaruhi perilaku agresif? Sehingga penjara di penuhi oleh laki-laki. Perilaku agresif merupakan perilaku yang bertujuan untuk merusak, menghilangkan benda atau sesuatu milik orang lain baik secara verbal atau non verbal (Saputra. Et., al, 2017). Pada penelitian yang dilakukan oleh Fitri dkk pada tahun 2017 menunjukkan hasil bahwa tingkat agresif laki-laki lebih besar dari pada perempuan. Penelitian juga dilakukan oleh Merdekasari dan Caer pada tahun 2017 dengan kesimpulan yaitu tingkat perilaku agresif pada laki-laki lebih tinggi dari pada perempuan.

Laki-laki dikatakan lebih agresif dari pada perempuan karena laki-laki menghasilkan hormon testosteron dan progesteron yang mana kedua hormon tersebut dapat meningkatkan tingkat agresifitas pada laki-laki, sedangkan perempuan menghasilkan hormon estrogen yang mempengaruhi perasaan dan psikis (Suhardi, 2015). Berbedaan hormon tersebut merupakan faktor biologis yang mana sudah dibawa sejak individu lahir.

Jadi, gender sangat mempengaruhi tingkat agresifitas seorang individu yang mana laki-laki memproduksi hormon yang dapat meningkatkan agresifitas. Jadi tidak heran jika laki-laki lebih mudah berperilaku agresif dari pada perempuan. Dan perilaku agresif yang merusak dan tidak bisa di kontrol oleh individu itu sendiri membuat ia menjadi tahanan sehingga jumlah tahanan di Indonesia meningkat . Perlu sekali bagi pemerintah untuk menambah penjara di Indonesia serta sosialisasi mengenai pertahanan diri yang baik agar perilaku agresifitas tidak merusak atau merugikan orang lain.

 

DATAR PUSTAKA

Suhardi. (2015). Pengaruh perbedaan jenis kelamin dan pengetahuan konsep dasar ekologi terhadap kepedulian lingkungan, Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, 14(1). April 117-132.

 

Kompas. (2021). 9 lapas dengan kelebihan penghuni terbesar di indonesia https://amp.kompas.com/nasional/read/2021/09/10/15065291/9-lapas-dengan-kelebihan-penghuni-terbesar-di-indonesia diakses pada tanggal 9 Januari 2022.

Antaranews. (2018). Jumlah tahanan di Indonesia terlalu banyak https://m.antaranews.com/berita/697815/jumlah-tahanan-di-indonesia-terlalu-banyak diakses pada tanggal 9 Januari 2022.

Merdekasari, Arih & Tqriqul Chaer. (2017). Perbedaan perilaku agresif antara siswa laki-laki dan siswa perempuan di SMPN 1 Kasreman Ngawi, Jurnal Psikoligi Pendidikan & Konserling. 3(1) Juni 53-60.

Fitri, S., Luawo, M. I. R., & Puspasari, D. (2016). Gambaran agresifitas pada remaja laki-laki siswa SMA DI Jakarta, Jurnal Bimbingan Konseling. 5(2). Desember 155-168.

Saputra, W. N. E., Hanifah, N., & Widagdo, D., N. (2017). Perbedaan tingkat perilaku agresif berdasarkan jenis kelamin pada siswa sekolah menengah kejuruan kota yogyakarta, Jurnal Kajian Bimbingan dan Konserling. 2(4). Desember 142-147.

0 komentar:

Posting Komentar