Kamis, 06 Januari 2022

KARYAWAN TAK BERPRESTASI MENCERMINKAN PEMIMPIN MINIM PRESTASI, BENARKAH?

 KARYAWAN TAK BERPRESTASI MENCERMINKAN PEMIMPIN MINIM PRESTASI, BENARKAH?

Essay Pra-syarat Ujian Akhir Semester Psikologi Manajemen Organisasi

Semester Ganjil (2021/2022)

Shafadita Putri Trisdianty (20310410042)

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

Dosen Pengampu: Dr. Arundhati Shinta, MA.

    Dalam dunia kerja, perusahaan pada umumnya mencari keuntungan semaksimal mungkin. Bukan hal mudah untuk mewujudkan hal tersebut, butuh perencanaan yang matang hingga sampai ke tujuan akhir. Perusahaan pun perlu sumber daya manusia yang bertanggung jawab terhadap sukses atau tidaknya kegiatan dalam perusahaan. Unsur manusia memegang peranan khusus dalam setiap kegiatan atau aktivitas perusahaan untuk dapat berproduksi atau berprestasi. Mangkunegara (2005:67) menjelaskan bahwa Prestasi kerja ialah hasil kerja yang secara kualitas dan kuantitas dicapai olah seorang karyawan/pegawai dalam melaksanakan tugas sesuai tanggungjawab yang diberikan.Faktor yang mempengaruhi prestasi kerja dalam Mangkunegara (2006:15) menurut Timpe yakni a.Faktor internal (disposisional) yang dihubungkan dengan sifat seseorang, contohnya yakni prestasi baik karena berkemampuan tinggi dan tipe pekerja keras, sedangkan sebaliknya prestasi buruk karena berkemampuan rendah dan tak berupaya untuk memperbaikinya; b.Faktor eksternal yakni berasal dari lingkungan diantaranya perilaku, sikap, dan tindakan-tindakan rekan kerja, bawahan atau pimpinan, fasilitas kerja, dan iklim organisasi.

    Kepemimpinan ialah kemampuan untuk menanamkan keyakinan dan memperoleh dukungan dari anggota organisasi guna mencapai tujuan organisasi. Sedangkan  pemimpin yakni seseorang yang berkemampuan membawa organisasi agar tujuannya tercapai dengan bersikap sebagai panutan, sebagai pengasuh yang mendorong, menuntun, dan membimbing serta berkemampuan menumbuhkan dan mengembangkan hal yang baik dari asuhannya. Terciptanya perubahan yang signifikan dalam organisasi salah satunya yakni prestasi kerja ialah hal yang diharapkan dari adanya pemimpin. Pengaruh faktor kepemimpinan terhadap kinerja atau prestasi pegawai tergantung pada gaya kepemimpinan seseorang dalam memimpin bawahannya. Tepatnya memilih gaya kepemimpinan disertai dengan motivasi internal ataupun eksternal bisa mengarahkan pencapaian tujuan perseorangan ataupun organisasi.  Secara faktual, Mental dan sikap yang kuat harus dimiliki oleh pemimpin dalam setiap keadaan sehingga tidak mudah hanyut oleh keraguan. Sudah selayaknya pemimpin bersikap disiplin, tegas, lugas dan cerdas agar mampu mengontrol keadaan dengan baik. Pemimpin yang cerdas akan mempelajari hal dengan detail agar tindakannya tidak menciptakan kesalahpahaman serta berpikir secara cerdas dan bertindak cerdas. Pemimpin yang cerdas dan berprestasi berpeluang besar memiliki karyawan yang juga tinggi prestasi dalam bekerja. Dan sebaliknya, jika pemimpin saja minim prestasi, maka karyawannya pun besar kemungkinan punya motivasi rendah untuk berprestasi atau bekerja secara optimal.

    Terlepas dari model manajemen sumberdaya manusia, motivasi psikologis sebenarnya bisa dilakukan apabila karyawan punya kreativitas, inisiatif, mandiri, mau menerima tanggungjawab dan mau berkembang. Dan jika tidak, peran pemimpin tetap harus memberikan motivasi. Perlu pendekatan oleh pemimpin yang menekankan hubungan interpersonal yang baik antara pimpinan dengan karyawan. Contoh sederhananya, seorang pemimpin mengingat nama karyawan dan memanggilnya ketika berjumpa akan menimbulkan rasa senang dihati karyawan. Selain itu, pemimpin berusaha mengetahui kesulitan karyawan dan bersimpati akan meningkatkan gairah kinerja karyawan karena secara tidak langsung kebutuhan karyawan yakni kebutuhan akan penghargaan atau harga diri terpenuhi. Pemimpin sebaiknya selalu menjaga hubungan interpersonal yang baik dengan karyawannya agar mengetahui  perubahan dan perkembangan motivasi sehingga prestasi kerja meningkat dan optimal.

P    emimpin yang banyak prestasi, sudah pasti bisa memberikan motivasi dan menjadi suri tauladan bagi karyawannya. Hal ini sesuai dengan sifat masyarakat Indonesia yang berorientasi ke atas. Sifat masyarakat yang demikian disebut “bapakisme” yang diibaratkan pemimpin memberikan suri tauladan, panutan termasuk mengarahkan karyawannya untuk berprestasi. Pemimpin yang banyak prestasi layaknya “bapakisme” lebih disegani dan secara tidak langsung menyadarkan karyawannya mengenai kebutuhan psikologis agar bisa terpenuhi sehingga prestasi kerja meningkat.

Daftar Pustaka

    Kurniawan, M. (2019). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Kerja Karyawan Pada PT. Excelcomindo Engineering IndonesiaSumatera. Jurnal Media Wahana Ekonomika, 15(3), 39. https://doi.org/10.31851/jmwe.v15i3.2888

    Larasati, D. (2018). Pengaruh Kualitas Pemimpin Terhadap Kinerja Karyawan melalui Budaya Organisasi , Strategi Organisasi dan Motivasi Karyawan ( Study Kasus pada BPS se eks Karesidenan Kedu ) Diajukan oleh : PROGRAM STUDI MAGISTER MANAGEMEN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAK. Jurnal Manajemen Dan Organisasi, 200

    Mangkunegara,A.A.A.P.(2005). Manajemen Sumber Daya Manusia. Perusahaan. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya

    Purwanto, H. (2013). Pengaruh Kepemimpinan Dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan. Jurnal Ekomaks Volume 2 Nomor 2 September 2013.

 

 

0 komentar:

Posting Komentar