MENINGKATKAN PERSEPSI MASYARAKAT MELALUI SAMPAH
Psikologi Lingkungan Essay
UAS
Dosen Pengampu : Dra. Arundati Shinta MA
EDWIN DWI YUNIARTO
21310410203
PSIKOLOGI SJ
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA
Peningkatan jumlah penduduk
dan
laju pertumbuhan
ekonomi serta pembangunan
di suatu daerah tidak hanya membawa dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat, tetapi juga membawa dampak negatif
bagi
kehidupan
masyarakat misalnya kerusakan lingkungan
hidup. Kerusakan
lingkungan hidup saat ini telah mengglobal, salah
satu penyebabnya adalah
sampah.
Sampah telah menjadi persoalan pokok
di kota-kota besar,
termasuk
kota-kota di Indonesia.
Dalam kehidupan,
manusia tidak
dapat terlepas dari sampah. Setiap hari manusia
menghasilkan sampah
yang
harus dibuang, baik
di rumah, di kantor, maupun dimana kita berada. Tidak mengherankan jika sampah bertambah,
seiring dengan
bertambahnya jumlah
manusia. Berdasarkan Statistik
Persampahan Domestik Indonesia (2008), total timbulan sampah
seluruh
Indonesia diestimasikan
berjumlah
38,5 juta ton per tahun, dengan
jumlah
timbulan sampah di kota metropolitan/besar sebesar
14,1 juta ton sampah
per
tahun (KNLH,
2009:4). Jumlah tersebut akan
terus bertambah
jika tidak dilakukan pengelolaan
sampah
dengan
baik.
Kondisi ini terjadi hampir
setiap waktu
di banyak daerah di Indonesia.
Menurut
Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan
Permukiman
(Direktorat PPLP)
Kementerian Pekerjaan
Umum Indonesia masih
dihadapkan pada permasalahan
sampah
yang tidak terkelola baik
mulai dari sumber
hingga di tempat pembuangan
akhir.
Permasalahan
sampah di sumber antara lain
adalah terus naiknya laju
timbulan
sampah
di sumber
(2%-4%
per tahun),
sampah
tidak dimanfaatkan,
sampah
tidak dipilah,
dan
tidak semua sampah dibuang ke bak sampah tetapi dibuang ke sungai,
kebun, pekarangan, jalan, dan
lain-lain.
Kemudian
permasalahan pada pengangkutan sampah
dari sumber
ke
Tempat Penampungan
Sementara (TPS), antara lain: sampah
tidak terpilah, jadwal pengangkutan yang tidak
rutin, diperlukan
biaya angkut yang tinggi,
dan
kondisi alat angkut yang tidak
memadai.
Sedangkan untuk
permasalahan di TPS,
antara lain: sulitnya mencari lokasi yang dapat dijadikan TPS, tidak ada pemilahan di TPS,
kondisi TPS masih
terbuka, bau, dan berlalat,
serta sampah di TPS tidak
setiap
hari
diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Permasalahan pada pengangkutan
ke
TPA, antara lain: tingginya biaya angkut, jarak
ke
TPA jauh,
jadwal
pengangkutan tidak
rutin,
tidak ada pemilahan sampah
dan
kondisi alat angkut
tidak
memadai. Dan permasalahan di TPA, antara lain: susahnya mencari lokasi yang akan dijadikan TPA, lokasi TPA berada jauh di luar kota, biaya pembangunan TPA mahal, biaya operasional TPA mahal, TPA masih menggunakan metodeopen dumping, pengolahan lindi di TPA terbatas, kondisi TPA terbuka, bau, berlalat dan menjadi sumber penyakit (Direktur PPLP Kementerian Pekerjaan Umum, FGD, 8 April 2013).
Peranan Unilever terhadap pembinaan sampah melalui Piramida Carroll
Unilever bertanggung
jawab terhadap Perusahaan dan
juga memperkuat eksistensi dan
peranan tingkatan
tanggung
jawab Perusahaan dalam aktivitasnya.
1. Tanggung
jawab ekonomis
Perusahaan perlu mengahsilkan laba sebagai pondasi untuk berkembang
dan mempertahankan
eksistensinya Perusahaan harus memiliki nilai tambah segabai prasyarat
agar Perusahaan terus hidup
dan
berkembang
2. Tanggung jawab legal
Dalam tujuannya mencari laba,sebuah Perusahaan juga harus bertanggung
jawab dengan mentaati hukum yang berlaku
3. Tanggung
jawab etis
Perusahaan juga harus bertanggung
jawab mempratekkan hal yang
baik dan benar
sesuai nilai-nilai,etika dan norma Masyarakat
4. Tanggung jawab Filantropis
Perusaaan dituntut dan memberi kontribusi sumber daya yang dapat dirasakan langsung oleh Masyarakat tujunnya agar meningkatkan kualitas hidup masyarakat sejalan dengan oprasi bisninya.Para pemilik dan pegawaai memliki tangggung jawab ganda yakni kepada Perusahaan dan kepada pemilik.
Dalam setiap kehidupan manusia selalu menghasilkan sampah dan sampah menjadi sesuatu yang bermanfaat ketika paradigma tentang sampah diubah. UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah mengubah paradigma sampah menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat. Sampah menjadi suatu sumber daya yang memiliki nilai ekonomi yang bermanfaat bagi kehidupan manusia dan bermanfaat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hasil penelitian pengelolaan sampah di Kota Malang menunjukkan bahwa pengelolaan sampah yang baik sesuai yang diamanatkan UU No. 18 Tahun 2008 telah memberikan banyak manfaat bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pengelolaan sampah yang baik adalah dengan menerapkan konsep 3R, mulai dari sumber guna mengurangi timbulan sampah yang harus dikelola di TPA. Itu berarti masyarakat dituntut berpartisipasi aktif melakukan pemilahan dan pemerintah daerah berperan aktif membuka peluang ekonomi dari kegiatan tersebut. Pengelolaan sampah seperti ini telah mampu membuka lapangan usaha baru di masyarakat (mengurangi pengangguran), memberikan manfaat ekonomis (menambah penghasilan keluarga) dan juga ekologis (sampah berkurang dan lingkungan menjadi bersih). Dalam menerapkan konsep 3R kesadaran masyarakat sangat dibutuhkan. Di Kota Malang, penerapan 3R berjalan karena adanya dukungan pemerintah daerah yang memberikan ruang bagi masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam pengelolaan sampah. Adanya ruang partisipasi bagi masyarakat dan aktifnya pemerintah daerah
melakukan sosialisasi pengelolaan
sampah yang
baik memunculkan inovasi-inovasi dalam
pemanfaatan sampah.
Beberapa inovasi yang mampu
mengangkat Kota Malang menjadi daerah percontohan
pengelolaan
sampah yang baik
antara lain, pengembangan
Bank Sampah
Malang,
asuransi kesehatan
dengan
premi sampah
(Klinik Asuransi Sampah),
pasar produk
daur ulang (produk daur ulang anorganik dan organik,
seperti pupuk,
budidaya cacing
tanah),
dan pemanfaatan gas metan TPA Supit Urang menjadi bahan
bakar rumah tangga.
DAFTAR PUSTAKA
Shinta, A. (2012). Strategi mengatasi dosen yang menjemukan. Kup45iana . Diperoleh pada 8 April
2013
dari
http://lintaskampusup45.blogspot.com/2012/12/strategi-mengatasi-dosen-
yang-menjemukan.html