Klinik Psikologi

Klinik Psikologi

Klinik Psikologi

Klinik Psikologi

Klinik Psikologi

Klinik Psikologi

Klinik Psikologi

Klinik Psikologi

Klinik Psikologi

Klinik Psikologi

Kamis, 28 Desember 2023

EUAS PSI.LINGKUNGAN MENINGKATKAN PERSEPSI MASYARAKAT MELALUI SAMPAH

 

MENINGKATKAN PERSEPSI MASYARAKAT MELALUI SAMPAH

Psikologi Lingkungan Essay UAS

Dosen Pengampu : Dra. Arundati Shinta MA

EDWIN DWI YUNIARTO

21310410203

PSIKOLOGI SJ FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA


Peningkatan jumlah penduduk dan laju pertumbuhan ekonomi serta pembangunan di suatu daerah tidak hanya membawa dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat, tetapi juga membawa dampak negatif bagi kehidupan masyarakat misalnya kerusakan lingkungan

hidup. Kerusakan lingkungan hidup saat ini telah mengglobal, salah satu penyebabnya adalah

sampah. Sampah telah menjadi persoalan pokok di kota-kota besar, termasuk kota-kota di Indonesia. Dalam kehidupan, manusia tidak dapat terlepas dari sampah. Setiap hari manusia menghasilkan sampah yang harus dibuang, baik di rumah, di kantor, maupun dimana kita berada. Tidak mengherankan jika sampah bertambah, seiring dengan bertambahnya jumlah manusia. Berdasarkan Statistik Persampahan Domestik Indonesia (2008), total timbulan sampah seluruh Indonesia diestimasikan berjumlah 38,5 juta ton per tahun, dengan jumlah timbulan sampah di kota metropolitan/besar sebesar 14,1 juta ton sampah per tahun (KNLH,

2009:4). Jumlah tersebut akan terus bertambah jika tidak dilakukan pengelolaan sampah dengan baik.

Kondisi ini terjadi hampir setiap waktu di banyak daerah di Indonesia. Menurut Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman (Direktorat PPLP) Kementerian Pekerjaan Umum Indonesia masih dihadapkan pada permasalahan sampah yang tidak terkelola baik mulai dari sumber hingga di tempat pembuangan akhir. Permasalahan sampah di sumber antara lain adalah terus naiknya laju timbulan sampah di sumber (2%-4% per tahun), sampah tidak dimanfaatkan, sampah tidak dipilah, dan tidak semua sampah dibuang ke bak sampah tetapi dibuang ke sungai, kebun, pekarangan, jalan, dan lain-lain.


Kemudian permasalahan pada pengangkutan sampah dari sumber ke Tempat Penampungan Sementara (TPS), antara lain: sampah tidak terpilah, jadwal pengangkutan yang tidak rutin, diperlukan biaya angkut yang tinggi, dan kondisi alat angkut yang tidak memadai. Sedangkan untuk permasalahan di TPS, antara lain: sulitnya mencari lokasi yang dapat dijadikan TPS, tidak ada pemilahan di TPS, kondisi TPS masih terbuka, bau, dan berlalat, serta sampah di TPS tidak setiap hari diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Permasalahan pada pengangkutan ke TPA, antara lain: tingginya biaya angkut, jarak ke TPA jauh, jadwal pengangkutan tidak rutin, tidak ada pemilahan sampah dan kondisi alat angkut tidak

memadai. Dan permasalahan di TPA, antara lain: susahnya mencari lokasi yang akan dijadikan TPA, lokasi TPA berada jauh di luar kota, biaya pembangunan TPA mahal, biaya operasional TPA mahal, TPA masih menggunakan metodeopen dumping, pengolahan lindi di TPA terbatas, kondisi TPA terbuka, bau, berlalat dan menjadi sumber penyakit (Direktur PPLP Kementerian Pekerjaan Umum, FGD, 8 April 2013).


Peranan Unilever terhadap pembinaan sampah melalui Piramida Carroll

Unilever bertanggung jawab terhadap Perusahaan dan juga memperkuat eksistensi dan peranan tingkatan tanggung jawab Perusahaan dalam aktivitasnya.

1.   Tanggung jawab ekonomis

Perusahaan perlu mengahsilkan laba sebagai pondasi untuk berkembang dan mempertahankan eksistensinya Perusahaan harus memiliki nilai tambah segabai prasyarat agar Perusahaan terus hidup dan berkembang

2.   Tanggung jawab legal

Dalam tujuannya mencari laba,sebuah Perusahaan juga harus bertanggung jawab dengan mentaati hukum yang berlaku

3.   Tanggung jawab etis

Perusahaan juga harus bertanggung jawab mempratekkan hal yang baik dan benar sesuai nilai-nilai,etika dan norma Masyarakat

4.   Tanggung jawab Filantropis

Perusaaan dituntut dan memberi kontribusi sumber daya yang dapat dirasakan langsung oleh Masyarakat tujunnya agar meningkatkan kualitas hidup masyarakat sejalan dengan oprasi bisninya.Para pemilik dan pegawaai memliki tangggung jawab ganda yakni kepada Perusahaan dan kepada pemilik.


Dalam setiap kehidupan manusia selalu menghasilkan sampah dan sampah menjadi sesuatu yang bermanfaat ketika paradigma tentang sampah diubah. UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah mengubah paradigma sampah menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat. Sampah menjadi suatu sumber daya yang memiliki nilai ekonomi yang bermanfaat bagi kehidupan manusia dan bermanfaat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hasil penelitian pengelolaan sampah di Kota Malang menunjukkan bahwa pengelolaan sampah yang baik sesuai yang diamanatkan UU No. 18 Tahun 2008 telah memberikan banyak manfaat bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pengelolaan sampah yang baik adalah dengan menerapkan konsep 3R, mulai dari sumber guna mengurangi timbulan sampah yang harus dikelola di TPA. Itu berarti masyarakat dituntut berpartisipasi aktif melakukan pemilahan dan pemerintah daerah berperan aktif membuka peluang ekonomi dari kegiatan tersebut. Pengelolaan sampah seperti ini telah mampu membuka lapangan usaha baru di masyarakat (mengurangi pengangguran), memberikan manfaat ekonomis (menambah penghasilan keluarga) dan juga ekologis (sampah berkurang dan lingkungan menjadi bersih). Dalam menerapkan konsep 3R kesadaran masyarakat sangat dibutuhkan. Di Kota Malang, penerapan 3R berjalan karena adanya dukungan pemerintah daerah yang memberikan ruang bagi masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam pengelolaan sampah. Adanya ruang partisipasi bagi masyarakat dan aktifnya pemerintah daerah

melakukan sosialisasi pengelolaan sampah yang baik memunculkan inovasi-inovasi dalam

pemanfaatan sampah. Beberapa inovasi yang mampu mengangkat Kota Malang menjadi daerah percontohan pengelolaan sampah yang baik antara lain, pengembangan Bank Sampah Malang, asuransi kesehatan dengan premi sampah (Klinik Asuransi Sampah), pasar produk daur ulang (produk daur ulang anorganik dan organik, seperti pupuk, budidaya cacing tanah), dan pemanfaatan gas metan TPA Supit Urang menjadi bahan bakar rumah tangga.

 


DAFTAR PUSTAKA

 

 

 ht t ps: / / kl i ni k - psi kol ogi up45.bl ogspot .c om/ 2023/ 12/ e ssa y - ua s-psi kol ogi -l i ngkunga n -

 m uha m ma d.ht ml

 

 

Shinta, A. (2012). Strategi mengatasi dosen yang menjemukan. Kup45iana . Diperoleh pada 8 April

2013 dari

 

http://lintaskampusup45.blogspot.com/2012/12/strategi-mengatasi-dosen- yang-menjemukan.html