Rabu, 27 Desember 2023

ESSAY UAS PSIKOLOGI LINGKUNGAN - DESTI FITRIA SUCI (21310410157-SJ)

 

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI DAN PERILAKU MASYARAKAT TENTANG PENGOLAAN SAMPAH TERHADAP LINGKUNGAN

 

Psikologi Lingkungan Essay Ujian Akhir Semester

Dosen Pengampu: Dr., Dra. Arundati Shinta MA

 


DESTI FITRIA SUCI

21310410157


Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45

Yogyakarta


Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 menyebutkan bahwa definisi sampah sebagai sisa-sisa kegiatan sehari-hari manusia dan atau proses alam yang berbentuk padat, sedangkan pengelolaa sampah merupkan kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah. Saat ini hamper semua negara berkembang memiliki permasalahan dalam pengelolaan sampah (Dortman, 2015) termasuk Indonesia. Yogyakarta dan banyak kota besar di Indonesia saat ini sudah didirikan banyak TPA dan TPST oleh Pemerintah Daerah, namun sampah tetap saja berlimpah-ruah karena sistem pengolahannya yang hanya ditumpuk.

Partisipasi masyarakat, Undang-undang tersebut menyebutkan bahwa setiap orang memiliki hak yang sama atas lingkunga, mendapat udara bersih, air sehat bersih, memiliki pemukiman yang layak, dan bersedia untuk melakukan kerja sama dalam pengelolaan sampah. Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah dapat berupa pemilahan antara sampah organik atau melalui pembuatan kompos dalam skala keluarga dan mengurangi penggunaan barang yang tidak 2011. Sikap dan perilaku serta budaya: Beberapa faktor yang mempengaruh pada pengelolaan sampah meliputi sikap, perilaku serta budaya yang ada di masyarakat. Pengelolaan sampah yang berkesinambungan dengan sikap dan perilaku masyarakat sangat penting untuk mencapai target pembangunan berkelanjutan.

Apa persepsi lingkungan hidup itu? Persepsi terhadap lingkungan hidup adalah cara-cara individu memahami dan menerima stimulus lingkungan yang dihadapinya. Proses pemahaman tersebut menjadi lebih mudah karena individu mengaitkan objek yang diamatinya dengan pengalaman tertentu, dengan fungsi objek, dan dengan menciptakan makna-makna yang terkandung dalam objek itu. Penciptaan makna-makna itu terkadang meluas, sesuai dengan kebutuhan individu (Fisher, Bell, & Baum, 1984).

Bagaimana cara menjelaskan persepsi dalam bentuk skema? Berikut adalah skema persepsi yang dikemukakan oleh Paul A. Bell dan kawan-kawan (dalam Sarwono, 1995).

Gambar 1. Skema Persepsi

Menurut penelitian Wahdatunnisa, permasalahan sampah merupakan hal yang krusial (sulit terselesaikan). Dapat diartikan sebagai masalah kultural atau kebiasaan karena dampaknya mengenai berbagai sisi kehidupan sehingga keberadaan sampah perlu adanya pengelolaan sampah yang benar (Wahdatunnisa, 2016). Sampah selalu timbul menjadi persoalan rumit dalam masyarakat yang kurang memiliki kepekaan terhadap lingkungan. Ketidak disipilinan mengenai kebersihan dapat menciptakan suasana semrawut akibat timbunan sampah. Begitu banyak kondisi tidak menyenangkan akan muncul. Bau tidak sedap, lalat berterbangan, dan gangguan berbagai penyakit siap menghadang di depan mata. Tidak cuma itu, peluang pencemaran lingkungan disertai penurunan kualitas estetikapun akan menjadi santapan sehari-hari bagi masyarakat.

Pembangkangan masyarakat terhadap sampah lingkungan yang tidak mau memilah dan mengolah dapat dipengaruhi oleh faktor sosial budaya. Salah satu alasan masyarakat belum memilah sampah adalah tidak mengetahui jenis-jenis sampah. Kepedulian lingkungan dapat mendorong individu untuk memilah dan mendaur ulang sampah. Peningkatan kesadaran ini dapat dilakukan sejak usia dini, terutama di keluarga atau di pendidikan anak usia dini. Selain itu, pengelolaan sampah yang baik dapat mengurangi dampak buruk bagi kesehatan dan lingkungan, seperti pencemaran, banjir, dan longsor sampah.

Gambar 2. Piramida Carroll 

Unilever sangat berpengaruh dalam proses membatu Pemerintah dan masyarakat untuk peduli sampah melalui pembinaan bank sampah. Dalam piramida Carrol tersebut, sama halnya Unilever merupakan suatu wadah atau lembaga dalam pengembangan masyarakat. Unilever Indonesia memiliki komitmen yang kuat untuk mengurangi penggunaan plastik, menggunakan plastik yang lebih baik, dan menghadirkan inisiatif tanpa plastic. Pengumpulan dan pengolah sampah plastik. Kemudian pengurangan penggunaan plastic. Membuat gerakan #GenerasiPilahPlastik untuk menjadi lebih khususnya kemasan plastik, dengan cara memilah sampah dari rumah dan menyetorkannya ke Bank Sampah.

Jadi, peran Unilever Indonesia dalam pembinaan bank sampah di masyarakat dapat dikaitkan dengan Piramida Carroll, yang merupakan kerangka kerja untuk tanggung jawab sosial perusahaan. Piramida Carroll terdiri dari empat komponen, yaitu tanggung jawab ekonomi, legal, etis, dan filantropi. Dalam hal ini, Unilever Indonesia membina bank sampah sebagai bagian dari tanggung jawab etis dan filantropi perusahaan. Melalui pembinaan bank sampah, Unilever Indonesia juga mendukung pendekatan ekonomi sirkular yang dijalankan perusahaan.

 

 

Daftar Pustaka

Dortmans B., (2015). Valorisation of organic waste-Effect of the feeding regime on process parameters in a continuous black soldier fly larvae composting system. Theses. Department of Energy and Technology, Swedish University of Agricultural Sciences, Swedish.

Fisher, J. D., Bell, P. A. & Baum, A. (1984). Environmental psychology. 2nd ed. New York: Holt, Rinehart and Winston.

Sarwono, S. W. (1995). Psikologi lingkungan. Jakarta: Grasindo & Program Pascasarjana Prodi Psikologi UI.

Shinta, A. (2013). Persepsi Terahadap Lingkungan. Kup45iana. Retrieved on April 8, 2013 from http://kupasiana.psikologiup45.com/2013/04/persepsi-terhadap-lingkungan.html

Wahdatunnisa, M. (2016) Pelaksanaan Pengelolaan Sampah Oleh Dinas Lingkungan Hidup Dan Kebersihan Lingkungan Pangandaran, Jurnal Kesehatan Poltekkes Ternate, 9(1), pp. 1–5.

 

Related Posts:

0 komentar:

Posting Komentar