PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP SAMPAH DAN
PERANAN UNILEVER DALAM PEMBINAAN BANK SAMPAH
Mata Kuliah Psikologi Lingkungan
Dosen Pengampu: Dr., Dra. Arundati Shinta,
MA.
Disusun oleh:
YUSUF KHOIRUL ANAS
22310410003
PSIKOLOGI SJ
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA
2023
Permasalahan sampah merupakan salah satu masalah
lingkungan yang dihadapi oleh banyak negara di dunia, termasuk Indonesia.
Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), pada tahun
2022, Indonesia menghasilkan sampah sebanyak 67,8 juta ton per tahun. Dari
jumlah tersebut, hanya 12,2% yang dapat diolah, sedangkan sisanya berakhir di
tempat pembuangan akhir (TPA) atau dibuang ke lingkungan. Salah satu faktornya
adalah terkait persepsi masyarakat mengenai sampah dan lingkungan sekitar.
Persepsi merupakan proses yang kompleks yang melibatkan pengumpulan, pengolahan, dan interpretasi informasi oleh individu. Persepsi dapat memengaruhi perilaku individu dalam berbagai cara, termasuk perilaku terhadap lingkungan (Baron & Byrne, 2004). Dalam konteks persepsi terhadap lingkungan, individu dapat memiliki persepsi yang berbeda-beda tentang sampah. Ada individu yang menganggap sampah sebagai masalah yang serius dan perlu diselesaikan, ada pula individu yang menganggap sampah sebagai hal yang biasa dan tidak perlu dikhawatirkan. Persepsi yang berbeda-beda ini dapat memengaruhi perilaku individu terhadap sampah. Orang yang memiliki persepsi positif terhadap pengelolaan sampah akan lebih cenderung untuk mengelola sampah dengan baik. Sebaliknya, orang yang memiliki persepsi negatif terhadap pengelolaan sampah akan lebih cenderung untuk tidak mengelola sampah dengan baik. Berikut merupakan skema persepsi yang dikemukakan oleh Paul A. Bell dkk (dalam Sarwono, 1995).
Adapun dalam Undang-undang No. 18 Tahun 2008 tentang
Pengelolaan Sampah yang telah mengatur tentang kewajiban masyarakat untuk
mengelola sampah secara ramah lingkungan. Namun, dalam kenyataannya, masih
banyak masyarakat yang enggan melaksanakan kewajiban tersebut. Hal ini dapat
dijelaskan melalui persepsi masyarakat terhadap sampah.
Menurut essay berjudul "Persepsi Terhadap
Lingkungan" yang dimuat di situs Kupasiana, persepsi masyarakat terhadap
lingkungan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu, Faktor sosial
merupakan persepsi masyarakat terhadap lingkungan dapat dipengaruhi oleh faktor
sosial, seperti nilai-nilai, norma, dan budaya yang dianut oleh masyarakat
tersebut. Misalnya, masyarakat yang memiliki budaya gotong royong cenderung
lebih peduli terhadap lingkungan. Kemudian faktor ekonomi merupakan persepsi
masyarakat terhadap lingkungan dapat dipengaruhi oleh faktor ekonomi, seperti
tingkat pendapatan dan pendidikan masyarakat tersebut. Misalnya, masyarakat
yang memiliki tingkat pendapatan tinggi cenderung lebih peduli terhadap
lingkungan. Serta faktor psikologis yang merupakan ersepsi masyarakat terhadap
lingkungan dapat dipengaruhi oleh faktor psikologis, seperti motivasi, minat,
dan sikap masyarakat tersebut. Misalnya, masyarakat yang memiliki motivasi yang
tinggi untuk menjaga lingkungan cenderung lebih peduli terhadap lingkungan.
Dari faktor-faktor tersebut, dapat disimpulkan bahwa
masyarakat yang memiliki persepsi negatif terhadap sampah cenderung tidak
peduli terhadap sampah dan membuangnya sembarangan. Hal ini disebabkan oleh
beberapa faktor, yaitu, nilai-nilai dan norma masyarakat yang tidak mendukung
pelestarian lingkungan, tingkat pendapatan dan pendidikan masyarakat yang
rendah, motivasi masyarakat yang rendah untuk menjaga lingkungan.
Unilever merupakan salah satu perusahaan yang telah
berperan aktif dalam pembinaan bank sampah di masyarakat. Unilever telah
membantu Pemerintah Daerah dan juga mendorong masyarakat untuk peduli sampah
melalui pembinaan bank sampah. Banyak bank sampah difasilitasi oleh Unilever.
Peranan Unilever dalam pembinaan bank sampah di
masyarakat dapat dijelaskan melalui Piramida Carroll, yaitu suatu model
tanggung jawab sosial perusahaan yang terdiri dari empat tingkatan, yaitu,
tingkat dasar, ingkat kedua, tingkat ketiga, dan tingkat keempat. Berdasarkan
Piramida Carroll, peranan Unilever dalam pembinaan bank sampah di masyarakat
dapat dikategorikan sebagai tanggung jawab sosial perusahaan. Unilever telah
memenuhi tanggung jawab sosialnya dengan memberikan bantuan kepada masyarakat
untuk mengelola sampah secara ramah lingkungan.
Bantuan yang diberikan oleh Unilever kepada masyarakat
dalam pembinaan bank sampah meliputi, pembentukan bank sampah, peningkatan
kapasitas pengelola bank sampah:, dan peningkatan kesadaran masyarakat terhadap
pentingnya pengelolaan sampah. Bantuan yang diberikan oleh Unilever kepada
masyarakat dalam pembinaan bank sampah telah memberikan dampak positif,
diantaranya meningkatnya jumlah bank sampah di masyarakat, meningkatnya
kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pengelolaan sampah secara ramah
lingkungan, dan berkurangnya jumlah sampah yang dibuang sembarangan.
Untuk mengatasi masalah ini, perlu dilakukan upaya
untuk mengubah persepsi masyarakat terhadap sampah. Upaya tersebut dapat
dilakukan melalui pendidikan dan sosialisasi mengenai pentingnya menjaga
lingkungan, termasuk mengurangi produksi sampah, menggunakan kembali atau
mendaur ulang sampah, dan membuang sampah pada tempatnya. Selain itu, perlu
juga dilakukan penegakan hukum yang tegas terhadap pelanggar peraturan
pengelolaan sampah.
DAFTAR PUSTAKA
Aini, R. R. (2014). Hubungan persepsi dan
perilaku masyarakat terhadap pengelolaan sampah di Kabupaten Malang. Tesis,
Universitas Brawijaya, Malang.
Baron, R. A., & Byrne, D. (2004).
Social psychology (10th ed.). Boston, MA: Allyn & Bacon.
Carroll, A. B. (1991). The pyramid of
corporate social responsibility: Toward the moral management of organizational
stakeholders. Business Horizons, 34(4), 39-48
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
(2023). Pengelolaan Sampah Nasional. Jakarta: KLHK.
Sarwono,
S. W. (1995). Psikologi
lingkungan. Jakarta: Grasindo & Program Pascasarjana
Prodi Psikologi UI.
Shinta, Arundati. (2013). Persepsi Terhadap
Lingkungan. Univesitas Proklamasi 45 Yoyakarta. http://kupasiana.psikologiup45.com/2013/04/persepsi-terhadap-lingkungan.html
Viphoouparakhot, V. (2021). Dialogue for Proposing
Guideline for Development of Social Responsibility in Terms of Morality,
Integrity and Professional Code of Ethics of School Administrators in
Thailand. Journal Of Community Development Research
(Humanities And Social Sciences), 14(2), 63-76.
doi:10.14456/jcdr-hs.2021.16
0 komentar:
Posting Komentar