Nama : Endy
Zhuans Saputra
Nim : 22310410071
Kelas : Psikologi
Reguler A1
Dosen
Pengampu : Dr.,Dra. Arundati Shinta M.A
Persepsi Menentukan Perilaku
Seseorang Dan Peranan Unilever Terhadap Pembinaan Bank Sampah Di Masyarakat
Persepsi
sangat berpengaruh dalam kehidupan setiap orang bagaimana mereka menyikapi dan
berperilaku pada hal-hal yang ada di dalam hidup mereka. Persepsi merupakan
salah satu aspek psikologis yang penting bagi manusia dalam merespon kehadiran
berbagai aspek dan gejala di sekitarnya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(2005), persepsi adalah tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu dan
merupakan proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca inderanya. Persepsi
terhadap lingkungan hidup adalah cara-cara individu memahami dan menerima
stimulus lingkungan yang dihadapinya. Proses pemahaman tersebut menjadi lebih
mudah karena individu mengaitkan objek yang diamatinya dengan pengalaman
tertentu, dengan fungsi objek, dan dengan menciptakan makna-makna yang
terkandung dalam objek itu.
Permasalahannya
adalah masyarakat yang membangkang perintah UU No.28 Tahun 2008 Tentang
pengolahan sampah. Masyarakat yang tidak menjalankan perintah yang sudah di
tetapkan biasanya memiliki persepsi yang menganggap bahwa sampah itu kotor, ribet,
bau, dan tidak memiliki sisi positif. Oleh karena itu mereka setiap mengelola
sampah tidak di pilah sesuai dengan kategorinya karena mereka juga berpikir bahwa
ada nanti tukang sampah yang akan memilah sampahnya sendiri, Padahal jika
mereka memilah dan mendaur ulang sampah bisa menghasilkan sesuatu yang bernilai
ekonomis.
Pembahasannya
adalalah dengan perilaku masyarakat yang enggan akan memilah sampahnya mengakibatkan
timbulnya masalah baru seperti menggunungnya sampah karena proses yang lebih
lama terutama di perkotaan seperti Yogyakarta. kota ini memiliki masalah sampah
yang cukup serius bahkan TPS dan TPA sempat di tutup karena mengelola sampah yang
menggunung. Salah satunya karena sampah yang tercampur dan tidak di pilah
sesuai dengan kategorinya.
Jika
setiap individu atau sebagian besar penduduk di Kota Yogyakarta memiliki
persepsi bahwa sampah itu bisa membantu lingkungan menjadi lebih bersih dan sehat
serta melakukan pemilahan sampah dengan benar mungkin akan memudahkan sampah di
kelola seusai tiba di TPS/TPA dan tidak menimbulkan masalah sampah serta masalah
lingkungan yang baru.
Daftar Pustaka
Qodriyatun,
S. N. (2014). Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pengelolaan sampah
berdasarkan UU No. 18 Tahun 2008. Aspirasi: Jurnal Masalah-Masalah Sosial, 5(1), 21-33.
Shinta, A. (2013, April 9). Persepsi
Terhadap Lingkungan. KUPASIANA. http://kupasiana.psikologiup45.com/2013/04/persepsi-terhadap-lingkungan.html
Nugraha,
A., Sutjahjo, S. H., & Amin, A. A. (2018). Analisis persepsi dan
partisipasi masyarakat terhadap pengelolaan sampah rumah tangga di Jakarta
Selatan. Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam Dan Lingkungan (Journal of Natural
Resources and Environmental Management), 8(1), 7-14.
Peranan
Unilever terhadap pembinaan bank sampah di masyarakat melalui Piramida Carroll
Piramida Carroll adalah suatu
konsep yang menggambarkan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) dalam empat
tingkatan, yaitu ekonomi, hukum, etika, dan filantropi. Unilever, sebagai
perusahaan multinasional yang beroperasi di berbagai sektor, termasuk produk
konsumen dan pangan, memiliki peran yang penting dalam pembinaan bank sampah
dan tanggung jawab sosialnya.
Berikut
adalah cara Unilever dapat berkontribusi terhadap pembinaan bank sampah melalui
Piramida Carroll:
1.Tanggung
jawab Ekonomi
Pembinaan
Ekonomi Lokal, Unilever dapat memberdayakan masyarakat lokal dengan memberikan
pelatihan, sumber daya, dan dukungan finansial untuk mengembangkan usaha bank
sampah. Pengembangan Produk Berkelanjutan, Unilever dapat menciptakan produk
dengan desain yang lebih ramah lingkungan dan mudah didaur ulang, sehingga
mendukung inisiatif bank sampah.
2.Tanggung
jawab Hukum
Kepatuhan
Lingkungan, Unilever perlu memastikan bahwa operasinya sesuai dengan regulasi
lingkungan setempat dan berkomitmen untuk meminimalkan dampak lingkungan
negatif. Kepatuhan Terhadap Prinsip Bank Sampah, Unilever dapat berkolaborasi
dengan pemerintah dan lembaga terkait untuk memastikan kepatuhan terhadap
prinsip dan regulasi yang mendukung pembinaan bank sampah.
3.Tanggung
jawab Etika
Transparansi
dan Keterbukaan, Unilever harus transparan dalam praktik bisnisnya dan
berkomunikasi secara terbuka mengenai upaya pembinaan bank sampah yang diambil.
Pendidikan dan Kesadaran, Unilever dapat mengedukasi masyarakat tentang
pentingnya pengelolaan sampah, daur ulang, dan manfaat bank sampah.
4.Tanggung
jawab Filantropi
Dukungan
Keuangan, Unilever dapat memberikan dana atau bantuan keuangan langsung untuk
membangun dan mengelola bank sampah. Program Pendidikan dan Pelatihan, Unilever
bisa menyelenggarakan program pelatihan dan pendidikan untuk masyarakat sekitar
terkait manajemen sampah dan operasional bank sampah.
Dengan
mengintegrasikan pendekatan ini, Unilever dapat berperan dalam membina bank
sampah, menciptakan dampak positif pada lingkungan dan masyarakat, dan sejalan
dengan tanggung jawab sosial perusahaan.
Daftar
Pustaka
Carroll, A. B. (1991). The pyramid of corporate
social responsibility: Toward the moral management of organizational
stakeholders. Business horizons, 34(4), 39-48.
0 komentar:
Posting Komentar