Destyara
Zulfa Ramadhani (20310410054)
Program
Studi Psikologi
Fakultas
Psikologi
Universitas
Proklamasi 45 Yogyakarta
| TOPIK | Pernikahan
  Dini, Keputusan Menikah Dini | 
| SUMBER | Rahmadia,
  Afri Marta. (2017). Keputusan Perempuan Menikah Dini. E-Jurnal Konselor.
  6(3). 101-104.  | 
| PERMASALAHAN | Permasalahan
  yang dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana profil perempuan Desa Pulo
  yang telah menikah dini dan bagaimana pengaruh dari setiap faktor
  (pendidikan, ekonomi, budaya masyarakat, orangtua, dan media massa) terhadap
  pola pengambilan keputusannya. | 
| TUJUAN
  PENELITIAN | Tujuan
  penelitian adalah untuk menemukan faktor utama yang menyebabkan wanita
  memutuskan untuk menikah dini.  | 
| ISI | ·        
  Semakin rendah pendidikan dan pekerjaan seseorang,
  maka mereka lebih cenderung untuk menikah lebih cepat. Mereka yang memiliki
  pendidikan yang lebih tinggi akan menunda waktu pernikahan mereka. Perempuan
  yang berada pada usia 20-an dan memiliki karier, cenderung akan menikah lebih
  lama dibandingkan dengan perempuan yang memang sudah berencana untuk mengurus
  rumah tangga dan keluarga.  ·        
  Dalam perkawinan masalah kematangan sosial- ekonomi
  perlu dipertimbangkan secara matang, karena ini akan berperan sebagai
  penyangga dalam kehidupan keluarga yang bersangkutan. Remaja yang masih muda,
  khususnya usia 16-19 tahun pada umumnya belum mempunyai sumber penghasilan
  atau penghidupan sendiri. Apabila pada umur yang demikian muda telah
  melangsungkan perkawinan, maka dapat diperkirakan terjadi kesulitan-kesulitan
  yang berimbas pada kondisi sosial, ekonomi, psikologis dan lainnya. | 
| METODE | 
 | 
| HASIL | Keputusan
  perempuan menikah dini di Desa Pulo dapat dianalisa melalui beberapa hal
  sebagai berikut: a.      
  Faktor dasar pertimbangan perempuan memutuskan untuk
  menikah dini  Keinginan ingin menikah muncul atas
  keinginan sendiri, yang dipengaruhi oleh budaya masyarakat desa yang telah
  banyak menikah pada usia dini, kemudian pendidikan non formal (pesantren)
  yang diajarkan oleh para tengku menuntut mereka untuk segera cepat menikah,
  karena bagi perempuan yang sudah baligh tidak baik menyendiri terlalu lama,
  khawatir terjadi sesuatu yang tidak baik, serta kurangnya minat masyarakat
  terhadap kelanjutan sekolah formal. b.     
  Profil perempuan desa Pulo yang telah menikah di
  usia dini  Bagi mereka kehidupan jauh lebih baik
  dibandingkan sebelum menikah, karena para suami tidak menuntut mereka
  untuk bekerja membantu perekonomian keluarga. Sehingga para perempuan
  yang telah menikah tidak merasa terbebani hidupnya. Para isteri di Desa
  Pulo juga tidak sibuk melakukan program KB karena menurut mereka setiap anak
  sudah ada rezekinya dari Allah SWT. Selain itu rendahnya pendidikan
  diantara kedua belah pihak juga menyebabkan tidak terlalu banyak permasalahan
  yang dialami oleh pasangan yang menikah di usia dini, khusunya bagi
  perempuan itu sendiri. c.      
  Bentuk-bentuk budaya masyarakat dalam kaitannya
  terhadap perempuan di Desa Pulo  Desa Pulo merupakan suatu kawasan yang
  memiliki minat Pendidikan rendah. Rendahnya minat bersekolah pada
  masyarakat bukan dikarenakan sulitnya ekonomi, tapi tidak adanya
  motivasi ekstrinsik yang menunjang. Seperti masyrakat dan tokoh
  masyarakat yang tidak pro terhadap keberadaan pendidikan
  konvensional, pemahaman yang sempit terhadap pendidikan, dan
  anak-anak yang tidak memiliki goal yang dalam karirnya secara lebih luas. | 
| Diskusi | ·        
  Alasan utama perempuan memutuskan menikah dini
  adalah tidak diragukan lagi keinginan mereka sendiri atas dasar saling cinta,
  keengganan perempuan untuk melanjutkan studi ke jenjang resmi, budaya
  sosial yang mendukung pernikahan dini.  ·        
  Lingkungan sekitar merupakan faktor terpenting yang
  mendorong perempuan desa untuk segera menikah, dan pengaruh lingkungan teman
  sebaya merupakan faktor yang mempengaruhi keputusan menikah.  | 
 

 






 
 
 
 
 
 
 
 
0 komentar:
Posting Komentar