Kamis, 27 April 2023

Essay 3. Review Jurnal. Ahmad Faris Danardana. 22310410080

 

KONFLIK SOSIAL REMAJA AKHIR (STUDI PSIKOLOGI SOSIAL MASYARAKAT NEGERI MAMALA DAN MORELLA KECAMATAN LEIHITU KABUPATEN MALUKU TENGAH)

Tugas 3

Psikologi Sosial

Ahmad Faris Danardana

NIM: 22310410080

Dosen Pengampu: Dr., Dra.ARUNDATI SHINTA, MA

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

 

Topik

Konflik sosial, interaksi sosial, perkembangan sosial, remaja akhir

Sumber

Ainun Diana Lating (2016). Konflik sosial remaja akhir (Studi Psikologi Sosial Masyarakat Negeri Mamala dan Morella Kecamatan Leihitu Kabupaten Maluku Tengah. Jurnal Fikratuna volume 8 nomor 1, 2016

Permasalahan

Situasi lingkungan yang dialami dan dirasakan oleh remaja akhir baik tentang peristiwa kekerasan dalam konflik sosial maupun peristiwa sosial lainnya sangat berdampak dan mempengaruhi interaksi sosial dan perkembangan sosialnya. Dampak tersebut terjadi ketika konflik sedang berlangsung maupun sudah mereda. Tidak jarang pula remaja harus menanggung risiko sosial dari konflik sosial tersebut. Pada saat konflik remaja sering kali menjadi sasaran.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan bagaimana proses perkembangan inter as sosial dan dampak konflik terhadap perkembangan sosial antar remaja, dengan sekolah dan lingkungan tempat tumbuh dan berkembangnya di Negeri Mamala dan Morella jenis metode yang digunakan adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Wawancara tentang proses perkembangan interaks sosial meliputi hubungan interpersonal, kerjasama, komunikasi interaksi dan penyelesaian masalah. Dan dampak konflik terhadap perkembangan sosiainya meliputi agresi, penerimaan sosial, prestas akademik, dan skap sportif. Subjek adal ah 24 orang remaja akhir, untuk datanya lebih valid dan reliabe peneliti wawancara juga 8 orang guru tentang mendengarkan guru, mengerjakan tugas dan menast peraturan sekolan. Wawancara Juga 22 orang masyarakat tentang perilaku kekerasan dan perkembangan sosial.

 

Isi

Proses perkembangan interaksi sosial remaja akhir merupakan hal yang azasi di mana remaja diberi pilihan untuk mengambangkan aspek-aspek psikologi sosialnya dalam hal ini adalah interaksi sosialnya sesuai dengan kemampuan dan pengembangan lingkungan di mana remaja dibesarkan. Dalam satu lingkungan sosial yang penuh dengan konflik, sangat berdampak negatif terhadap remaja dalam mengembangkan aspel-aspek psikologi sosialnya. Hasil temuan di lokasi penelitian menunjukan bahwa remaja akhir di Mamala dan Morella wilayah pernah terjadi peristiwa konflik kekerasan selama kurang lebih tujuh tahun antara tahun 2008bsampai dengan tahun 2015 sangat berperan penting dalam respon mereka terhadap kekerasan. Respon terhadap apa yang pernah disaksikan, dirasakan, dan menjadi korban pada saat konflik sosial (kekerasan) terjadi menyebabkan perilaku yang berkaitan dengan aspek-aspek psikologi sosial seperti interaksi sosial yang sangat rendah. Remaja usia akhir Mamala dan Morella mengalami hambatan pada perkembangan interkasi sosial, komunikasi mereka antar remaja teman seusia, antar geng remaja, maumpun dengan masyarakat. Proses komunikasi mereka rendah, komunikasi dengan bahasa atau kata-kata kasar, tidak sopan, penuh kebencian, dendam, dan bahkan cenderung berprasangka buruk pada orang yang baru dikenal. Apalagi orang baru tersebut menanyakan hal-hal yang ada kaitan dengan kedua Negeri tersebut (Mamala atau Morella).

Metode

Penelitian kali ini menggunakan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi untuk mencari tahu informasi pada kajian ini.

Hasil

remaja usia akhir Mamala dan Morella mengalami hambatan pada perkembangan interaksi sosial, proses komunikas mereka rendah, kata-kata tidak sopan, penuh kebencian, dendam dan bankan cenderung berprasangka buruk pada orang baru dikenal. Dan dampak Konfilk terhadap perkembangan sosialnya adalah prestasi akademisnya rendah, tidak percaya diri, agresif, penerimaan sosiainya rendah, tidak mandiri, rendah kerjasamanya antisosial, komunikasi interaks sosialnya mengalami hambatan, tidak sportif dan menyelesaikan masalah dengan kekerasan.

Diskusi

Konflik sosial terjadi juga dikarenakan adanya perbedaan konflik nilai, asimilasi dan kemajemukan. Menurut Stanley Sue dalam Santrock bahwa konflik nilai sering terjadi ketika individu merespons isu-isu dalam masyarakat. Konflik nilai ini telah menjadi sumber kontroversi yang luas. Menurut Sue, tanpa mengidentifikasi secara tepat asumsi-asumsi dan dampak-dampak dari nilai-nilai yang saling bertentangan, sulit memecahkan isu-isu yang terjadi dalam masyarakat. Asimilasi mengacu kepada peleburan kelompok-kelompok kecil harus semakin mengikuti kelompok-kelompok dominan. Sebaliknya, kemajemukan (pluralism) mengacu kepada kehidupan bersama kelompok-kelompok kecil dan kebiasaan yang khas di dalam masyarakat yang sama. Orang-orang mengadopsi pendirian kemajemukan biasanya mendukung bahwa perbedaan-perbedaan kebiasaan harus dihargai. Kebiasaan-kebiasaan yang dapat menimbulkan terjadinya konflik, ditekankan pentingnya keluarga dan pentingnya pendidikan dalam perkembangan sosial remaja.

 


0 komentar:

Posting Komentar