Rabu, 27 Desember 2023

Essay UAS PSI LINGKUNGAN_AUSTANIVA

 

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI DENGAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP LINGKUNGAN

 

Psikologi Lingkungan Essay Ujian Akhir Semester

Dosen Pengampu: Dr., Dra. Arundati Shinta MA

 


  AUSTANIVA

22310410060

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45

Yogyakarta

 

    Di Indonesia, pemerintah telah mengeluarkan peraturan yang mengatur tentang Pengelolaan Sampah, yaitu UU Nomor 18 Tahun 2008. Dalam UU ini telah dijelaskan dengan lengkap, mulai dari pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, hingga pembuangan akhir. Namun, pada kenyataannya masih banyak sekali masyarakat yang bandel bahkan membangkang tidak mau mematuhi aturan pengelolaan sampah yang tertuang dalam UU Nomor 18 Tahun 2008. Pembangkangan ini terjadi karena beberapa faktor, bisa karena masyarakat belum teredukasi dengan benar terkait pengelolaan sampah atau bisa juga karena kurangnya sosialisasi pemerintah kepada masyarakat terkait pengelolaan sampah dimulai dari pengelolaan sampah rumah tangga.

Bagaimana acra menjelaskan persepsi dalam bentuk skema? Berikut adalah skema persepsi yang dikemukakan oleh Paul A. Bell dan kawan-kawan (dalam Sarwono, 1995). 

Gambar 1. Skema Persepsi

Pada gambar 1 menunjukkan bahwa individu menghadapi/mengamati dan ingin memahami suatu objek fisik yang ada dilingkungannya. Objek fisik itu mempunyai sifat-sifat tertentu, misalnya sampah mempunyai sifat bau, kotor, jorok, sarang penyakit, dan tidak sedap dipandang (sampah itu dipersepsikan sebagai sesuatu yang negatif). Individu juga mempunya sifat, pengalamaan, pengetahuan, dan keterampilan tertentu yang tentunya berbeda satu dengan yang lain. Misalnya, individu yang tidak peka terhadap lingkungan, tidak terbuka dengan informasi baru dan lebih sering berdiam diri di rumah daripada bersosialisasi dengan masyarakat, maka ia akan cenderung membangkang peraturan pengelolaan sampah. 

Kini, ia berhadapan dengan situasi baru yang mana banyak sekali sampah yang dibiarkan begitu saja tanpa dikelola. Untuk memahami lingkungan barunya, ia melakukan persepsi. Apabila lingkungan barunya tersebut dipersepsikan hampir sama dengan tempat tinggalnya yang lama, maka pernyesuaian dirinya berlangsung cepat dan mulus. Hal ini karena lingkungan barunya tersebut dipersepsikan masih dalam batas-batas optimal. Dampaknya adalah keadaan individu tersebut tetap konstan dan stabil, atau disebut sebagai homeostatis. Dalam situasi homeostatis, individu akan merasa nyaman dan ia akan berusaha untuk mempertahankan situasi itu. 

Apabila situasi baru yang dihadapi individu ternyata sangat berbeda dengan situasi-situasi yang pernah dialaminya (missal lingkungan yang baru sangat peduli terhadap sampah), maka individu mungkin akan mempersepsikan bahwa situasi baru itu di luar batas optimal. Menghadapi pengelolaan sampah yang benar akan membuatnya stress, sehingga ia berusaha untuk mengatasi stress tersebut (coping behavior). Apabila individu berhasil menghadapi stress maka ia berhasil melakukan adaptasi diri atau berhasil melakukan adjustment (merubah lingkungan agar sesuai dengan dirinya). 

Apabila individu gagal mengatasi stress dan terjadi berulang kali, maka situasi tersebut akan menjadi stimulus yang meyakinkan bahwa dirinya memang orang yang tidak mampu. Istilah dalam psikologi yaitu learned helplessness atau rasa tidak berdaya. Rasa tidak berdaya itu merupakan hasil belajar (Myers, 1994).

 Disisi lain, Unilever merupakan salah satu contoh perusahaan yang berkomitmen untuk mengatasi permasalahan plastic mulai dari hulu, tengah, hingga hilir rantai bisnis. Melalui program CSR, Unilever berperan dalam mengambangkan dan memfasilitasi bank sampah. Program CSR Unilever memiliki 4 visi tanggung jawab, yaitu tanggung jawab dari segi:

  1. Ekonomi : menciptakan lapangan kerja, menyediakan produk dan layanan yang berkualitas, dan berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi
  2. Hukum : mematuhi regulasi pengelolaan sampah melalui program bank sampah
  3. Etika : menerapkan etika bisnis dengan turut mengatasi permasalah sampah
  4. Philantrophic : memberikan dana, bantuan teknis dan mendukung program-program sosial terkait pengelolaan sampah tingkat komunitas.


Daftar pustaka:

Shinta, A. (2013, April 9). Persepsi Terhadap Lingkungan. KUPASIANA.                 http://kupasiana.psikologiup45.com/2013/04/persepsi-terhadap-lingkungan.html

CSR. (2021). Diakses pada 28 Desember 2023 dari https://www.indonesiare.co.id/en/article/csr

0 komentar:

Posting Komentar