Rabu, 27 Desember 2023

Essay UAS PSI LINGKUNGAN_RISKY NANDA HIMAWAN

 

Hubungan Antara Persepsi dengan Perilaku dan Peranan Unilever terhadap Pembinaan Bank Sampah di Masyarakat

 

Psikologi Lingkungan Essay Ujian Akhir Semester

Dosen Pengampu : Dr.,Dra. Arundati Shinta, MA

  

  

Risky Nanda Himawan

21310410196

  

Fakultas Psikologi

Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta



Persepsi masyarakat tentang masalah sampah memainkan peran krusial dalam membentuk sikap dan tindakan mereka terkait pengelolaan sampah sesuai dengan UU No. 18 Tahun 2008. Persepsi ini mencakup pandangan, penilaian, dan pemahaman individu atau kelompok terhadap masalah tersebut, memberikan wawasan mengapa masyarakat seringkali menentang regulasi. Salah satu faktor utama adalah persepsi akan urgensi masalah sampah yang dapat mempengaruhi respons dan perilaku masyarakat. Jika sebagian besar penduduk tidak merasakan dampak langsung dari masalah sampah, mereka mungkin kurang cenderung untuk mematuhi undang-undang pengelolaan sampah. Kurangnya pemahaman tentang konsekuensi jangka panjang dari penumpukan sampah atau minimnya edukasi tentang bahaya lingkungan dari perilaku yang tidak ramah lingkungan dapat membuat mereka meremehkan pentingnya regulasi. Faktor lain adalah persepsi terhadap kepatuhan sosial; jika seseorang melihat mayoritas orang di sekitarnya tidak mematuhi regulasi sampah, mereka mungkin merasa nyaman untuk mengikuti arus itu (Arisona, R. D., 2018).
Faktor ekonomi juga memengaruhi pandangan masyarakat terhadap regulasi. Ketika opsi pengelolaan sampah yang ramah lingkungan mahal atau sulit diakses, orang-orang mungkin lebih cenderung mempertahankan perilaku konvensional yang lebih murah atau lebih mudah dilakukan. Selain itu, persepsi individu terhadap efikasi diri mereka dalam mengubah perilaku juga berpengaruh; jika seseorang merasa tindakan individunya tidak akan membuat perbedaan signifikan dalam mengatasi masalah sampah secara keseluruhan, mereka mungkin merasa tidak termotivasi untuk berubah.
Persepsi tentang tanggung jawab sosial dan lingkungan juga memainkan peran dalam keputusan masyarakat terkait sampah. Jika individu atau kelompok merasa bahwa penyelesaian masalah sampah seharusnya menjadi perhatian pemerintah atau entitas lain, mereka mungkin menyalahkan pihak lain atas penyelesaian masalah tersebut dan merasa bahwa mereka tidak perlu berkontribusi secara aktif.
Hubungan antara persepsi dan perilaku orang yang sering membangkang terhadap perintah UU No. 18 Tahun 2008 Tentang Pengolahan Sampah dapat dijelaskan melalui skema persepsi. Skema persepsi ini meliputi:

 

Gambar 1. Skema Persepsi

 

Hubungan antara persepsi dan perilaku orang yang sering membangkang terhadap UU No. 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah dapat dijelaskan melalui skema persepsi. Skema ini melibatkan pemahaman terhadap masalah, sikap terhadap perintah, norma sosial, dan kemampuan untuk bertindak. Jika salah satu komponen dalam skema persepsi ini tidak terpenuhi, individu cenderung tidak patuh terhadap perintah UU tentang pengelolaan sampah.

Untuk mengatasi perilaku membangkang terhadap UU tersebut, diperlukan pendekatan holistik dan terintegrasi. Edukasi yang kuat, kampanye sosial, serta insentif yang mendorong perilaku positif terkait sampah dapat membentuk kembali persepsi masyarakat. Kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, LSM, dan masyarakat umum juga penting untuk menciptakan perubahan perilaku yang berkelanjutan. 

 Gambar 2. Piramida Corporate Social Responsibilty (Carroll, 2003)


Unilever, sebagai salah satu perusahaan multinasional terkemuka, telah memainkan peran penting dalam upaya pembinaan bank sampah di masyarakat. Pandangan terhadap tanggung jawab sosial perusahaan, terutama dalam konteks lingkungan dan sampah, dapat diuraikan melalui pendekatan Piramida Carroll. Piramida Carroll menyajikan empat lapis tanggung jawab sosial yang harus diemban oleh perusahaan: ekonomi, hukum, etika, dan filantropi (Carroll, 1979 , 1991).

Dalam konteks ini, Unilever memainkan peran penting dalam pembinaan bank sampah di masyarakat. Dalam kerangka Piramida Carroll, perusahaan ini memperlihatkan tanggung jawab ekonomi dengan mengubah pandangannya tentang limbah menjadi sumber daya yang dapat dikelola. Melalui program bank sampah, Unilever memberdayakan masyarakat untuk mengumpulkan, memilah, dan mendaur ulang sampah, menciptakan nilai ekonomi tambahan bagi masyarakat setempat.

Unilever juga tunduk pada peraturan lingkungan yang berlaku, aktif mendukung kebijakan pemerintah terkait pengelolaan sampah, serta memastikan kegiatan mereka berintegrasi secara etis tanpa merugikan lingkungan atau masyarakat setempat. Dengan mengadopsi pendekatan berkelanjutan dan bertanggung jawab, Unilever tidak hanya memberikan dukungan finansial, tetapi juga teknis dalam pembinaan bank sampah, menunjukkan komitmen filantropi mereka.

Dengan demikian, melalui pendekatan Piramida Carroll, Unilever menunjukkan bahwa perusahaan bisa menjadi agen perubahan yang berkelanjutan dalam penanganan masalah lingkungan seperti pengelolaan sampah, menciptakan dampak positif baik secara sosial maupun lingkungan.

 

 

Daftar Pustaka

 

    Arisona, R. D. (2018). Pengelolaan Sampah 3R (Reduce, Reuse, Recycle) Pada Pembelajaran IPS Untuk Menumbuhkan Karakter Peduli LingkunganAl Ulya: Jurnal Pendidikan Islam, 3(1), 39-51

    Caroll, AB (1979). Model konseptual tiga dimensi kinerja sosial perusahaan. Tinjauan Akademi

Manajemen, 4 , 497–505.

    Caroll, AB (1991). Piramida tanggung jawab sosial perusahaan: menuju pengelolaan moral

pemangku kepentingan organisasi. Cakrawala Bisnis, 34 (4), 39–48.

    Schwartz, M., & Carroll, A. B. (2003). Corporate social responsibility: a three domain

approach. Business Ethics Quarterly, 13(4), 503–30.

 Shinta, A. (2013, April 9). Persepsi Terhadap Lingkungan. KUPASIANA. http://kupasiana.psikologiup45.com/2013/04/persepsi-terhadap-lingkungan.html

0 komentar:

Posting Komentar