Hubungan Antara Persepsi dengan Perilaku dan Peranan
Unilever terhadap Pembinaan Bank Sampah di Masyarakat
Psikologi Lingkungan Essay Ujian Akhir Semester
Dosen Pengampu
: Dr.,Dra. Arundati
Shinta, MA

Risky Nanda Himawan
21310410196
Fakultas
Psikologi
Universitas
Proklamasi 45 Yogyakarta
Gambar 1. Skema Persepsi
Hubungan
antara persepsi dan perilaku orang yang sering membangkang terhadap UU No. 18
Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah dapat dijelaskan melalui skema persepsi.
Skema ini melibatkan pemahaman terhadap masalah, sikap terhadap perintah, norma
sosial, dan kemampuan untuk bertindak. Jika salah satu komponen dalam skema
persepsi ini tidak terpenuhi, individu cenderung tidak patuh terhadap perintah
UU tentang pengelolaan sampah.
Untuk mengatasi perilaku membangkang terhadap UU tersebut, diperlukan pendekatan holistik dan terintegrasi. Edukasi yang kuat, kampanye sosial, serta insentif yang mendorong perilaku positif terkait sampah dapat membentuk kembali persepsi masyarakat. Kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, LSM, dan masyarakat umum juga penting untuk menciptakan perubahan perilaku yang berkelanjutan.
Unilever, sebagai salah satu
perusahaan multinasional terkemuka, telah memainkan peran penting dalam upaya
pembinaan bank sampah di masyarakat. Pandangan terhadap tanggung jawab sosial
perusahaan, terutama dalam konteks lingkungan dan sampah, dapat diuraikan
melalui pendekatan Piramida Carroll. Piramida Carroll menyajikan empat lapis
tanggung jawab sosial yang harus diemban oleh perusahaan: ekonomi, hukum,
etika, dan filantropi (Carroll, 1979 , 1991).
Dalam
konteks ini, Unilever memainkan peran penting dalam pembinaan bank sampah di
masyarakat. Dalam kerangka Piramida Carroll, perusahaan ini memperlihatkan
tanggung jawab ekonomi dengan mengubah pandangannya tentang limbah menjadi
sumber daya yang dapat dikelola. Melalui program bank sampah, Unilever
memberdayakan masyarakat untuk mengumpulkan, memilah, dan mendaur ulang sampah,
menciptakan nilai ekonomi tambahan bagi masyarakat setempat.
Unilever
juga tunduk pada peraturan lingkungan yang berlaku, aktif mendukung kebijakan
pemerintah terkait pengelolaan sampah, serta memastikan kegiatan mereka
berintegrasi secara etis tanpa merugikan lingkungan atau masyarakat setempat.
Dengan mengadopsi pendekatan berkelanjutan dan bertanggung jawab, Unilever
tidak hanya memberikan dukungan finansial, tetapi juga teknis dalam pembinaan
bank sampah, menunjukkan komitmen filantropi mereka.
Dengan
demikian, melalui pendekatan Piramida Carroll, Unilever menunjukkan bahwa
perusahaan bisa menjadi agen perubahan yang berkelanjutan dalam penanganan
masalah lingkungan seperti pengelolaan sampah, menciptakan dampak positif baik
secara sosial maupun lingkungan.
Daftar Pustaka
Arisona, R. D.
(2018). Pengelolaan Sampah 3R (Reduce, Reuse, Recycle) Pada Pembelajaran IPS
Untuk Menumbuhkan Karakter Peduli LingkunganAl Ulya: Jurnal Pendidikan Islam,
3(1), 39-51
Caroll, AB (1979). Model konseptual tiga
dimensi kinerja sosial perusahaan. Tinjauan Akademi
Manajemen, 4 , 497–505.
Caroll, AB
(1991). Piramida tanggung jawab sosial perusahaan: menuju pengelolaan moral
pemangku kepentingan organisasi. Cakrawala Bisnis, 34
(4), 39–48.
Schwartz, M.,
& Carroll, A. B. (2003). Corporate social responsibility: a three domain
approach. Business Ethics Quarterly, 13(4), 503–30.
Shinta, A.
(2013, April 9). Persepsi Terhadap Lingkungan. KUPASIANA. http://kupasiana.psikologiup45.com/2013/04/persepsi-terhadap-lingkungan.html
0 komentar:
Posting Komentar