Psikologi
Lingkungan
“Hubungan
Antara Persepsi dengan Perilaku Orang Tentang Pengolahan Sampah ”
Dosen
Pengampu : Dr., Dra. ARUDANTI SHINTA, MA
Andika
satria (22310410068)
Psikologi
SP
Universitas
Proklamasi 45
Foto:
Istimewa
|
Permasalahan
lingkungan merupakan isu yang tidak bisa dihindari. Saat ini sampah merupakan
masalah lingkungan yang sangat serius yang di hadapi masyarakat Indonesia pada
umumnya. Bisa dikatakan sampah setiap hari di hasilkan oleh ibu-ibu rumah
tangga, baik itu sampah organik maupun anorganik. Namun yang memprihatinkan,
sampah-sampah yang dihasilkan tersebut malah dibuang sembarangan di berbagai
tempat, dan efeknya akan merusak lingkungan yang ada di sekitarnya. Jumlah
produksi sampah setiap tahun akan bertambah seiring dengan bertambah jumlah
penduduk. Pemerintah saat ini telah berupaya dengan berbagai cara untuk
mengatasi masalah sampah. Terutama masalah sampah anorganik. Namun, belum
mencapai titik kesempurnaan. Hal ini dikarenakan angka jumlah sampah yang ada
di Indonesia sangat tinggi. Sehingga pemerintah kesulitan untuk menentukan cara
yang tepat untuk menyelesaikannya.
Jumlah
sampah semakin hari semakin meningkat seiring dengan jumlah penduduk dan pola
konsumsi masyarakat. Peningkatan jumlah sampah akan menjadi suatu potensi
bencana atau “darurat sampah” apabila tidak disertai dengan usaha pengelolaan
sampah yang baik. Darurat sampah sangat mungkin terjadi di beberapa kota di
Indonesia, salah satunya adalah di Kota Yogyakarta. Kota Yogyakarta yang
dikenal sebagai kota pariwisata dan kota pelajar menjadi peluang besar bagi
peningkatan jumlah sampah.
Salah
satu strategi yang digunakan dalam rangka mendapatkan efektifitas dalam usaha
pengelolaan sampah di Kota Yogyakarta yang secara administratif adalah
melakukan identifikasi persepsi terhadap pola perlakuan sampah oleh masyarakat.
Hal ini sangat penting karena pengetahuan akan persepsi yang benar oleh
masyarakat akan sangat membantu dalam merencanakan dan mengatur strategi
selanjutnya dalam pengelolaan sampah di Kota Yogyakarta. Penelitian ini dapat
dikatakan sebagai penelitian kunci yang dapat digunakan sebagai bahan
pengambilan keputusan untuk pengelolaan sampah yang tepat di Kota Yogyakarta.
Perbedaan persepsi tentang sampah, atau
kondisi lingkungan hidup buruk lainnya, telah menimbulkan perilaku yang berbeda
juga. Satu perilaku lebih ke arah pro lingkungan hidup, sedangkan perilaku
lainnya tidak mempedulikan pentingnya lingkungan bahkan justru membiarkannya
kumuh. Padahal di sisi lain lingkungan membutuhkan waktu jauh lebih lama agar
terlihat indah daripada waktu untuk membuatnya kumuh. Selain itu, situasi
ekonomi juga berdampak akibat lingkungan yang kumuh, Hanya segelintir orang
saja yang mempunyai persepsi untuk merawat lingkungan hidupnya. Perbedaan
persepsi tentang kegawatan kondisi lingkungan hidup inilah yang sering menjadi
persoalan dalam masyarakat.
Sosial Budaya kuat peranannya dalam
mempengaruhi persepsi masyarakat. Sebagai contoh, suku-suku Afrika primitif
terbiasa dengan lingkungan alamiah yang mana banyak benda-benda alamiah yang
sifatnya melingkar-lingkar. Dampaknya adalah mereka tidak terpengaruh oleh
gejala ilusi Muller-Lyer. Hal ini berbeda dengan masyarakat perkotaan yang
terbiasa dengan benda-benda yang bentuknya kotak-kotak dan garis. Dampaknya
masyarakat perkotaan terpengaruh oleh gejala ilusi Muller-Lyer (Fisher et al.,
1984; Sarwono, 1995).
Untuk mengatasi hal ini, kami melakukan
program kerja sosial budaya, yaitu dengan sosialisasi terkait tata cara memilah
berbagai jenis sampah dari mulai limbah organik dan non- organik. Sosialisasi
pemilahan dilakukan dengan metode ceramah. Sosialisasi ini menjelaskan mengenai
perbedaan dan manfaat sampah organik dan anorganik. Sampah organik dapat
dimanfaatkan menjadi pupuk kompos yang ramah lingkungan serta murah. Sedangkan
sampah anorganik dapat dilakukan daur ulang atau 3R (reduce, reuse, recycle).
Berdasarkan ulasan yang telah dilakukan,
dapat disimpulkan beberapa hal yakni:
1) Masyarakat dapat
menyadari pentingnya kepedulian akan lingkungan sekitar dengan cara memahami
pentingnya pengolahan sampah secara tepat guna untuk menciptakan lingkungan
yang bersih dan sehat.
2) Masyarakat dapat
pula memahami prinsip 5R dan peranan bank sampah, sehingga masyarakat mampu
memanfaatkan sampah sebagai penghasilan tambahan.
3) Membentuk
kelompok-kelompok kerja dengan memberdayakan masyarakat dan organisasi terkait
sebagai langkah awal pengelolaan sampah sebagai tanggung jawab bersama.
4) Sampah yang
diproduksi oleh masing-masing rumah dikelola dengan cara dipilah dan
ditempatkan terpisah sesuai dengan jenis sampah organik dan anorganik, hal
tersebut dapat mempermudah tugas pengepul atau petugas sampah untuk diproses
lebih lanjut.
Daftar Pustaka
Farida, A. A., Dina,
A., Ika, W.W., Ayu,U. ,dan Dian, H.S. Jurnal Science Tech Vol. 4, No. 2,
Agustus 2018
Dyah, R.P.,
Andy,T.P., Devitha ,S.P., Eulogius, S.,
Rafi ,W.N., Suaib ., Arya,S., Julen , J.A., Alfred, B., Doni, H., Patricia, Y.
G.P., Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 2, No. 4 Desember 2022 e-ISSN:
2962-3839; p-ISSN: 2962-4436 , Hal 116-128
https://journal.amikveteran.ac.id/index.php/kreatif
0 komentar:
Posting Komentar