HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI DENGAN PERILAKU ORANG-ORANG YANG BERKENAAN DENGAN SAMPAH
Psikologi Lingkungan Ujian Tengah Semester
Dosen
Pengampu: Dr., Dra. Arundati Shinta MA
Bima Mahardika
21310410189
Psikologi SJ
Fakultas
Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang merupakan
ikon wisata Indonesia memiliki beberapa obyek wisata dan obyek vital yang
sangat bagus dan tertata berupa Bandara Yogyakarta International Airport (YIA),
tetapi dapur berupa tempat pembuangan akhir (TPA) dan sistem pengelolaan sampah
yang sangat amburadul.
Publik
DIY dibuat kebingungan ketika pemerintah daerah memutuskan untuk menutup TPA
Piyungan sebagai respons atas membludaknya sampah dan kapasitas pengelolaan
sampah TPA Piyungan yang sangat terbatas. Kebijakan tersebut praktis berdampak
pada tumpukan sampah yang mulai banyak ditemukan di ruang publik; mulai dari
Alun-Alun Selatan Keraton Yogyakarta, Universitas Gadjah Mada, dan beberapa
ruas jalan di Yogyakarta.
Menurut
data dari Bappeda Provinsi DIY, volume produksi sampah terus meningkat dari
2019 sebesar 644,69 ton per hari hingga 2023 sebesar 1.231,55 ton per hari.
Peningkatan volume produksi ini sayang sekali tidak dibarengi dengan
peningkatan pengelolaan persampahan regional yang hanya sebesar 740 ton per
hari.
Setelah
TPA Regional Piyungan ditutup, muncul persoalan dalam pengelolaan sampah di
Bantul, Sleman, dan Kota Yogyakarta. Bahkan, selama beberapa hari terakhir,
timbunan sampah mulai terlihat dibanyak titik pinggiran jalan wilayah Kota
Yogyakarta.
Faktor penyebab membuang sampah sembarangan,
antara lain:
1. Anggapan Bahwa Sampah Bukanlah Barang yang
Bernilai Sehingga Tidak Memerlukan Perhatian Khusus.
2. Masih Kurangnya Pemahaman Terkait Akibat
Sampah yang Tidak Dikelola.
3. Rasa Malas untuk Membuang Sampah Pada
Tempatnya.
4. Meniru Apa Yang Dilakukan Oleh Kebanyakan
Orang.
5. Yakin Bahwa Tidak Ada Konsekuensi Membuang
Sampah Sembarangan.
6. Tidak Peduli Terhadap Perilaku Sendiri.
7. Merasa Bahwa Sampah Bukan Tanggungjawab
Pribadi.
Terkait masalah
persampahan, dikota kota besar khususnya Yogyakarta saat ini masih terjadi
sindroma NIMBY (Notin My Back Yard) yakni berpersepsi menganggap sampah bukan
urusannya lagi jika sudahberada di luar rumahnya. Suatu sikap yang kurang
peduli akan keberadaan sampah.Sampah dibiarkan dibuang begitu saja ke
lahan-lahan kosong atau ke sungai.Berbagai solusi ditawarkan Pemerintah
terutama menyangkut prasarana persampahan."Tetapi yang terpenting untuk
mengatasi masalah sampah adalah bagaimana mengubah perilaku masyarakat agar
peduli terhadap pengelolaan sampah.
persepsi
seseorang terhadap suatu objek akan mempengaruhi perilakunya. Perilaku membuang
sampah sembarangan termasuk hidup tidak selaras dengan alam. Manusia melakukan
kegiatan, yakni membuang sampah sembarangan, yang disadari atau tidak, kegiatan
tersebut dapat merusak alam.
Dalammengubah
persepsi masyarakat ini salah satunya melalui budaya mengurangi sampahdi
sumbernya yaitu di rumah tangga. Artinya sampah dipilah menurut jenisnya,apakah
sampah organik dan anorganik.
Setelah
itu bisa dilakukan 3R. ”Reduce, Reuse, Recycle” merupakan maksud penanganan
sampah yang terdiri dari tiga unsur yaitu, “Mengurangi”, “Menggunakan ulang”
dan “Mendaur ulang” sampah (juga dikenal sebagai 3R). Untuk memulai melakukan
3R ini memang dapat dilakukan oleh siapa saja. Berikut adalah kegiatan 3R
(Reuse Reduce Recycle) yang dapat dilakukan di rumah, sekolah, kantor, ataupun
di tempat-tempat umum lainnya.
A. Contoh kegiatan reuse (Menggunakan ulang)
sehari-hari:
– Memilih wadah, kantong atau benda yang dapat
digunakan beberapa kali atau berulang-ulang. Misalnya, menggunakan sapu tangan
dari pada menggunakan tissu, menggunakan tas belanja dari kain dari pada
menggunakan kantong plastik.
B. Contoh kegiatan reduce (mengurangi)
sehari-hari:
– Memilih produk dengan kemasan yang dapat
didaur ulang.
– Hindari memakai dan membeli produk yang
menghasilkan sampah dalam jumlah besar.
– Menggunakan produk yang dapat diisi ulang
(refill).
– Mengurangi penggunaan bahan sekali pakai.
C. Contoh kegiatan recycle (mendaur ulang)
sehari-hari:
– Memilih produk dan kemasan yang dapat didaur
ulang.
– Mengolah sampah kertas menjadi kertas atau
karton kembali.
– Melakukan pengolahan sampah organik menjadi
kompos.
– Lakukan pengolahan sampah non organik menjadi
barang yang bermanfaat dan bahkan memiliki nilai jual.
3R memang hanya istilah sederhana. Namun dari
hal yang sederhana ini, dapat memberikan dampak yang positif bagi permasalahan
sampah di sekitar. Maka dari itu cintai lingkungan kita untuk melindungi bumi
agar terus berkesinambungan. Semangat kita pasti bisa mewujudkan linkungan yang
bersih dan indah di pandang mata.
Psikologi lingkungan merupakan cabang keilmuan
psikologi yang berusaha mempelajari hubungan antar manusia dengan lingkungan
buatan maupun alam itu sendiri secara alami. Dalam psikologi lingkungan,
psikolog maupun ilmuwan psikologi berusaha menghubungkan dan menganalisis
keterkaitan antara pengalaman manusia dan tindakan yang sesuai terhadap
lingkungannya.
Sebagai
mahasiswa Psikologi dan calon sarjana psikologi, menjaga lingkungan dimulai
dari diri sendiri atau perilaku individu yang pro lingkungan. Serta kemampuan
mengajak orang lain untuk melakukan hal yang sama. Mengingatkan untuk
menerapkan teori partisipatif sangat sederhana yakni TM2 (tahu,
mampu,melaksanakan). Tahu mengurangi sampah dari sumbernya hingga mampu
danmelaksanakan pembuangan sampah yang benar. Upaya mengubah persepsi
masyarakat ini, tidak hanya dari pemerintah, tetapi bisadimulai dari masyarakat
sendiri. Mendoktrin diri sendiri dan dimulai dari respect individu terhadap
lingkungan “bahwa sampah adalah tanggungjawab “.
DAFTAR
PUSTAKA
Mulasari, S. A., Husodo, A. H., & Muhadjir,
N. (2016). Analisis situasi permasalahan sampah kota Yogyakarta dan kebijakan
penanggulangannya. KEMAS: Jurnal Kesehatan Masyarakat, 11(2), 259-269.
Rahayu, I. (2019). Analisis Strategi
Pengelolaan Sampah Di TPST Piyungan Kabupaten Bantul Dalam Upaya Mengurangi
Banjir Sampah.
Tansatrisna, D. (2014). Persepsi dan
partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah rumah tangga.
Yudhistirani, S. A., Syaufina, L., &
Mulatsih, S. (2016). Desain sistem pengelolaan sampah melalui pemilahan sampah
organik dan anorganik berdasarkan persepsi ibu-ibu rumah tangga. Jurnal
Konversi, 4(2), 29-42.
Mulasari, S. A., Husodo, A. H., & Muhadjir,
N. (2014). Kebijakan pemerintah dalam pengelolaan sampah domestik. Kesmas:
Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional (National Public Health Journal), 8(8),
404-410.
Helmi, H., Nengsih, Y. K., & Suganda, V. A.
(2018). Peningkatan kepedulian lingkungan melalui pembinaan penerapan sistem 3R
(reduce, reuse, recycle). JPPM (Jurnal Pendidikan Dan Pemberdayaan Masyarakat),
5(1), 1-8.
Egam, P.P. Tandal, A. (2011). Arsitektur
Berwawasan Perilaku (Behaviorisme). Media Matrasain, Vol. 8, Nomor 1.
0 komentar:
Posting Komentar