Kamis, 02 November 2023

Essay UTS Psi.Lingkungan Bima Mahardika 21310410189- SJ


 

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI DENGAN PERILAKU ORANG-ORANG YANG BERKENAAN DENGAN SAMPAH 

Psikologi Lingkungan Ujian Tengah Semester 

Dosen Pengampu: Dr., Dra. Arundati Shinta MA



Bima Mahardika

21310410189 

 Psikologi SJ 

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45

Yogyakarta

Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang merupakan ikon wisata Indonesia memiliki beberapa obyek wisata dan obyek vital yang sangat bagus dan tertata berupa Bandara Yogyakarta International Airport (YIA), tetapi dapur berupa tempat pembuangan akhir (TPA) dan sistem pengelolaan sampah yang sangat amburadul.

Publik DIY dibuat kebingungan ketika pemerintah daerah memutuskan untuk menutup TPA Piyungan sebagai respons atas membludaknya sampah dan kapasitas pengelolaan sampah TPA Piyungan yang sangat terbatas. Kebijakan tersebut praktis berdampak pada tumpukan sampah yang mulai banyak ditemukan di ruang publik; mulai dari Alun-Alun Selatan Keraton Yogyakarta, Universitas Gadjah Mada, dan beberapa ruas jalan di Yogyakarta.

Menurut data dari Bappeda Provinsi DIY, volume produksi sampah terus meningkat dari 2019 sebesar 644,69 ton per hari hingga 2023 sebesar 1.231,55 ton per hari. Peningkatan volume produksi ini sayang sekali tidak dibarengi dengan peningkatan pengelolaan persampahan regional yang hanya sebesar 740 ton per hari.

Setelah TPA Regional Piyungan ditutup, muncul persoalan dalam pengelolaan sampah di Bantul, Sleman, dan Kota Yogyakarta. Bahkan, selama beberapa hari terakhir, timbunan sampah mulai terlihat dibanyak titik pinggiran jalan wilayah Kota Yogyakarta.

Faktor penyebab membuang sampah sembarangan, antara lain:

1. Anggapan Bahwa Sampah Bukanlah Barang yang Bernilai Sehingga Tidak Memerlukan Perhatian Khusus.

2. Masih Kurangnya Pemahaman Terkait Akibat Sampah yang Tidak Dikelola.

3. Rasa Malas untuk Membuang Sampah Pada Tempatnya.

4. Meniru Apa Yang Dilakukan Oleh Kebanyakan Orang.

5. Yakin Bahwa Tidak Ada Konsekuensi Membuang Sampah Sembarangan.

6. Tidak Peduli Terhadap Perilaku Sendiri.

7. Merasa Bahwa Sampah Bukan Tanggungjawab Pribadi.

 Terkait masalah persampahan, dikota kota besar khususnya Yogyakarta saat ini masih terjadi sindroma NIMBY (Notin My Back Yard) yakni berpersepsi menganggap sampah bukan urusannya lagi jika sudahberada di luar rumahnya. Suatu sikap yang kurang peduli akan keberadaan sampah.Sampah dibiarkan dibuang begitu saja ke lahan-lahan kosong atau ke sungai.Berbagai solusi ditawarkan Pemerintah terutama menyangkut prasarana persampahan."Tetapi yang terpenting untuk mengatasi masalah sampah adalah bagaimana mengubah perilaku masyarakat agar peduli terhadap pengelolaan sampah.

 persepsi seseorang terhadap suatu objek akan mempengaruhi perilakunya. Perilaku membuang sampah sembarangan termasuk hidup tidak selaras dengan alam. Manusia melakukan kegiatan, yakni membuang sampah sembarangan, yang disadari atau tidak, kegiatan tersebut dapat merusak alam.

 Dalammengubah persepsi masyarakat ini salah satunya melalui budaya mengurangi sampahdi sumbernya yaitu di rumah tangga. Artinya sampah dipilah menurut jenisnya,apakah sampah organik dan anorganik.

 Setelah itu bisa dilakukan 3R. ”Reduce, Reuse, Recycle” merupakan maksud penanganan sampah yang terdiri dari tiga unsur yaitu, “Mengurangi”, “Menggunakan ulang” dan “Mendaur ulang” sampah (juga dikenal sebagai 3R). Untuk memulai melakukan 3R ini memang dapat dilakukan oleh siapa saja. Berikut adalah kegiatan 3R (Reuse Reduce Recycle) yang dapat dilakukan di rumah, sekolah, kantor, ataupun di tempat-tempat umum lainnya.

A. Contoh kegiatan reuse (Menggunakan ulang) sehari-hari:

– Memilih wadah, kantong atau benda yang dapat digunakan beberapa kali atau berulang-ulang. Misalnya, menggunakan sapu tangan dari pada menggunakan tissu, menggunakan tas belanja dari kain dari pada menggunakan kantong plastik.

B. Contoh kegiatan reduce (mengurangi) sehari-hari:

– Memilih produk dengan kemasan yang dapat didaur ulang.

– Hindari memakai dan membeli produk yang menghasilkan sampah dalam jumlah besar.

– Menggunakan produk yang dapat diisi ulang (refill).

– Mengurangi penggunaan bahan sekali pakai.

C. Contoh kegiatan recycle (mendaur ulang) sehari-hari:

– Memilih produk dan kemasan yang dapat didaur ulang.

– Mengolah sampah kertas menjadi kertas atau karton kembali.

– Melakukan pengolahan sampah organik menjadi kompos.

– Lakukan pengolahan sampah non organik menjadi barang yang bermanfaat dan bahkan memiliki nilai jual.

3R memang hanya istilah sederhana. Namun dari hal yang sederhana ini, dapat memberikan dampak yang positif bagi permasalahan sampah di sekitar. Maka dari itu cintai lingkungan kita untuk melindungi bumi agar terus berkesinambungan. Semangat kita pasti bisa mewujudkan linkungan yang bersih dan indah di pandang mata.

 Psikologi lingkungan merupakan cabang keilmuan psikologi yang berusaha mempelajari hubungan antar manusia dengan lingkungan buatan maupun alam itu sendiri secara alami. Dalam psikologi lingkungan, psikolog maupun ilmuwan psikologi berusaha menghubungkan dan menganalisis keterkaitan antara pengalaman manusia dan tindakan yang sesuai terhadap lingkungannya.

 Sebagai mahasiswa Psikologi dan calon sarjana psikologi, menjaga lingkungan dimulai dari diri sendiri atau perilaku individu yang pro lingkungan. Serta kemampuan mengajak orang lain untuk melakukan hal yang sama. Mengingatkan untuk menerapkan teori partisipatif sangat sederhana yakni TM2 (tahu, mampu,melaksanakan). Tahu mengurangi sampah dari sumbernya hingga mampu danmelaksanakan pembuangan sampah yang benar. Upaya mengubah persepsi masyarakat ini, tidak hanya dari pemerintah, tetapi bisadimulai dari masyarakat sendiri. Mendoktrin diri sendiri dan dimulai dari respect individu terhadap lingkungan “bahwa sampah adalah tanggungjawab “.

 

DAFTAR PUSTAKA

Mulasari, S. A., Husodo, A. H., & Muhadjir, N. (2016). Analisis situasi permasalahan sampah kota Yogyakarta dan kebijakan penanggulangannya. KEMAS: Jurnal Kesehatan Masyarakat, 11(2), 259-269.

Rahayu, I. (2019). Analisis Strategi Pengelolaan Sampah Di TPST Piyungan Kabupaten Bantul Dalam Upaya Mengurangi Banjir Sampah.

Tansatrisna, D. (2014). Persepsi dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah rumah tangga.

Yudhistirani, S. A., Syaufina, L., & Mulatsih, S. (2016). Desain sistem pengelolaan sampah melalui pemilahan sampah organik dan anorganik berdasarkan persepsi ibu-ibu rumah tangga. Jurnal Konversi, 4(2), 29-42.

Mulasari, S. A., Husodo, A. H., & Muhadjir, N. (2014). Kebijakan pemerintah dalam pengelolaan sampah domestik. Kesmas: Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional (National Public Health Journal), 8(8), 404-410.

Helmi, H., Nengsih, Y. K., & Suganda, V. A. (2018). Peningkatan kepedulian lingkungan melalui pembinaan penerapan sistem 3R (reduce, reuse, recycle). JPPM (Jurnal Pendidikan Dan Pemberdayaan Masyarakat), 5(1), 1-8.

Egam, P.P. Tandal, A. (2011). Arsitektur Berwawasan Perilaku (Behaviorisme). Media Matrasain, Vol. 8, Nomor 1.

Shinta, A. (2013). Persepsi Terhadap Lingkungan. Kup45iana. Diakses pada 1 November, 2023 melalui website http://kupasiana.psikologiup45.com/2013/04/persepsi-terhadap-lin

Related Posts:

0 komentar:

Posting Komentar