Kamis, 02 November 2023

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI DENGAN PERILAKU ORANG BERKENAAN DENGAN SAMPAH UTS Psikologi Lingkungan Afini Musyarofah.J

 

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI DENGAN PERILAKU ORANG BERKENAAN DENGAN SAMPAH

UTS Psikologi Lingkungan

Afini Musyarofah.J

22310410113

Dosen Pengampu : Dr., Dra. Arundati Shinta, MA

Universitas Proklamasi 45

Yogyakarta


Sampah selalu menjadi masalah yang tidak ada habisnya untuk dibahas. Hampir seluruh Negara di dunia mengalami polemik terkait sampah. Tidak terkecuali Indonesia salah satu nya di Kota Yogyakarta karena imbas adanya penutupan Tempat Pembuangan Akhir Sampah Terpadu (TPST) Piyungan. Masalah yang dihadapi kota ini yaitu minimnya kesadaran masyarakat terkait pengelolaan sampah sehingga mereka membuang sampah secara sembarangan seperti dilahan-lahan kosong, di depan pertokoan, dan di pinggiran jalan. Dengan adanya pernyataan dari Pemda DIY terkait akan ditutupnya TPST Piyungan secara permanen pada tahun 2024 akan menyebabkan masalah sampah ini jadi semakin pelik, terlebih jika persepsi masyarakat Jogja terkait pentingnya pengelolaan sampah masih negatif.

Menurut Yolarita (2011), paradigma baru dalam pengelolaan sampah lebih menekankan pada pengurangan sampah dari sumber untuk mengurangi jumlah timbunan sampah dan mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan dari sampah. Sehingga hal tersebut sesuai dengan prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle) yang cara  pengelolaannya berfokus pada pengurangan sampah dari sumber asalnya (rumah tangga). Pemilahan sampah yang dilakukan dengan menerapkan prinsip 3R akan mempermudah teknik pengolahan sampah selanjutnya. Dinas Pekerjaan Umum (2007) menjelaskan bahwa prinsip 3R dapat diuraikan sebagai berikut;

1.       Reduce atau reduksi sampah, merupakan upaya untuk mengurangi timbunan sampah di sumber asalanya bahkan dapat dilakukan sejak sebelum sampah dihasilkan dengan cara mengubah pola hidup konsumtif, yaitu merubah kebiasaan boros yang menghasilkan banyak sampah menjadi hemat/efisien menghasilkan sedikit sampah.

2.       Reuse artinya menggunakan kembali bahan atau material agar tidak menjadi sampah (tanpa melalui proses pengolahan), Dengan tujuan memperpanjang usia penggunaan barang melalui perawatan dan pemanfaatan kembali barang secara langsung.

3.       Recycle artinya mendaur ulang suatu bahan yang sudah tidak berguna menjadi bahan lain atau barang yang baru setelah melalui proses pengolahan.

Agar prinsip 3R dapat berjalan dengan baik maka sebagai pelaku yang menghasilkan sampah,  masyarakat perlu ikut berpartisipasi ambil bagian dalam pelaksanaannya. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam mengelola sampah sebagai upaya untuk menjaga lingkungan. Salah satu faktor tersebut yaitu karena adanya persepsi masyarakat tentang lingkungan yang sehat dan bersih itu harus terbebas dari sampah.

Menurut Tansatrisna (2014) Persepsi merupakan salah satu penentu tingkat partisipasi masyarakat karena persepsi merupakan hal yang mendasari seorang individu dalam setiap tindakannya. Dalam hal ini, persepsi sebagai pembentuk sikap dan perilaku akan melandasi perilaku masyarakat untuk berpartisipasi dalam pengelolaan sampah. Jika persepri terhadap pengelolaan sampah rumah tangga positif, maka masyarakat akan cenderung memiliki tingkat partisipasi yang tinggi. Begitu pula sebaliknya, jika persepsinya negatif, maka masyarakat akan cenderung untuk tidak berpartisipasi dalam pengelolaan sampah rumah tangga.

Persepsi masyarakat dalam mengelola sampah rumah tangga bisa disebabkan oleh adanya faktor internal dalam diri indvidu maupun faktor eksternal yang berupa keadaan lingkungannya. Dalam hal ini persepsi dan perilaku masyarakat Jogja terhadap sampah dapat dipengaruhi oleh keadaan lingkungannya.  Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Albert Bandura tentang adanya social learning yaitu perilaku manusia yang memiliki interaksi timbal balik secara berkesinambungan antara kognitif, perilaku, dan pengaruh lingkungan. Dengan adanya social learning ini ketika kita melihat model berperilaku tertentu maka kita mungkin saja akan menirunya. Proses peniruan ini tidak otomatis langsung terjadi, tetapi melalui proses kognisi subjek. Sehingga, dengan adanya teori tersebut ketika seorang individu melihat perilaku individu lain saat membuang sampah sembarangan maka ia tidak langsung meniru perilaku tersebut. Namun lama-kelamaan individu bisa meniru perilaku buang sampah tersebut.

Paul A.Bell dan kawan-kawan (dalam Sarwono, 1995). Juga menjelaskan tentang persepsi bahwa individu akan menghadapi/mengamati dan ingin memahami suatu objek fisik yang ada di lingkungannya seperti saat TPST Piyungan masih beroprasi normal, maka dia merasa tenang karena tidak perlu pusing memikirkan kemana sampah akan dibuang. Akan tetapi saat terjadi penutupan TPST Piyungan maka individu tersebut mulai merasa stress memikirkan bagaimana sampah-sampah yang dia hasilkan harus di hilangkan supaya tidak membusuk dan menimbulkan bau, sehingga mulai berusaha untuk mengatasi stress tersebut (coping behavior) karena dia telah mengalami situasi yang tidak nyaman. Ketika coping behavior yang dia lakukan tidak berhasil mengatasi stressnya maka memunculkan perilaku apa saja agar stress tersebut bisa hilang sehingga ketika dia melihat masyarakat secara berturut-turut membuang sampah secara sembarangan, maka dia mulai mengikuti perilaku tersebut.

                 Sehingga penting bagi individu untuk memiliki persepsi yang benar terhadap sesuatu, karena persepsi merupakan dasar pembentukan sikap dan perilaku manusia dalam menjalani hidupnya.

 

Daftar Pustaka

Azwar, A. (1990). Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan, Jakarta, Yayasan Mutiara.

[Dinas PU] Dinas Pekerjaan Umum. 2007. Pedoman Umum 3R Berbasis Masyarakat di Kawasan Pemukiman. Jakarta (ID): Dinas PU.

Sarwono, S. W. (1995). Psikologi lingkungan. Jakarta: Grasindo & Program Pascasarjana Prodi Psikologi UI.

Tansatisna, D. (2014) Persepsi Dan Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah Rumah Tangga [Skripsi]. Bogor (ID): Universitas Institut Pertanian Bogor. [Internet]. [diunduh pada 02 November 2023]. Melalui link: https://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/72098

Widiarti, I. W. (2012). Pengelolaan Sampah Berbasis “Zero Waste” Skala Rumah Tagga Secara Mandiri. Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan. 4(2), Juni 2012, hal 101-113

Yolarita E. 2011. Pengelolaan sampah dengan prinsip 3R di Kota Solok [tesis]. Bandung (ID): Universitas Padjajaran. [Internet]. [diunduh pada 02 November 2023]. Melalui link: http://pustaka.unpad.ac.id/archives/1196933.

 

0 komentar:

Posting Komentar