Kamis, 02 November 2023

Psi.Lingkungan : E.UTS HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI DENGAN PERILAKU ORANG-ORANG YANG BERKENAAN DENGAN SAMPAH (Aditya Nur Ihsan_22310410133)

 

UJIAN TENGAH SEMESTER 

NAMA                                   : Aditya Nur Ihsan

NIM                                        : 22310410133

PERGURUAN TINGGI       : Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

FAKULTAS                           : Psikologi, Kelas A, Kelas SJ & SP

MATA KULIAH                   : Psikologi Lingkungan

PENGAMPU                         : Arundati Shinta

HARI / TANGGAL             : Rabu, 1 November 2023, pukul 0800 WIB.

SOAL :

1)      Jumlah sampah yang tidak terkelola secara ramah lingkungan di Yogyakarta sekarang ini menjadi persoalan besar dan merembet ke persoalan-persoalan lainnya. Misalnya, sektor pariwisata yang selama ini menjadi andalan Yogyakarta, akan terancam. Turis-turis akan enggan ke Yogyakarta. Sektor kesehatan juga terancam, banyak penduduk yang terserang ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Atas), karena pembakaran sampah yang masif. Sektor-sektor lainnya juga terimbas. Pada tahun 2024, TPA Piyungan akan ditutup secara resmi, dan Pemda Kabupaten juga kebingungan menenangkan masyarakat. Persoalan-persoalan di atas muncul karena faktor persepsi orang terhadap sampah. Anda sebagai calon sarjana Psikologi dari UP45 tentu bisa menjelaskan tentang:

Apa hubungan antara persepsi dengan perilaku orang-orang yang berkenaan dengan sampah?

2)      Soal ini hanya untuk mahasiswa yang tidak bisa hadir pada kelas eksperimen di rumah dosen beberapa waktu yang lalu. Lihatlah sebuah film / video dari youtube tentang pembuatan kompos. Buatlah kompos berdasarkan film / video tersebut. Ilustrasinya adalah foto-foto ketika Anda membuat kompos tadi. Buatlah esainya (E4), publikasikan di Move On / Klinik Psikologi, jumlah kata 500-600, tidak boleh plagiasi, ada permasalahannya, keterangan judul harus lengkap. Esai dikumpulkan sebelum ujian akhir. Link tulisan dikirim ke ketua kelas.

3)      Soal ini hanya untuk mahasiswa yang tidak bisa hadir pada kelas “Kunjungan Ke TPST Randu Alas” beberapa waktu yang lalu. Bagi yang tinggal di Yogyakarta, lakukanlah observasi dan kunjungan pribadi ke TPST Randu Alas Jl. Kaliurang Yogyakarta. Bagi mahasiswa yang tidak tinggal di Yogyakarta, lakukanlah observasi dan kunjungan pribadi ke TPST di kota Anda. Buatlah esainya (E5) dengan topik “Manajemen Pengelolaan Sampah di Tingkat TPST”, publikasikan di Move On / Klinik Psikologi, jumlah kata 300-500, tidak boleh plagiasi, ada permasalahannya, keterangan judul harus lengkap, ada ilustrasi berupa foto diri Anda di depan TPST yang Anda kunjungi. Esai dikumpulkan sebelum ujian akhir. Link tulisan dikirim ke ketua kelas.

 

JAWABAN :

No. 1


 

Persepsi memainkan peran penting dalam membentuk perilaku individu terkait dengan sampah. Hubungan antara persepsi dan perilaku dapat dijelaskan melalui konsep 3R behaviors, yaitu Reduce (mengurangi), Reuse (menggunakan kembali), dan Recycle (mendaur ulang). Individu yang memiliki persepsi positif terhadap pentingnya mengurangi, menggunakan kembali, dan mendaur ulang sampah cenderung akan mempraktikkan perilaku-perilaku ini dalam kehidupan sehari-hari. Dalam tulisan "Persepsi Terhadap Lingkungan," dosen menjelaskan bahwa persepsi terhadap lingkungan mencakup penilaian dan interpretasi individu terhadap kondisi lingkungan sekitarnya. Individu yang memiliki persepsi positif terhadap keberlanjutan lingkungan cenderung akan lebih peduli terhadap masalah sampah dan akan lebih mungkin untuk mengadopsi perilaku 3R.

Jadi, dalam konteks Yogyakarta, ketika masyarakat memiliki persepsi negatif terhadap penanganan sampah dan tidak memahami pentingnya perilaku 3R, hal ini dapat menyebabkan meningkatnya jumlah sampah yang tidak terkelola secara ramah lingkungan. Akibatnya, sektor-sektor seperti pariwisata dan kesehatan dapat terancam, karena turis akan enggan berkunjung dan banyak penduduk dapat terserang ISPA akibat pembakaran sampah. Dalam mengatasi persoalan ini, penting untuk melakukan edukasi dan advokasi mengenai pentingnya perilaku 3R dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan dampak negatif dari penanganan sampah yang tidak ramah lingkungan.

No 2

Judul: Persepsi Terhadap Sampah: Dampaknya pada Perilaku Lingkungan

Sampah merupakan persoalan global yang memengaruhi berbagai aspek kehidupan manusia. Di Yogyakarta, masalah pengelolaan sampah yang tidak ramah lingkungan telah menjadi isu serius yang berdampak luas pada berbagai sektor, termasuk pariwisata dan kesehatan masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa persepsi terhadap sampah memainkan peran krusial dalam membentuk perilaku individu terkait pengelolaannya.

Persepsi merupakan cara seseorang memahami dan menafsirkan informasi dari lingkungannya. Dalam konteks sampah, persepsi mencakup pemahaman tentang pentingnya pengelolaan sampah secara benar dan ramah lingkungan. Individu yang memiliki persepsi positif terhadap pengelolaan sampah cenderung lebih cenderung untuk mengambil tindakan yang bertanggung jawab terhadap lingkungannya.

Salah satu konsep penting dalam pengelolaan sampah adalah konsep 3R: Reduce, Reuse, Recycle. Konsep ini mengajarkan individu untuk mengurangi penggunaan bahan yang tidak ramah lingkungan, memanfaatkan kembali barang-barang yang masih layak digunakan, dan mendaur ulang material yang dapat diproses kembali. Orang-orang yang memiliki persepsi positif terhadap konsep 3R cenderung menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Dosen dalam artikel "Persepsi Terhadap Lingkungan" juga menekankan pentingnya persepsi terhadap lingkungan dalam membentuk perilaku pro-lingkungan. Jika seseorang memahami bahwa pengelolaan sampah yang baik berdampak positif pada lingkungan dan kesehatan masyarakat, mereka lebih cenderung untuk terlibat dalam tindakan-tindakan yang mendukung keberlanjutan.

Namun, terdapat pula faktor-faktor yang dapat memengaruhi persepsi individu terhadap sampah. Misalnya, pengaruh budaya dan pendidikan dapat membentuk pandangan seseorang terhadap pentingnya pengelolaan sampah. Selain itu, pengalaman pribadi juga dapat memengaruhi persepsi individu. Seseorang yang telah mengalami dampak negatif dari pengelolaan sampah yang buruk mungkin akan memiliki persepsi yang lebih sensitif terhadap masalah ini.

Dalam konteks Yogyakarta, krisis pengelolaan sampah telah menunjukkan betapa pentingnya memperbaiki persepsi masyarakat terhadap masalah ini. Upaya untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran tentang pentingnya pengelolaan sampah yang ramah lingkungan perlu dilakukan secara menyeluruh. Kampanye pendidikan dan advokasi lingkungan dapat menjadi langkah awal dalam mengubah persepsi dan perilaku terkait sampah di masyarakat.

Sebagai calon sarjana Psikologi, saya meyakini bahwa perubahan perilaku terkait sampah dapat dicapai melalui pendekatan psikologis yang memperkuat persepsi positif terhadap pengelolaan sampah. Dengan memahami pentingnya persepsi dalam membentuk perilaku, kita dapat bersama-sama menciptakan lingkungan yang lebih bersih, sehat, dan berkelanjutan untuk generasi mendatang.

REFERENSI :

Isthofiyani, S. E., Prasetyo, A. P. B., & Iswari, R. S. (2016). Persepsi Dan Pola Perilaku Masyarakat Bantaran Sungai Damar Dalam Membuang Sampah Di Sungai. Journal of Innovative Science Education5(2), 128-136.

Faridawati, D., & Sudarti, S. (2021). Analisis pengetahuan masyarakat tentang dampak pembakaran sampah terhadap pencemaran lingkungan Desa Tegalwangi Kabupaten Jember. Jurnal Sanitasi Lingkungan1(2), 50-55.

Purwanto, N. (2018). Perilaku Sadar Lingkungan Pemukim Bantaran Sungai jelai, Kabupaten Sukamara Environmental Conscious Behavior of Settler Jelai River Banks, Sumakamara District. Jurnal Pembangunan Wilayah dan Kota14(1), 41-50.

Abrauw, A., Yunus, H. S., & Giyarsih, S. R. (2011). Perilaku masyarakat dalam pengelolaan sampah anorganik di kecamatan abepura kota jayapura. Majalah Geografi Indonesia25(1), 1-14.

Manurung, R. (2008). Persepsi dan partisipasi siswa sekolah dasar dalam pengelolaan sampah di lingkungan sekolah. Jurnal Pendidikan Penabur1(10), 22-34.

 

No 3

Manajemen Pengelolaan Sampah di TPST: Tantangan dan Solusi

Pengelolaan sampah merupakan isu krusial di era modern ini, terutama di perkotaan yang menghasilkan jumlah sampah yang besar setiap harinya. Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) menjadi elemen penting dalam upaya penanganan dan pengelolaan sampah secara efektif.

Salah satu TPST yang menjadi pusat perhatian adalah TPST Randu Alas di Jl. Kaliurang, Yogyakarta. TPST ini memiliki peran strategis dalam menangani sampah dari wilayah sekitarnya. Namun, seiring dengan pertumbuhan populasi dan urbanisasi, TPST ini juga dihadapkan pada sejumlah tantangan.

Salah satu tantangan utama adalah kapasitas. Dengan volume sampah yang terus meningkat, TPST Randu Alas harus mampu mengelola sampah dengan efisien tanpa mengorbankan lingkungan sekitar. Oleh karena itu, diperlukan strategi pengelolaan yang terencana dengan baik, termasuk pemisahan sampah organik dan non-organik serta penerapan konsep 3R (Reduce, Reuse, Recycle).

Selain itu, aspek lingkungan juga perlu diperhatikan. Pengelolaan TPST harus memastikan bahwa limbah yang dihasilkan tidak mencemari tanah dan air di sekitarnya. Penerapan teknologi pengolahan limbah yang ramah lingkungan dan kebijakan pengawasan yang ketat sangatlah penting.

Pendidikan masyarakat juga memiliki peran kunci dalam manajemen TPST. Memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai pentingnya membuang sampah dengan benar, melakukan daur ulang, dan mengurangi penggunaan bahan-bahan sekali pakai adalah langkah awal yang sangat efektif.

Keterlibatan aktif pemerintah, lembaga non-pemerintah, dan komunitas lokal juga menjadi faktor penentu keberhasilan manajemen TPST. Sinergi antara berbagai pihak dalam mendukung pengelolaan sampah yang berkelanjutan akan membawa dampak positif jangka panjang.

Dalam menghadapi tantangan ini, TPST Randu Alas dapat mengambil beberapa langkah strategis. Pertama, peningkatan kapasitas pengolahan dengan memanfaatkan teknologi terbaru dan efisien. Kedua, memperkuat regulasi dan pengawasan terhadap aktivitas di sekitar TPST untuk mencegah pencemaran lingkungan. Terakhir, membangun program edukasi dan advokasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan sampah yang bertanggung jawab.

Dengan langkah-langkah tersebut, TPST Randu Alas dapat menjadi contoh sukses dalam manajemen pengelolaan sampah di Indonesia. Selain itu, hal ini juga akan berdampak positif pada sektor pariwisata dan kesehatan masyarakat di Yogyakarta.

Dalam mengatasi tantangan pengelolaan sampah, kolaborasi adalah kunci. Semua pihak, dari pemerintah hingga masyarakat, perlu berperan aktif dalam menciptakan lingkungan yang bersih, sehat, dan berkelanjutan. Dengan upaya bersama, kita dapat mencapai tujuan ini dan memberikan kontribusi positif bagi generasi mendatang.

REFERENSI  :

Purnomo, C. W. (2021). Solusi pengelolaan sampah Kota. UGM PRESS.

Azizah, A. N. (2021). Pengelolaan sampah berbasis Maqashid Syari’ah dan Circular Economy: Studi di tempat pengolahan sampah terpadu 3R Kabupaten Blitar (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim).

Roos, N., Anis, A., & Nyoman, S. (2022). KAJIAN PERENCANAAN TEMPAT PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU DI DESA KARANGKATES KABUPATEN MALANG. Prosiding SEMSINA3(2), 251-257.

Arifin, M., Qisthani, N. N., & Winati, F. D. (2022). Green Supply Chain Pengelolaan Sampah: Studi Kasus Penggunaan Maggot BSF dalam Pengolahan Sampah Organik. Jurnal Informasi, Sains dan Teknologi5(02), 78-84.

 

 

0 komentar:

Posting Komentar