Selasa, 21 November 2023

Essay 4 Psikologi Lingkungan Kompos dan Ecoenzym Sachuroh & Nurul Ari H

 KOMPOS DAN ECOENZYM

Psikologi Lingkungan Essay 4 Melakukan Eksperimen

Dosen Pengampu: Dr., Dra. Arundati Shinta MA

SACHUROH/21310410165

NURUL ARI H/ 21310410173

 

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45

Yogyakarta


Masalah sampah di setiap daerah pasti selalu ada, tidak hanya di daerah perkotaan melainkan juga di daerah perdesaan. Permasalahan ini tidak akan kunjung selesai jika menset tentang sampah tidak diubah dan gaya hidup yang tidak peduli kepada lingkungan. Sebagai contohnya masyarakat yang membakar sampah tanpa memikirkan asap yang dihasilkan oleh pembakaran tersebut yang menyebabkan polusi udara.

Pada kesempatan kali ini saya dan rekan-rekan berkesempatan untuk mengikuti kegiatan pembuatan kompos dan ekoezym di rumah dosen, yang dilaksanakan pada hari Minggu tanggal   22 Oktober 2023.

Kompos adalah dekomposisi bahan organik yang tidak terpakai lagi. Bahan organik itu dapat berupa tumbuhan, hewan, dan dan unsur-unsur kehidupan lainnya. Kompos memiliki manfaat sebagai pupuk karena kompos tersusun atas bahan-bahan organik kehidupan (Sucipto,2012).

Sedangkan Eco enzyme atau dalam Bahasa Indonesia disebut eko enzim merupakan larutan zat organik kompleks yang diproduksi dari proses fermentasi sisa organik, gula, dan air. Cairan Eco enzym ini berwarna coklat gelap dan memiliki aroma yang asam/segar yang kuat (M. Hemalatha, 2020).

Bahan- bahan yang di perlukan untuk pembuatan kompos antara lain;

Arang, Abu yang disaring, daun-daun yang sudah di fermentasi, Kulit telur, kulit buah yang sudah di iris kecil-kecil, ampas kopi, daun siri, tetes tebu, garam, daun bawang, dedek/bekatul.

Pada adonan ke satu ini berisi Arang, Abu disaring, daun-daun yang sudah di fermentasi, Kulit telur. Selanjutnya yaitu semua bahan-bahan ini dicampur dan di aduk menjadi satu. Sedangkan pada adonan ke dua berisik kulit buah yang sudah diiris-iris kecil-kecil kemudian dicampurkan dengan kompos yang lawas atau kompos lama setelah itu diaduk dan dicampurkan dengan ampas kopi, kulit buah yang telah difermentasi ditambah dengan sisa enzim lalu irisan daun sirih sebanyak 50 lembar dicampur dengan molase ( tetes tebu, atau bakteri untuk menguraikan adonan), selanjutnya tambahkan Ema untuk tanaman sebanyak 6 tutup botol, trikoderma (anti jamir) dicampur dengan fermentasi daun bawang dicampurkan dengan adonan ke 2 (daun bawang ini berfungsi untuk menghindari serangga, campurkan dedak, anfush, garam (sebagai pestisida alami), setelahnya campurkan jerjen dan tambahkan air sampai tidak terlalu kering, jika adonan terlalu basah maka tambahkan sampah daun kering yang sudah dikumpulkan dan disetrika. Selanjutnya gentong tanah liat diberi bantal ( potongan kardus yang sudah) kemudian masukkan campuran kompos lalu ditambahkan dengan kompos yang sudah jadi atau kompos lama ditutup selama 14 hari. Gentong yang terbuat dari tanah liat itu karena ada pori-pori yang bisa mempercepat jadinya kompos

Selanjutnya yaitu cara pembuatan eco enzym pertama rebus air 1 liter, metil etik sulfonat 200 gram, jika sudah mendidih masukan mes, supaya cepat, rendam selama semalam, garam NaCL 150 Gran, Etta 20 gram, kemudian etda disiram dengan air panas, setelah etda larut, masukkan etda ke sabun cair. Aminom 90 gram , Aminom di masukan di sabun cair+etda, Glisery 27 Gran +warna kuning biru, ditambah air 1 liter setelah itu tuangkan mesh dan air panas lalu aduk mess selama kurang lebih 20 menit sampai hancur, ditambah eco enzim 3/4 liter.

 

Daftar Pustaka

M. Hemalatha and P.Visantini, (2020). Potential use of eco-enzyme for the treatment of metal based effluent. IOP Conf. Series: Materials Science and Engineering

Sucipto. (2012). Teknologi Pengolahan Daur Ulang Sampah. Yogyakarta: Penerbit Gosyem Publishing


Lampiran :

 

 









0 komentar:

Posting Komentar