UJIAN TENGAH SEMESTER
PSIKOLOGI LINGKUNGAN
ILMA PUTRI ANDRIASIH
22310410059
Dosen Pengampu : Dr. Dra. Arundati Shinta, MA
Universitas Proklamasi ‘45
Yogyakarta
“TUMBUHKAN PERSEPSI YANG BAIK UNTUK MENANGGULANGI SAMPAH
DEMI MENJAGA LINGKUNGAN”
Sumber Gambar : https://www.google.co.id/amp/s/kids.grid.id/amp/473761300/upaya-pelestarian-lingkungan-hidup-geografi-kelas-11-sma
Persepsi dapat mempengaruhi perilaku orang terhadap sampah. Persepsi adalah cara membentuk kesan tentang diri, orang lain, dan pengalaman hidup sehari- hari. Kualitas dan ketepatan persepsi seseorang, mempunyai pengaruh besar terhadap responnya untuk suatu situasi tertentu. Persepsi yang positif terhadap sampah dapat mempengaruhi perilaku seseorang untuk membuang sampah pada tempatnya dan melakukan 3R conduct ( Reduce, Exercise, Reclaim) dalam mengelola sampah. Selain itu, pengetahuan masyarakat tentang pengelolaan sampah juga masih perlu ditingkatkan. Hal ini menunjukkan bahwa persepsi dan pengetahuan masyarakat memegang peranan penting dalam pengelolaan sampah yang baik dan benar.
Namun tentu tidak cukup hanya melakukan 3R saja untuk peduli dengan lingkungan, cara lain juga dapat dilakukan seperti:
Memisahkan sampah sesuai jenisnya: Pisahkan sampah menjadi dua bagian, yaitu organik dan anorganik. Kamu bisa menyediakan dua buah tempat sampah di rumah dan beri tanda untuk mempermudahnya. Cara seperti ini akan mempermudah kamu dalam memisahkan sampah rumah tangga yang dihasilkan setiap harinya.
Melakukan Zero Waste: Pengelolaan sampah selanjutnya juga dapat dilakukan pada sampah organik. Kamu bisa mendaur ulang sampah organik dengan menjadikannya sebagai pupuk kompos pada tanaman. Sebelum melakukan daur ulang, pastikan juga kemasan seperti kaca, botol, kertas, atau kardus memiliki logo daur ulang agar lebih aman untuk digunakan kembali dengan fungsi berbeda tanpa takut timbulnya reaksi kimia berbahaya.
Membuat Pupuk dari Sampah Organik: Membuat pupuk dari sampah organik juga bisa dilakukan sebagai cara mengelola sampah di rumah. Kamu bisa mendaur ulang sampah organik untuk dijadikan pupuk kompos pada tanaman, daripada membiarkannya berbau busuk karena bakteri pengurai.
Membersihkan Tempat Sampah Setiap Hari: Membersihkan tempat sampah setiap hari sangat penting untuk mencegah penyebaran bakteri dan kuman yang dapat menyebabkan penyakit.
Sumber Gambar : https://www.google.co.id/amp/s/www.tvonenews.com/amp/daerah/yogyakarta/32346-tpa-piyungan-ditutup-lagi-warga-yogya-diimbau-tahan-sampah-di-rumah
Mengenai kasus penutupan TPA di Piyungan telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat setempat, yang khawatir tentang dampaknya terhadap pengelolaan limbah di kota. Penutupan berlangsung selama 45 hari dari 23 Juli 2023, hingga 5 September 2023. Pemerintah daerah telah meminta bantuan dari pemerintah daerah untuk menemukan lokasi penyimpanan sampah sementara. Penutupan tersebut telah menyoroti perlunya praktik pengelolaan limbah yang lebih baik, termasuk pemilahan limbah di sumbernya dan pendirian fasilitas pemrosesan limbah skala kecil. Pemerintah daerah telah menekankan pentingnya mengurangi limbah di sumbernya dan telah mendorong masyarakat untuk membeli hanya apa yang mereka butuhkan untuk mengurangi limbah makanan
Jumlah sampah yang tidak terkelola secara ramah lingkungan di Yogyakarta menjadi persoalan besar dan merembet ke persoalan- persoalan lainnya. Beberapa persoalan yang muncul akibat jumlah sampah yang tidak terkelola secara ramah lingkungan di Yogyakarta adalah sebagai berikut Sektor Pariwisata Sektor pariwisata yang selama ini menjadi andalan Yogyakarta akan terancam. Turis- turis akan enggan ke Yogyakarta karena kondisi lingkungan yang tidak bersih dan sehat akibat jumlah sampah yang tidak terkelola dengan baik. Sektor Kesehatan Sektor kesehatan juga terancam karena banyak penduduk yang terserang ISPA ( Infeksi Saluran Pernafasan Atas) akibat pembakaran sampah yang masif. Pembakaran sampah yang tidak terkontrol dapat menghasilkan asap yang berbahaya bagi kesehatan manusia. TPA Piyungan akan ditutup secara resmi pada tahun 2024, dan Pemda Kabupaten juga kebingungan menenangkan masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa persoalan sampah di Yogyakarta sudah sangat serius dan membutuhkan penanganan yang serius pula.
Untuk lebih peduli lagi dengan lingkungan, ada beberapa cara untuk mengatasi hal tersebut, seperti :
Melakukan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat mengenai pentingnya menjaga lingkungan yang bersih dan terbebas dari sampah. Hal ini dapat dilakukan melalui sektor pendidikan dan kampanye sosial.
Membuat papan larangan membuang sampah di dekat sungai dan papan berisi sanksi pidana dan denda. Hal ini bertujuan agar masyarakat sadar dan tidak membuang sampah di sungai maupun secara sembarangan.
Mendirikan tempat pembuangan sampah kolektif dan Bank Sampah. Dengan adanya tempat pembuangan sampah kolektif, masyarakat bisa membuang sampah dengan lebih mudah dan teratur. Bank Sampah juga dapat membantu mengurangi volume sampah dengan mendaur ulang sampah menjadi sesuatu yang lebih berguna.
Mengurangi timbulan sampah dengan cara memanfaatkan sampah organik seperti sisa makanan dan sayuran sebagai pupuk kompos.
Melakukan pengolahan sampah menjadi barang baru yang bernilai guna seperti tas, vas bunga, dan lain-lain.
Melakukan kegiatan bersih-bersih untuk angkut seluruh sampah yang terlanjur mencemari.
Menjaga kebersihan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan terlebih ke sungai.
Untuk menumbuhkan persepsi yang baik dalam menjaga lingkungan yang bersih terbebas dari sampah, peran masyarakat sangat penting. Dengan adanya kesadaran dan partisipasi masyarakat, masalah sampah dapat diatasi dengan lebih baik. Salah satu upaya untuk meningkatkan kesadaran tersebut adalah edukasi melalui sektor pendidikan dan kampanye sosial. Selain itu, optimalisasi dan pembentukan baru bank sampah juga penting dilakukan dengan ditutupnya TPA Piyungan. Masyarakat juga dapat melakukan pengolahan sampah menjadi barang baru yang bernilai guna seperti tas, vas bunga, dan lain-lain. Melalui kegiatan bersih-bersih, masyarakat dapat membantu mengangkut seluruh sampah yang terlanjur mencemari. Dengan menjaga kebersihan lingkungan dan tidak membuang sampah sembarangan terlebih ke sungai, masyarakat dapat membantu menjaga lingkungan yang bersih dan terbebas dari sampah.
Daftar Pustaka :
Simbolon, M. (2007). Persepsi dan kepribadian. Jurnal ekonomis, 1(1), 52-66.
Solikhah, N. H., Hidayat, A. S., & Ardian, A. A. N. (2011). Dampak Keberadaan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) terhadap Kondisi Sosial Masyarakat Dusun Ngablak, Desa Sitimulyo, Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul. Pelita-Jurnal Penelitian Mahasiswa UNY, (2).
Wijayanti, S. (2016). Kajian Kebijakan Pengelolaan Sampah di Kota Tarakan (Doctoral dissertation, Universitas Gadjah Mada).
0 komentar:
Posting Komentar