Senin, 28 Juni 2021

Mengenali Perilaku Agresif Pada Remaja

     

UJIAN AKHIR PSIKOLOGI SOSIAL 1 SEMESTER GENAP (2020/2021)

          Wening Rahmawati ( 20310410003 )

      Dosen pengampu Dr. Arundati Shinta, M.A

                     Fakultas psikologi

       Universitas proklamasi 45 Yogyakarta

PERILAKU AGRESIF DIKALANGAN REMAJA YANG MERESAHKAN


       
   Satu fenomena saat ini yang memprihatinkan yaitu banyak terjadinya tindak/ aksi kekerasan yang berkaitan dengan perilaku agresif di kalangan masyarakat, baik individu maupun massal. Tindakan tersebut dapat berupa kekerasan verbal maupun kekerasan fisik. Secara faktual perilaku tindak kekerasan tersebut menimbulkan banyak kerugian bagi orang lain. Banyak kasus kekerasan yang terjadi merupakan manifestasi dari perilaku agresif, baik kekerasan secara verbal maupun non verbal.Ahli psikologi menggunakan istilah kekerasan untuk merujuk pada agresi yang tujuannya menyebabkan kerusakan fisik yang ekstrem, seperti cedera atau kematian. Jadi kekerasan adalah bagian dari agresi. Semua tindakan kekerasan bersifat agresif, tetapi hanya tindakan yang dimaksudkan untuk menyebabkan kerusakan fisik yang ekstrem, seperti pembunuhan, penyerangan, pemerkosaan, dan perampokan, perusakan sarana prasarana fasilitas umum, dan juga perilaku destruktif lainnya yang merupakan kekerasan.Dalam KBBI, kekerasan didefinisikan dengan perbuatan seseorang atau kelompok orang yang menyebabkan cedera atau matinya orang lain atau menyebabkan kerusakan fisik atau barang orang lain.

Psikolog sosial mendefinisikan agresi sebagai segala bentuk perilaku yang dimaksudkan untuk merugikan individu lain yang tidak ingin dirugikan (Baron & Richardson, 1994). Karena melibatkan persepsi niat, apa yang tampak seperti agresi dari satu sudut pandang mungkin tidak terlihat seperti itu dari sudut pandang lain, dan perilaku berbahaya yang sama mungkin atau mungkin tidak dianggap agresif tergantung pada niatnya. Namun, kerugian yang disengaja dianggap lebih buruk daripada kerugian yang tidak disengaja, bahkan ketika kerugiannya sama (Ames & Fiske, 2013).Perilaku agresif merupakan perasaan marah atau tindakan kasar akibat kekecewaan atau kegagalan dalam mencapai pemuasan atau tujuan, yang dapat diarahkan kepada orang atau benda,, sifat atau nafsu menyerang sesuatu yang dipandang sebagai hal atau situasi yang mengecewakan, menghalangi, atau menghambat (Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2011).

Perilaku agresif siswa di sekolah sangat Beragam dan kompleks baik berupa verbal (mencaci maki) maupun non verbal (memukul). fenomena perilaku agresif Terjadi di berbagai media massa, hal ini terlihat dari Beberapa kasus tawuran dalam berita televisi dan Koran harian. Aksi-aksi perilaku agresif dapat Terjadi di mana saja, seperti: di jalan raya, di Sekolah, di kompleks-kompleks perumahan, bahkan Di pedesaan. Tindakan aksi ini bahkan sudah mulai Dilakukan oleh siswa-siswa di tingkat SMP. 
Perilaku agresif di kalangan remaja,Khususnya pelajar sekolah menengah atas,dari tahun ke tahun semakin meningkat,baik dari jumlahnya maupun variasi Bentuk perilaku agresif yang dimunculkan.

Perilaku agresif pada remaja terjadi Karena banyak faktor yang menyebabkan, Mempengaruhi, atau memperbesar peluang Munculnya, seperti faktor biologis, temperamen yang sulit, pengaruh pergaulan Yang negatif, penggunaan narkoba, pengaruh tayangan kekerasan, dan lain sebagainya. Dalam penelitian longitudinal terhadap remaja, Elliott (dalam Tremblay &Cairns, 2000) menemukan bahwa terdapat Peningkatan tindakan kekerasan pada anakLaki‐laki maupun perempuan pada usia 12 Tahun sampai 17 tahun.Hal ini menunjukkan bahwa pada tahap perkembangannya, Remaja tergolong rentan berperilaku agresif, terutama jika terdapat faktor risiko yang menyertainya. Remaja yang agresif Memiliki toleransi yang rendah, dan kurang mampu menunda kesenangan dan Cenderung bereaksi dengan cepat terhadap dorongan agresinya, kurang dapat melakukan refleksi diri dan kurang bertanggung jawab atas Perbuatannya sendiri.


   Menurut Bandura (dalam Alwisol, 2006:342), Faktor-faktor penyebab perilaku agresif ada dua, Yakni faktor internal dan eksternal. Akan tetapi, Dengan melihat kenyataan bahwa terdapat berbagai Jenis siswa dan masalah yang dihadapi, dapat Dipastikan bahwa penyebab perilaku agresif setiap Siswa juga berbeda. Untuk itu perlu diadakan penelitian
     Faktor perilaku agresif yaitu antara lain Faktor internal penyebab perilaku agresif adalah frustrasi, emosi, keinginan untuk bercanda, mengimitasi perilaku orang lain dan kebiasaan. Sedangkan faktor eksternal adalah kurangnya perhatian orang tua, adanya konflik dengan siswa lain, adanya konflik dengan keluarga, pengaruh pergaulan dan lingkungan.

Ada beberapa cara untuk meredam atau menghilangkan sebuah tingkah laku yang bersifat agresif. Cara-cara mengatasi agesi itu adalah sebagai berikut:
1. Pengamatan tingkah laku yang baik
Budaya, pendidikan, tontonan yang selalu menampilkan perilaku agresif akan membuat seseorang mengimitasi perilaku tersebut. Untuk mengurangi perilaku agresif ini bisa dengan menampilkan tingkah laku yang memberikan teladan yang baik. Mengurangi tingkah laku budaya dan pendidikan yang menunjukkan agresivitas dan lain-lain. Mengurangi tayangan televisi yang menampilkan kekerasan misalnya, adalah hal yang dianggap penting untuk mengurangi perilaku agresi yang ada dalam masyarakat.
2. Hukuman
Sejarah manusia lebih banyak mencatat hukuman sebagai cara penanganan terhadap agresi. Hal ini bisa dilihat dari agresivitas yang dilakukan individu hingga yang dilakukan oleh institusi atau bahkan negara. Pada individu, para pelaku kekerasan seperti pemerkosa dan pembunuh akan dihukum penjara atau hukuman mati. Negara aggressor seperti Jepang saat menganeksasi Cina tahun 1930-an, diberi sanksi oleh Liga Bangsa-Bangsa. Namun tetap saja agresivitas muncul. Hal yang paling penting dalam penggunaan hukuman adalah hukuman harus jelas dan sesegera mungkin mengikuti agresivitas yang dilakukan. Kedua, hukuman harus amat keras sehingga mengurangi kemungkinan pengulangan oleh pelaku.
3.Katarsis
Seseorang yang perlu mereduksi dorongan agresinya, maka dibutuhkan saluran untuk menyalurkan agresi tersebut. Ingin memukul teman misalnya, dialihkan pada memukul meja. Perilaku ini, oleh Freud disebut dengan katarsis. Isitilah ini mengalami perluasan istilah seperti hipotesis katarsis, yakni upaya untuk menurunkan rasa marah dan kebenciannya dengan cara yang lebih aman sehingga mengurangi bentuk agresi yang sekiranya akan muncul. Umumnya, katarsis berupa kegiatan fisik yang menguras tenaga. Ketika fisik lelah, diperkirakan tingkah laku agresif akan turun. Beberapa aktivitas itu antara lain olah raga atau menonton film-film laga. Hal yang menarik adalah munculnya pesimisme atas langkah ini. hal ini disebabkan karena walaupun katarsis menurunkan rasa marah, agresivitas bisa muncul ketika seseorang kembali terprovokasi.
4.Kognitif
Bisa dibayangkan ketika seseorang berbuat kesalahan pada orang lain, maka tak ayal lagi orang yang dizalimi akan marah. Bagaimana jika ternyata orang yang dizalimi tadi ternyata memaafkan si pembuat kesalahan? Hal ini menjadi mungkin ketika kognisi orang yang dizalimi tadi diisi oleh informasi bahwa perlunya memaafkan orang yang menzalimi. Memaafkan tentunya denga rasa tulus dan ikhlas bahwa dirinya tidak merugi. Hal ini bisa mengurangi agresivitas, setidaknya agesivitas yang tampak.


Daftar Pustaka
Atmawati, D. (2011). Prinsip pollyanna dalam wacana dakwah (Kajian pragmatik). Kajian Lingusitik dan Sastra. 23(1), Juni, 55-65.
 
Shinta, A., Rohyati, E., Handayani, D. & Widiantoro, W. (2016). Maximizing the passive-aggressive employees’ performance. ASEAN Seminar, Psychology Faculty, Muhammadiyah University in Malang, February. Retrieved on June 27, 2021 from:
https://mpsi.umm.ac.id/files/file/647-651%20Arundati%20Shinta,%20Eny%20Rohyati,%20Wahyu%20Widiantoro,%20Dewi%20Handayani.pdf

Siby, P.S. (2020). Perilaku agresif. Manado Post. 4 Nov. Retrieved on June 27, 2021 from: https://manadopost.jawapos.com/opini/04/11/2020/perilaku-agresif/

Laela Siddiqah 1
Fakultas Psikologi
Universitas Gadjah Mada PENCEGAHAN DAN PENANGANAN PERILAKU AGRESIF REMAJAJURNAL PSIKOLOGI
VOLUME 37, NO. 1, JUNI 2010: 50 – 64  

https://www.psychologymania.com/2012/04/cara-mengatasi-agresi.html?m=1 

0 komentar:

Posting Komentar