Selasa, 29 Juni 2021

PENGGELOLAAN PERILAKU AGRESIVITAS PADA REMAJA

PENGELOLAAN PERILAKU AGRESIVITAS PADA REMAJA
ESSAY UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP (2020/2021)
PSIKOLOGI SOSIAL 1
Oleh 
Destyara Zulfa Ramadhani (20310410054)
Dosen Pengampu
Dr. Arundati Shinta, M.A
UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKKARTA

Perilaku agresif merupakan perasaan marah atau tindakan kasar akibat kekecewaan atau kegagalan dalam mencapai pemuasan atau tujuan, yang dapat diarahkan kepada orang atau benda, perbuatan bermusuhan yang dapat diarahkan kepada orang atau benda, sifat atau nafsu menyerang sesuatu yang dipandang sebagai hal atau situasi yang mengecewakan, menghalangi, atau menghambat (Siby, 2020). Psikolog sosial mendefinisikan agresif sebagai segala bentuk perilaku yang dimaksud untuk merugikan individu lain yang tidak ingin dirugikan. Bentuk agresifitas ini biasa menggunakan istilah kekerasan. Karena dapat menyebabkan kerusakan fisik yang sangat berbahaya seperti cedera atau bahkan bisa menyebabkan kematian. Perilaku agresif merujuk pada kekerasan fisik baik kekerasan verbal maupun kekerasan fisik.

Perilaku agresif di masyarakat atau organisasi memiliki dua dimensi, yaitu organisasi vs interpersonal dan memiliki dampak serius vs dampak kecil. Penyimpangan di masyarakat ataupun di organisasi disebabkan oleh adanya faktor eksternal dan internal (Shinta, 2016). Untuk objek sasaran dari perilaku agresif ini yaitu orang lain, lingkungan fisik, bahkan diri sendiri. Menurut Buss dan Perry (1992) mengelompokkan agresivitas dalam empat kelompok bentuk agresi, yaitu; (1) Agresi fisik, yaitu melukai dan menyakiti orang secara fisik, (2) Agresi verbal, yaitu menyakiti dan melukai orang lain dengan menggunakan verbal atau perkataan, (3) Agresi marah, yaitu kesal atau hilangnya kesabaran dan tidak mampu untuk mengontrol emosi atau rasa marahnya, (4) Sikap permusuhan, yaitu benci dan curiga kepada orang lain, iri hati terhadap orang lain serta merasa tidak adil dalam kehidupan.

Bagaimana agresivitas bisa terjadi dan bagaimana cara untuk mengatasinya? Agresivitas biasanya bermula dari tindakan yang menyakiti atau melukai orang lain, baik secara verbal maupun fisik. Dalam kehidupan sehari hari dapat kita jumpai perilaku agresivitas yaitu mencela atau mencaci maki orang lain, membully serta membuat kerusuhan dan tindakan yang mengakibatkan cidera terhadap orang lain. Agresivitas yang biasa dilakukan oleh remaja yaitu tindak kekerasan seperti tawuran. Hal ini sangat merugikan bagi orang lain dan bisa menyebabkan cidera fisik bahkan kematian. 
Cara untuk mengatasi agresivitas ini dimulai dari keluarga, lingkungan masyarakat, dan sekolah. Peran keluarga sangat penting dalam meminimalisir tindakan agresivitas remaja ini. Orang tua dapat memberikan contoh yang baik kepada anak seperti tidak bertengar didepan anaknya karena tindakan itu dapat mencontohkan anak untuk menimbulkan sikap agresif. Orang tua memberikan contoh dan perhatian dalam menyelesaikan masalah dapat diselesaikan dengan cara berdiskusi dan bermusyawarah. Lingkungan masyarakat dan juga sekolah atau lembaga pendidikan juga mempengaruhi sikap agresivitas. Dalam mengatasi agresivitas ini dapat melalui kegiatan yang positif dan bermanfaat sehingga tidak menimbulkan sikap agresi terhadap remaja. Kegiatan yang bermanfaat dan positif memberikan tujuan untuk remaja dapat mengembangkan sikap dan bakat serta tenggang rasa kepada sesama atau orang lain.

Lembaga Pendidikan dalam mengarahkan remaja yaitu untuk aktif ikut serta dalam kegiatan positif seperti ekstrakulikuer rohis, pramuka, dan kegiatan yang sesuai dengan potensi anak tersebut. Kegiatan ini dimaksud agar anak tidak menyimpang terhadap sikap agresivitas. Lingkungan masyarakat juga dapat memberikan contoh seperti Dai yang memberikan dakwah dengan prinsip Pollyana atau cara memandang hidup secara positif, menyampaikan hal hal yang menyenangkan. (Atmawati, 2011)

Daftar Pustaka
Atmawati, D. (2011). Prinsip Pollyanna dalam wacana dakwah (kajian pragmatic). Kajian Linguistik dan Sastra. 23(1), Juni, 55-65.
Shinta, A., Rohyati, E., Handayani, D. & Widiantoro, W. (2016). Maximizing the passive-aggressive employees’ performace. ASEAN Seminar, Psychology Faculty, Muhammadiyah University in Malang, February. Retrieved on June 27, 2021 from :
http://mpsi.umm.sc.id/files/file/647-651/20Arundati/20Shinta,/20Eny/20Rohyati,/20Wahyu/20Widiantoro,/20Dewi/20Handayani.pdf 
Siby, P.S. (2020). Perilaku agresif. Manado Pos. 4 Nov. Retrived on June 27, 2021 from : 
https://manadopost.jawapos.com/opini/04/11/2020/perilaku-agresif/ 

0 komentar:

Posting Komentar