Selasa, 29 Juni 2021

PENANAMAN NILAI BUDAYA SEJAK DINI GUNA MENCEGAH TERJADINYA PERLAKU AGRESIVITAS DIMASA YANG AKAN DATANG

 


Nama : Atika Nuryanti

Nim : 20310410064

PSIKOLOGI SOSIAL

Essay ini dutulis guna mengikuti Ujian Akhir Semester Psikologi Sosial yang diampu

oleh Ibu Dra. Arundati Shinta, MA

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta


PENANAMAN NILAI BUDAYA SEJAK DINI GUNA MENCEGAH TERJADINYA PERLAKU AGRESIVITAS DIMASA YANG AKAN DATANG 


Sekarang ini terdapat berbagai kasus kekerasan yang terjadi yang mana kasus tersebut merupakan manifestasi dari perilaku agresif. Perilaku agresif tersebut dapat beruapa kekerasan secara verbal maupun non verbal baik dilakukan secara individu maupun dilakukan secara masal (Siby, 2020).

Perilaku agresif menutur Bandura (1973) didefinisikan sebagai sesuatu yang dipelajari bukan perilaku yang dibawa oleh individu sejak lahir. Sedangkan menurut Dill dan Dill (1998) perilaku agresif didefinisikan sebagai perilaku yang dilakukan berdasarkan pengalaman serta adanya rangsangan dari situasi tertentu sehingga menyebabkan seseorang itu melakukan tindakan agresif. Perilaku tersebut dapat dilakukan oleh indivudu secara terencana (dirancang) dan seketika (rangsangan situasi) yang berupa membunuh, menghukum orang lain, melukai, berkelahi, menyerang.

Perilaku agresifitas biasanya terjadi karena perilaku yang tidak sesuai dengan kebiasaan, budaya, agama didalam masyarakat yang mana perilaku tersebut mencerminkan tindakan anti sosial. Perilaku agresif dapat dibagi menjadi tiga yakni :

1.      Perilaku agresif fisik, dimana bentuk kebencian dengan melibatkan orang lain, objek atau binatang terluka secara fisik akibat perilaku memukul, menendang, mencubit, merampas.

2.      Perilaku agresif verbal dimana bentuk kebencian yang dapat melukai orang lain secara verbal dengan menghina, melecehkan, mengejek

3.      Perilaku relasional yakni perilaku yang berupa manipulasi dan mengancam untuk menghancurkan hubungan serta ketentraman psikologis dengan berbohong, mengejek, perilaku memalukan serta dengan memutuskan hubungan pertemanan.

Terjadinya perilaku agresif dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti faktor Biologis dan faktor lingkungan (Mundia, 2006). Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Anggaswari & Budisetyani, (2016) menjelaskan bahaa faktor yang menjadi penyebab individu mengalami gangguan emosi dan perilau yakni perlakuan orang tua terhadap individu tersebut, dengan dampak individu akan mengalami kesulitan dalam melakukan interaksi dengan temannya.

Perlu adanya usaha untuk mengendalikan perilaku agresif karena perilaku agresif tidak dapat dibiarkan dengan tujuan agar tidak muncul dampak negative pada anak yang akan berlanjut pada dewasa. Usaha yang dapat digunakan untuk mengendalikan terjadinya perilaku agresif pada anak yang nantinya akan muncul pada masa dewasa yakni dengan menciptakan lingkungan yang positif salah satunya yakni dengan menanamkan nilai nilai budaya sejak dini, yang mana nilai budaya tersebut mampu membuat sang anak memandang hidup secara positif, merasakan dan menyampaikan hal-hal yang menyenangkan (Atmawati, 2011).

Penanaman nilai budaya pada anak usia dini tidak lepas dari peran keluarga dan lingkungan terdekat dalam perkembangan anak khususnya yang berkaitan dengan nilai agama dan moral, fisik motoric, kognitif, bahasa, sosial-emosional dan seni yang disesuaikan dengan budaya dan tradisi yang ada pada daerah setempat. Penanaman tersebut dapat berupa, mencontohkan, pembiasaan dan bentuk cerita/dongeng yang mana dari metode tersebut tidak lepas dari kehidupan sehari-hari (Fransiska & Suparno. 2019).

 

PUSTAKA :

Atmawati, D. (2011). Prinsip pollyanna dalam wacana dakwah (Kajian pragmatik). Kajian Lingusitik dan Sastra. 23(1), Juni, 55-65.

Anggaswari, A. A. A. W. D., & Budisetyani, I. G. A. P. W. (2016). Gambaran Kebutuhan Psikologis pada Anak dengan Gangguan Emosi dan Perilaku (Tinjauan Kualitatif dengan Art Therapy sebagai Metode Penggalian Data). Jurnal Psikologi Udayana. 3(1). 86–94.

Bandura, A. 1977. Social Learning Theory. New Jersey: Prentice – Hall, Inc.

Dill, K.E. & Dill. J.C,.1998. Video Game Violence: A Review of the Empirical Literature. Aggression and Violent Behavior. Vol.  3 (4), 407–428.

Fransiska & Suparno. 2019. Metode Penanaman Nilai Budaya Dalam Pengasuhan Anak Usia Dini PAda Keluarga Dayak Desa. Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan. Vol. 10 (2).

Mundia, L. (2006). Aggressive Behavior among Swazi Upper Primary and Junior Secondary Students: Implication for Ongoing Educational Reforms Concerning Inclusive Education. International Journal of Special Education, 21, 58-67.

Siby, P.S. (2020). Perilaku agresif. Manado Post. 4 Nov. Retrieved on June 27, 2021 from: https://manadopost.jawapos.com/opini/04/11/2020/perilaku-agresif/

Solochah, N. 2020. Storytelling Untuk Mengatasi Perilaku Agresif ANAK . Jurnal Psikologi Islam. Vol 11 (2).

Susanto. 2011. Memahami Perilaku Agresif : Sebuah Tinjauan Konseptual. Informasi. Vol 16 (3).

 

0 komentar:

Posting Komentar