Rabu, 09 Juni 2021

STRES KERJA PICU TUMBULNYA KEKERASAN DI LINGKUNGAN KERJA

 

STRES KERJA PICU TUMBULNYA KEKERASAN DI LINGKUNGAN KERJA

 


Nama : Atika Nuryanti

Nim : 20310410064

Mata Kuliah : Psikologi Sosial

Dosen Pengampu : Dr. Arundati Shinta, MA

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

 

Stres kerja merupakan fenomena yang sangat umum terjadi pada lingkungan kerja yang terjadi akibat ketidakseimbangan antara tuntutan dan sumber daya yang dimiliki individu. dengan kata lain semakin tinggi kesenjangan yang terjadi maka akan semakin tinggi juga stress yang dialami individu.

Stres yang berlebihan dapat mengancam kemampuan seseorang untuk mengatasi lingkungan. Gejala dan tanda seseorang yang mengalami stress dapat dilihat dari fisiologis, perilaku, psikologis, dan fisik pada individu bahwa dari hal tersebut adalah akibat dari kurangnya kesesuaian antara orang (dalam hal kepribadian, bakat, dan kemampuan) dan lingkungan, yang menghalangi mereka untuk menghadapi berbagai tuntutan terhadap dirinya secara efektif, selain itu stress yang berlebihan dapat menyebabkan timbulnya kekerasan / perilaku agresif.

Adanya perilaku agresif yang timbul maka secara tidak langsung akan mengganggu kinereja serta kehidupan para karyawan yang mana dampaknya akan berakibat pada menurunnya produktifitas SDM, meningkatkan stress kerja karyawan dan ketidakhadiran dalam bekerja serta mengurangi kepuasan pelanggan dan kerusakan property instansi yang biaanya cukup mahal. Selain itu pengawasan yang dilakukan oleh pihak instansi baik pengawasan yang dilakukan oleh manusia maupun pengawasan yang dilakukan oleh mesin justru tidak membuat produktivitas naik, akan tetapi malah kebalikan dari hal tersebut yakni menyebabkan timbulnya rasa tertekan dan stress. Penyebab timbulnya stress pada karyawan yang memicu terjadinya perilaku agresif ditempat kerja yakni adanya rasa ketidakadilan, gaya pengawasan, presepsi yang berbeda antar karyawan terhadap pekerjaan, bahkan ada juga atasan yang seharusnya memberikan bimbingan dan arahan pada karyawannya justru malah sangat mengganggu kinereja karyawan dan mengundang munculnya perilaku agresif.

Perilaku agresif yang terjadi di tempat kerja yakni berhubungan dengan karyawan yang memiliki tujuan guna menyakiti baik rekan kerjanya ataupun atasannya, yang kemudian menyebabkan terjadinya masalah organisasi yang lazim dan signifikan (Dietz, Robinson, Folger, Baron & Schulz, 2003).

Perilaku agresif yang terbentuk dapat berupa perilaku secara verbal maupun secara fisik. Bentuk oerilaku agresif secara verbal yakni seperti, mengejek, menyindir rekan kerja serta dengan mengeluarkan kata kata kasar. Sedangkan bentuk perilaku agresif secara fisik dapat berupa marah kepada rekan kerja disaat rekan kerja tersebut tidak melakukan pekerjaannya dengan benar, emosi yang berlebih dengan marah sambil menggebrak meja atau dengan melempar barang hingga adu mulut antar karyawan, permusuhan seperti adanya rasa curiga terhadap rekan kerja yang ingin memojokkan dirinya, hingga agresi fisik yang berupa perkelahian antar karyawan.

Karyawan yang bekerja memiliki hubungan relasi yang cukup baik di luar jam kerja. Mereka dapat bertukar pikiran satu sama lain. Sehingga sebagian besar permasalahan yang timbul, dapat terjadi pada saat jam kerja, selain itu terdapat beberapa karyawan sudah mulai jenuh pada pekerjaannya. Adanya tekanan kerja yang tinggi dari atasan, aturan jam kerja yang ketat, dan juga tuntutan customer yang berlebihan akan membuat karyawan tertekan.

Apabila karyawan merasakan keadilan dalam perusahaan, merasakan penyeliaan yang baik dari atasannya, merasakan dukungan yang diberikan perusahaan terhadap kinerjanya, selalu dilibatkan dalam pembentukan sistem ataupun cara kerja dalam perusahaan maka perilaku agresi di tempat kerja dapat dihindari. Akan tetapi akan berbeda jika karyawan mendapatkan penilaian yang kejam atau kasar, tidak merasakan dukungan dari pihak perusahaan terhadap kinerjanya bahkan merasa diperlakukan tidak adil maka kecenderungan munculnya perilaku agresi di  tempat kerja akan meningkat.

 

DAFTAR PUSTAKA.

Brown, T.  J., &  Sumner,  K. E. (2006).  Perception  and  punishment  of  workplace  aggression:  The  role  of  aggression  content,  context,  and  perceiver  variables.  Journal  of  Applied  Social Psychology, 36, 2509‐2531.

Teguh, M., Warni., Else, F., Sri, H., (2020). Perilaku Agresi di Tinjau dari stress Kerja Pada Karyawan. Psikostudia: Jurnal Psikologi. Vol. 9 (2).

Harsanti, I. (2009). Faktor-Faktor Organisasional Sebagai Pencetus Kecenderungan Agresi Di Tempat Kerja : Studi Metaanalisis. Jurnal psikologi. Vol. 36 (2).

0 komentar:

Posting Komentar