Selasa, 29 Juni 2021

Kenali Lebih Jauh Perilaku Agresif Dalam Organisai Serta Cara Mengatasinya

 

Kenali Lebih Jauh Perilaku Agresif Dalam Organisai Serta Cara  Mengatasinya

Ujian Akhir Psikologi Sosial I

(Semester Genap 2020/2021)

Dosen Pengampu: Dr. Arundhati Shinta, M.A

Annisa Arsella ( 20310410038 )

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

 



Apa yang terlintas pertama kali dalam pikiran kalian jika mendengar perilaku agresif ? Di dalam masyarakat , umumnya perilaku agresif di kenal sebagai tindakan yang berupa kekerasan verbal maupun kekerasan fisik. Secara faktual perilaku tindak kekerasan ini menimbulkan banyak kerugian bagi orang lain. Banyak kasus kekerasan yang terjadi merupakan manifestasi dari perilaku agresif.

Psikolog sosial mendefinisikan agresi sebagai segala bentuk perilaku yang dimaksudkan untuk merugikan individu lain yang tidak ingin dirugikan (Baron & Richardson, 1994). Pasif-agresif adalah semacam mekanisme pertahanan diri, terutama ketika individu harus menghadapi figur superior yaitu pemimpinnya, pasangannya, atau rekan kerjanya. Namun, mereka berperilaku tidak tegas di depan pemimpin. Pada awalnya mereka pasif (selalu setuju untuk menyelesaikan tugas), tetapi mereka menolak secara agresif untuk melaksanakannya tugas ketika pemimpin pergi (Gaines, 1996). Mereka berniat membalas dendam kepada pemimpin dengan mengabaikan tugas-tugas organisasi. Untuk menutupi kebiasaan menunda-nunda dan mengabaikan mereka, mereka dengan cerdik mengangkat alasan logis seperti menyelesaikan tugas bukanlah deskripsi pekerjaan mereka atau tidak ada yang memberi mereka informasi yang akurat tentang tugas-tugas tersebut (Whitson, 2010).

Untuk itu penting pula bagi kita para karyawan agar selalu bersikap positif,  Matlin dan Stang (1978)  memberikan bukti bahwa orang lebih senang dengan rangsangan positif dan menghindari rangsangan negatif; orang memerlukan waktu  lebih lama untuk mengenali apa yang tidak menyenangkan/mengancam daripada apa yang menyenangkan dan aman. Menurut prinsip pollyanna otak memproses informasi yang menyenangkan dengan cara lebih cepat dan tepat daripada informasi yang tidak menyenangkan (Atmawati, 2011 ).

Masalah yang relevan adalah bahwa pemimpin cenderung marah ketika menghadapi pasif-agresif para karyawan. Perilaku pasif-agresif dikategorikan sebagai perilaku menyimpang karena dapat merugikan organisasi yaitu sabotase, semangat rendah di antara karyawan, penundaan jadwal produksi, peningkatan ketidakhadiran karyawan (Dranitsari, 2016, Whitson, 2010).

 

 

Berikut beberapa strategi untuk membebaskan organisasi dari perilaku pasif-agresif di antara karyawan. :

1. Pemimpin harus sadar dan tidak terjebak oleh kekuasaan karyawan yang manja ini. Sungguh ini semacam perebutan kekuasaan antara pemimpin dan bawahan. Karyawan berperilaku pasif-agresif karena dia ingin membalas dendam dan mengendalikan situasi tempat kerja (Lambrecht, 2010).

2. Pemimpin harus mendokumentasikan kegagalan karyawan dalam menyelesaikan tugas secara akurat. Dokumen-dokumen ini sangat penting untuk mewawancarai karyawan dengan tegas (Unterberg, 2003).

3.  Pemimpin harus menyediakan waktu yang cukup untuk berdiskusi dengan karyawan   secara langsung. Ini adalah strategi yang harus dihindari orang yang dipermalukan di       depan orang lain.

4. Pemimpin juga harus mampu menemukan potensi terpendam karyawan untuk membanggakan harga diri. Hal ini dapat diperoleh dengan memantau secara dekat pencapaiannya, meskipun tugasnya adalah sederhana. Hal ini dikarenakan karyawan biasanya memiliki self efficacy yang rendah.

5.  Pemimpin harus mawas diri, karena bisa jadi pemimpin juga memiliki perilaku pasif   agresif. Pasif - pemimpin agresif sering ditemukan dalam organisasi pasif-agresif (Bolton   & Grawitch, 2011; Booz Allen Hamilton, 2004). Oleh karena itu pemimpin harus didorong untuk menjadi model yang baik bagi karyawan secara keseluruhan.

6. Pemimpin juga harus memastikan bahwa setiap karyawan memahami deskripsi pekerjaannya (Booz Allen Hamilton, 2004).

Untuk itu, baik sebagai Pemimpin atau karyawan hendaknya menjauhi perilaku agresif entah itu dalam lingkup organisasi maupun lingkup masyarakat luas.

 

 

 

 

 

 

 

 



DAFTAR PUSTAKA

Atmawati, D. (2011). Prinsip pollyanna dalam wacana dakwah (Kajian pragmatik). Kajian Lingusitik dan Sastra. 23(1), Juni, 55-65.

Shinta, A., Rohyati, E., Handayani, D. & Widiantoro, W. (2016). Maximizing the passive-aggressive employees’ performance. ASEAN Seminar, Psychology Faculty, Muhammadiyah University in Malang, February. Retrieved on June 27, 2021 from:

https://mpsi.umm.ac.id/files/file/647-651%20Arundati%20Shinta,%20Eny%20Rohyati,%20Wahyu%20Widiantoro,%20Dewi%20Handayani.pdf

Siby, P.S. (2020). Perilaku agresif. Manado Post. 4 Nov. Retrieved on June 27, 2021 from: https://manadopost.jawapos.com/opini/04/11/2020/perilaku-agresif/

 

 

0 komentar:

Posting Komentar