Selasa, 08 Juni 2021

STEROTYPE GENDER PADA SIKAP REMAJA PEREMPUAN TERHADAP LAKI-LAKI YANG DITAKSIRNYA

 

Tugas Psikologi Sosial I Semester Genap 2020/2021

Dosen Pengampu: Dr., Dra. Arundati Shinta, M.A

Rosita Permatahati NIM 20310410075

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA



            Masa remaja ditandai jelas oleh adanya masa transmisi atau peralihan, karena pada masa ini seorang individu belum dikatakan sebagai dewasa tetapi juga bukan lagi anak-anak.  Masa remaja berada di tengah-tengah antara masa anak-anak dan masa dewasa. Masa remaja masih belum mampu menguasai dengan baik fungsi-fungsi psikisnya maupun kemampuan fisiknya. Pada masa remaja, seorang individu mengalami masa pubertas. Masa pubertas juga dapat diartikan sebagai masa pemasakan seksual. Pada masa ini remaja saling menyukai pada lawan jenisnya. Tidak sedikit remaja yang sedang dalam tahap ini menjalin hubungan dengan individu yang disukainya.

            Stereotype merupakan satu tingkah laku yang seragam dan tidak bebas atau tidak leluasa. Stereotype juga bisa diartikan sebagai persepsi yang tidak bisa diubah mengenai seorang individu atau kelompok. Stereotype gender biasanya mengacu pada perbedaan antara perempuan dan laki-laki, perbedaan tersebut dibentuk dari adat istiadat atau lingkungan serta budaya. Tanpa disadari para orang tua mengajarkan sejak kecil mengenai stereotype gender pada anak-anaknya. Stereotype gender yang ditanamkan pada perempuan menjadikan seorang perempuan tidak memiliki kebebasan seperti laki-laki. Segala sesuatu yang perempuan lakukan, tapi tidak sesuai dengan kodrat perempuannya dianggap menyalahi kodratnya.

             Stereotype gender ternyata mempengaruhi sikap remaja perempuan terhadap laki-laki yang disukainya. Sikap dibagi menjadi tiga aspek, aspek kognisi, aspek afeksi, dan aspek konasi. Dalam mengetahui sikap remaja perempuan terhadap laki-laki saya telah mewawancarai beberapa teman saya. Dari wawancara tersebut di dapatkan hasil sebagai berikut. Pada aspek kognisi (Kognisi merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui tentang suatu hal atau suatu pengertahuan) seluruh teman-teman saya akan mencari tahu informasi mengenai laki-laki yang ditaksir, informasi tersebut bisa sekerdar informasi biasa bahkan informasi yang mendetail, alasannya agar mengetahui mengenai laki-laki yang ditaksir. Kemudian pada aspek afeksi (Afeksi merupakan perasaan kasih sayang) seluruh teman-teman saya merasa senang bila membicarakan laki-laki yang ditaksir. Yang terakhir pada aspek konasi (Konasi atau kemauan merupakan suatu usaha yang didasari oleh adanya keinginan) sebagian besar teman saya tidak akan menyatakan rasa sukanya, karena itu menyangkut harga dirinya.

            Stereotype gender ternyata sangat berpengaruh pada kehidupan remaja perempuan. Sebagian besar perempuan beranggapan bahwa perempuan kodratnya menerima lamaran terlebih dahulu bukan menyatakan perasaannya mendahului laki-laki. Perempuan sangat menjaga harga dirinya dihadapan laki-laki yang ditaksirnya. Stereotype gender ternyata sangat mempengaruhi perilaku perempuan saat menyukai laki-laki.  

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. (2016). Konasi. Kamus Besar Bahasa Indonesia. https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/Konasi  diakses pada tanggal 7 Juni 2021.

Hadinoto Siti Rahayu, Monks dan Knoers. (1992). Psikologi Perkembangan : pengantar dalam berbagai lainnya. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Handayani, Verury Verona. (2019). Awas, Tanpa Sadar Orang Tua Ajari Stereotype Sejak Kecil. https://www.halodoc.com/artikel/awas-tanpa-sadar-orangtua-ajari-stereotype-sejak-kecil diakses pada tanggal 6 Juni 2021

Kartono, Kartini. (2002).  Afeksi. Kamus Lengkap Psikologi.  Jakarta : PT Raja Grafindo Pustaka. Hal. 13.

Kartono, Kartini. (2002). Konasi. Kamus Lengkap Psikologi.  Jakarta : PT Raja Grafindo Pustaka. Hal. 101.

Kartono, Kartini. (2002). Stereotype. Kamus Lengkap Psikologi.  Jakarta : PT Raja Grafindo Pustaka. Hal. 485.

0 komentar:

Posting Komentar