Minggu, 06 Juni 2021

Peran Mahasiswa Psikologi Dalam Merawat Anggota Keluarga yang ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa)

Oleh :

Elyza Alvinna Mu’arif ( 20310410074 )

Dosen Pengampu : Dr. Arundhati Shinta, MA.

Psikologi Sosial 1

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta



          Kesehatan jiwa menurut Undang-undang Republik Indonesia (No. 18 Tahun 2014) adalah kondisi individu untuk berkembang secara fisik, mental, spiritual dan sosial, yang memungkinkan individu untuk menyadari kemampuan, mengatasi stres, bekerja produktif, dan mampu berkontribusi pada komunitasnya sendiri. Oleh karena itu, istilah “ODGJ” (Orang Dengan Gangguan Jiwa) mengacu pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2014, yang diartikan sebagai orang yang memiliki gangguan pikiran, perilaku, dan emosinya, serta gejalanya dimanifestasikan sebagai serangkaian gejala atau perilaku yang signifikan perubahannya dan dapat menyebabkan rasa sakit dan menjadi suatu hambatan.

          Contoh gangguan jiwa, seperti depresi, gangguan bipolar, gangguan kecemasan (anxiety disorder), stres pasca-trauma (PTSD), gangguan obsesif-kompulsif (OCD), skizofrenia, dll. ODGJ berat biasanya mengalami gejala psikotik seperti delusi, halusinasi, dan paranoia. Gejala psikotik penderita gangguan jiwa terkadang menyebabkan mereka melakukan hal-hal yang tidak biasa, seperti berbicara sendiri, berteriak ketakutan, menangis, bahkan kehilangan kesabaran, yang bersifat merusak.

          Menurut Eva Mitayasari (2018), penanganan pasien dengan gangguan jiwa tidak hanya mencakup faktor farmakologis, tetapi juga faktor lain yang sangat kompleks. Selain obat yang tepat, perawatan berbasis lingkungan juga diperlukan. Perawatan berbasis lingkungan ini menggunakan lingkungan sekitar pasien sebagai metode perawatan. Terapi lingkungan dapat meningkatkan interaksi antara pasien dengan keluarga dan lingkungan sekitarnya, meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga, meningkatkan kreativitas pasien, dan mencegah bila terjadi gejalanya lagi (Ermalinda, 2015).

          Tentunya sebagai mahasiswa psikologi, perannya sangat penting dalam menangani ODGJ. Seperti halnya jika ODGJ tersebut merupakan keluarga kita sendiri. Sebagai mahasiswa psikologi untuk membantu ODGJ agar sembuuh yakni cara melalui aktivitas sehari-hari, fokus pada peningkatan perilaku ODGJ, menghindari konflik, kita juga dapat mengajarkan perilaku hidup sehat dan dapat meningkatkan kepercayaan diri.

          Pada dasarnya sebagai mahasiswa psikologi yang memiliki keluarga dengan gangguan jiwa, kita memegang peranan yang sangat penting dalam meningkatkan produktivitas ODGJ, oleh karena itu diperlukan upaya yang sangat ekstra yang diperlukan dan berkesinambungan agar keluarga ODGJ dapat meningkatkan kemampuannya dalam mendukung rehabilitasi ODGJ.


Daftar Pustaka

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa.

Kemenkes RI. 2016. Peran Keluarga Dukung Kesehatan Jiwa Masyarakat. http//www.depkes.go.id/article/print/16100700005/peran-keluarga-dukung-kesehatan-jiwa-masyarakat.html.

Ermelinda., dan Maftuha. 2015. Terapi Lingkungan pada Pasien Gangguan Jiwa. Surabaya: Stikes.

Karimah, Azimatul. 2012. Peran Keluarga pada Penderita Gangguan Jiwa. Surabaya: Unair.

Mitayasari, Eva. 2018. Peran Keluarga dalam Perawatan ODGJ. Surabaya: Unair.

Minas, H dan Diatri,H. (2008). Pasung: Physical restraint and confinement of the mentally ill in the community. International Journal of Mental Health System 2008, 2: 8.



0 komentar:

Posting Komentar