Senin, 28 Juni 2021

PERILAKU AGRESI REMAJA

 PERILAKU AGRESI REMAJA SEMAKIN MENINGKAT, MENGAPA TERJADI DAN APA SOLUSINYA?

UJIAN AKHIR PSIKOLOGI SOSIAL 1 SEMESTER GENAP (2020/2021)

Lilian Diva Ramadhani (20310410014)

Dosen Pengampu : Dr. Arundati shinta, M.A


Psikologi sosial mendefinisikan agresi sebagai segala bentuk perilaku yang dimaksudkan untuk merugikan individu lain yang tidak ingin dirugikan (Baron & Richardson, 1994). Maraknya perilaku agresi di kalangan remaja, khususnya pelajar sekolah, mengkhawatirkan banyak pihak. Sekolah tidak lagi menjadi tempat yang aman dan ramah bagi siswa. Apa saja jenis perilaku agresi? Mengapa hal ini terjadi dan bagaimana mengatasinya?

Berdasarkan kajian dari berbagai literatur, perilaku agresi dapat diartikan sebagai tindakan yang diniatkan untuk menyakiti atau melukai orang lain, baik yang secara fisik, verbal, maupun psikis (Taylor, Peplau & O’sears, 2009). Perilaku agresi indektik dengan kekerasan, baik fisik maupun psikis. Terdapat berbagai macam bentuk perilaku agresi yang dapat kita temui dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari mencaci maki, mengejek, membuat kerusuhan, dan segala jenis perilaku yang mengarah kepada tindak kekerasan.

Selanjutnya, upaya apa yang bisa dilakukan untuk meminimalisir terjadinya perilaku agresi ini? Tentunya peran keluarga dan lembaga pendidikan menjadi sumber utama dalam membangun karakter anak/remaja, bahwa dalam mengatasi setiap permasalahan yang dihadapi dapat diselesaikan dengan cara yang baik seperti melalui diskusi, musyawarah dan menumbuhkan sikap saling empati.

Remaja dapat diarahkan untuk terlibat aktif dalam berbagai kegiatan disekolah seperti, pramuka, rohis, paskibra dan kegiatan yang sesuai dengan potensinya. Mahasiswa diarahkan untuk aktif dalam berbagai kegiatan kampus seperti BEM, UKM, Mapala, maupun kegiatan positif lainnya untuk mengembangkan potensi mereka. Dengan demikain mereka dapat membangun rasa kebersamaan, kekeluargaan, dan tenggang rasa, agar tidak berfokus pada perilaku yang negatif seperti agresi. Program layanan bimbingan dan konseling yang ada di sekolah juga dapat dievaluasi kembali keefektivitasnya.

Dari 7 perspektif agresif dalam ranah psikologi menurut Krahe (dalam Badrun Susantyo,2011), Teori pembelajaran sosial yang lebih relevan dengan permasalahan ini, sebab Teori pembelajaran sosial dikembangkan secara lebih luas oleh Albert Bandura. Teori ini berkeyakinan bahwa perilaku agresif merupakan perilaku yang dipelajari dari pengalaman masa lalu apakah melalui pengamatan langsung (imitasi), pengukuh positif, dan karena stimulus diskriminatif. Perilaku agresif juga dapat dipelajari melalui model yang dilihat dalam keluarga, dalam lingkungan kebudayaan setempat atau melalui media massa. Perilaku agresi yang disertai pengukuh positif akan meningkatkan perilaku agresi. Pengukuh positif dalam konteks sehari-hari seringkali diekspresikan dengan persetujuan verbal dari orang-orang di sekelilingnya (Wiggins Wiggins & Zanden, 1994). Hal ini sering kali dijumpai pada kelompok yang mempunyai sub budaya agresif separti gang remaja, kelompok militer, maupun kelompok olah raga beladiri seperti tinju, silat dan lain-lain. Perilaku agresi yang disertai pengukuh negatif juga mampu meningkatkan perilaku agresi. Dalam hal ini, perilaku agresi dilakukan karena seseorang menjadi korban dari stimulus yang menyakitkan separti diejek atau diserang orang lain dan ia melakukan pembalasan;

Perilaku agresi dapat menimbulkan dampak jangka pendek maupun panjang, baik untuk pelaku atupun korban serta berpotensi untuk diulangi seiring berjalannya waktu. Oleh sebab itu, setiap dari kita memerlukan kepekaan terhadap orang-orang yang ada di sekitar kita, sehingga menciptakan rasa empati dan kepedulian terhadap kondisi dan perasaan orang lain. Sikap kita menunjukkan siapa diri kita yang sebenarnya, Perlakukanlah orang lain sebagaimana diri kita ingin diperlakukan.


DAFTAR PUSTAKA :

Atmawati, D. (2011). Prinsip pollyanna dalam wacana dakwah (Kajian pragmatik). Kajian Lingusitik dan Sastra. 23(1), Juni, 55-65. 

Shinta, A., Rohyati, E., Handayani, D. & Widiantoro, W. (2016). Maximizing the passive-aggressive employees performance. ASEAN Seminar, Psychology Faculty, Muhammadiyah University in Malang, February. Retrieved on June 27, 2021 from: https://mpsi.umm.ac.id/files/file/647-651%20Arundati%20Shinta,%20Eny%20Rohyati,%20Wahyu%20Widiantoro,%20Dewi%20Handayani.pdf

Siby, P.S. (2020). Perilaku agresif. Manado Post. 4 Nov. Retrieved on June 27, 2021 from: https://manadopost.jawapos.com/opini/04/11/2020/perilaku-agresif/

http://psikologi.uinjkt.ac.id/perilaku-agresi-remaja-semakin-meningkat-megapa-terjadi-dan-apa-solusinya/#:~:text=Berdasarkan%20kajian%20dari%20berbagai%20literatur,kekerasan%2C%20baik%20fisik%20maupun%20psikis

0 komentar:

Posting Komentar