Senin, 28 Juni 2021

MARAKNYA PERILAKU AGRESIF

 

ARTIKEL PSIKOLOGI SOSIAL

 

Mengatasi Maraknya Perilaku Agresif di Masyarakat / dalam Organisasi

 

















 

 


Dibuat oleh :

Viana Bintang Amanda Putri

NIM : 20310410051

Tujuan :

Artikel ini dibuat untuk memenuhi Ujian Akhir Semester Psikologi Sosial 1,

Prodi Psikologi, Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta.

Dosen Pengampu :

Arundati Shinta

 

 

 

 

 

Maraknya perilaku agresi di kalangan remaja, khususnya pelajar sekolah, mengkhawatirkan banyak pihak. Sekolah tidak lagi menjadi tempat yang aman dan ramah bagi siswa. Psikolog sosial mendefinisikan agresi sebagai segala bentuk perilaku yang dimaksudkan untuk merugikan individu lain yang tidak ingin dirugikan (Baron & Richardson, 1994). Karena melibatkan persepsi niat, apa yang tampak seperti agresi dari satu sudut pandang mungkin tidak terlihat seperti itu dari sudut pandang lain, dan perilaku berbahaya yang sama mungkin atau mungkin tidak dianggap agresif tergantung pada niatnya. Namun, kerugian yang disengaja dianggap lebih buruk daripada kerugian yang tidak disengaja bahkan ketika kerugiannya sama (Ames & Fiske, 2013).


Perilaku agresi indektik dengan kekerasan, baik fisik maupun psikis. Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, kekerasan adalah setiap perbuatan yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, psikis, seksual, dan/atau penelantaran, termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum.

Menurut saya, peran semua pihak baik orang tua, maupun sekolah sangat penting dalam melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap para remaja, sehingga mereka memiliki pemahaman bahwa dalam mengatasi setiap permasalahan yang dihadapi dapat diselesaikan dengan cara yang baik seperti melalui diskusi, musyawarah dan menumbuhkan sikap saling empati. Mereka dapat diarahkan untuk terlibat aktif dalam berbagai kegiatan disekolah seperti, pramuka, rohis, paskibra dan kegiatan yang sesuai dengan potensinya/ekstrakurikuler. Dengan demikain mereka dapat membangun rasa kebersamaan, kekeluargaan, dan tenggang rasa, agar tidak berfokus pada perilaku yang negatif seperti agresi.

 

Daftar Pustaka

Atmawati, D. (2011). Prinsip pollyanna dalam wacana dakwah (Kajian pragmatik). Kajian Lingusitik dan Sastra. 23(1), Juni, 55-65.

Shinta, A., Rohyati, E., Handayani, D. & Widiantoro, W. (2016). Maximizing the passive-aggressive employees’ performance. ASEAN Seminar, Psychology Faculty, Muhammadiyah University in Malang, February. Retrieved on June 27, 2021 from:

https://mpsi.umm.ac.id/files/file/647-651%20Arundati%20Shinta,%20Eny%20Rohyati,%20Wahyu%20Widiantoro,%20Dewi%20Handayani.pdf

Siby, P.S. (2020). Perilaku agresif. Manado Post. 4 Nov. Retrieved on June 27, 2021 from: https://manadopost.jawapos.com/opini/04/11/2020/perilaku-agresif/

 

0 komentar:

Posting Komentar