Senin, 14 Juni 2021

Kebiasaan Tolong Menolong Masyarakat Desa

             Gideon Petra Malia (20310410066)

Mata Kuliah: Psikologi Sosial I

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

Dosen Pengampu: Dr. Arundhati Shinta, M.A




Seperti yang kita tahu, saat ini Indonesia dan dunia sedang menghadapi situasi sulit akibat pandemi virus COVID-19 yang sedang terjadi. Virus COVID-19 yang sangat mudah berpindah dari satu orang ke orang lain sehingga langkah tepat untuk mengantisipasi eskalasi penyebaran virus ini adalah dengan gerakan #dirumahaja. Pada masa Pandemi ini banyak orang takut akan terpaparnya mereka akan virus baru ini. Saat ini kita diuji apakah masih ada orang yang mau menolong akan satu sama lain dengan ketakutan akan virus ini. 


Dijelaskan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia arti dari menolong yaitu membantu untuk   meringankan   beban   (kesukaran, penderitaan, dan lain sebagainya), membantu dalam melakukan  sesuatu,  yakni bisa  berupa  bantuan  tenaga,  dana, ataupun  waktu. Sedari kecil kita memang diajarkan untuk menolong. Entah itu Menolong teman, orang tidak dikenal, berapa pun usia orang itu kita dibiasakan untuk menolong. Kita bisa saja mendapatkan imbalan dari orang yang kita tolong tapi bisa juga mendapat kesialan karena orang itu tidak ingin dibantu atau kita melakukan kesalahan saat membantu orang. Semakin berkembangnya kita semakin malu dan bingung untuk membantu orang. Apakah kita bisa menolong orang atau malah merugikan orang itu? 


Salah satu kejadian perilaku tolong-menolong yang terjadi di daerah saya yaitu beberapa tetangga saya pada beberapa bulan lalu  terpapar virus Covid-19. Banyak orang-orang yang takut dengan itu, membuat orang-orang waspada sehingga memperketat protokol kesehatan mereka. Tapi dengan itu orang lain juga membantu mereka, mendukung, memberi semangat, dan mendoakan mereka. Mereka bahkan memberi makanan, masker dan kebutuhan lainnya karena terbatasnya aktivitas mereka untuk keluar. Walaupun adanya perbedaan agama dan suku dan ras  didaerah saya,  itu tidak menjadi pembatas untuk membantu satu lain. Perilaku tolong-menolong disini sudah menjadi kebiasaan warga di kelurahan Jahab ini. 


Tolong menolong dalam masyarakat desa telah menjadi kebiasaan dalam menjalani kehidupan bermasyarakat didesa, dengan masyarakat yang saling tolong menolong diharapkan ikatan persaudaraan dalam masyarakat akan semakin erat dan niscaya kerukunan akan tercipta. Sehingga kegiatan tolong menolong besar manfaatnya bagi kehidupan masyarakat pedesaan. Bagaimanapun itu, saling berbuat baik dan menolong merupakan hal yang penting di tengah situasi sulit akibat pandemic virus COVID-19 ini.


Daftar Pustaka

Maryani, S. (2013). BUDAYA “SAMBATAN” DI ERA MODERNISASI (Study Kasus Di Desa Gumukrejo, Kecamatan Teras, Kabupaten Boyolali).





0 komentar:

Posting Komentar