Selasa, 08 Juni 2021

Game Online Pemicu Perilaku Agresi?


Syarat Mengikuti Ujian Akhir Semester

Psikologi Sosial Semester 2

Dosen Pengampu : Dr. Arundhati Shinta, M.A


Nama : Gideon Petra Malia

Nim : 20310410066



Di era digital sekarang yang semakin maju membuat remaja bahkan anak-anak ketagihan dengan permainan digital. Salah satunya bermain game online yang semakin digemari oleh generasi muda. Sebuah penelitian di Amerika Serikat dilakukan terhadap 963 orang remaja berusia antara 13 dan 18 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 86 persen dari mereka merasa anak-anak mereka terlalu banyak menghabiskan waktu untuk bermain video game. Memang tidak baik jika sesuatu dilakukan secara berlebihan. Anak yang kecanduan game akan mudah emosional, berperilaku lebih agresif dan mudah marah, apalagi jika dipaksa melepaskan kesenangannya itu. Mereka jadi gampang mengucapkan kata-kata kasar dan kotor, terutama bila gagal menaklukkan "lawannya" di layar monitor, atau game terhenti di tengah jalan. 

Psikolog klinis Personal Growth, Anita Carolina Hendarto dalam CNNIndonesia.com  menjelaskan, game online peperangan dapat memengaruhi psikologi dan kognitif para pemainnya, terutama pada anak-anak. "Misalnya menyebabkan perilaku agresif, permasalahan kontrol emosi, kesulitan pengendalian diri, kognitif, hingga dapat menyebabkan perubahan struktur otak [melalui MRI, biasanya terjadi pada individu yang kecanduan gim]," 

Intensitas bermain game online berpengaruh terhadap perilaku agresivitas anak-anak dan remaja, karena secara tidak langsung anak dan remaja berusaha meniru apa yang ada dalam game online yang dimainkannya, hal ini membuat anak menjadi keras kepala, susah mendengar orang tua, meremehkan orang lain, bahkan menjadi agresif dalam pergaulan.

Karena perkembangan teknologi yang semakin berkembang, game-game yang berisikan kekerasan bisa dengan mudah ditemukan dan diakses oleh segala umur. Jadi, siapa pun punya kesempatan untuk belajar melakukan kekerasan. “Jika tidak dibarengi dengan filter norma dan aturan atau tidak dibarengi dengan kematangan emosi yang kuat, jadinya mereka rentan terekspos dengan kekerasan.”

Akhir kata, konten game memang bisa mempengaruhi seseorang untuk bertindak agresif, namun tidak murni dari bermain game itu sendiri saja. Ada pengaruh lain, seperti kurangnya pengawasan lingkungan, kurang matang secara emosi, terkikisnya pemahaman moral, dan masih banyak lainnya.



Daftar Pustaka

Terok, M., Tololiu, T., & Rompis, N. (2018). Intensitas Bermain Game Online Berunsur Kekerasan Dan Perilaku Agresif Siswa. Juiperdo, 6(2), 83-91.

https://amp.wartaekonomi.co.id/berita267851/peneliti-as-temukan-86-persen-remaja-kini-kecanduan-game-online-terbanyak-itu-anak

https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20190320145010-284-379080/video-gim-bertema-kekerasan-dorong-perilaku-agresif




0 komentar:

Posting Komentar