Sabtu, 12 Juni 2021

PERILAKU TOLONG MENOLONG ANTAR REMAJA DI MASA PANDEMI COVID-19

 

PERILAKU TOLONG MENOLONG ANTAR REMAJA DI MASA PANDEMI COVID-19

 

Ni Putu Diah Sinta Kartika (20310410005)

Mata Kuliah Psikologi Sosial I

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

Dosen Pengampu : Dr., Dra. Arundati Shinta, M. A




Pada dasarnya manusia merupakan makhluk sosial, individu dan berketuhanan. Sebagai makhluk sosial, individu dalam kehidupan sehari-hari melakukan interaksi dengan individu lain. Manusia tidak dapat melepaskan diri dari lingkungan sekitarnya. Dalam hal ini, lingkungan yang dimaksud ialah lingkungan fisik dan psikis. Lingkungan fisik, yaitu alam benda-benda yang konkret, dan lingkungan psikis merupakan jiwa raga individu-individu dalam lingkungan (Walgito, 2004).

Berkembangnya modernisasi dan globalisasi saat ini memberikan dampak besar dalam kehidupan manusia, hingga terjadinya pergeseran pola interaksi antar individu dan berubahnya nilai-nilai dalam kehidupan bermasyarakat. Interaksi antar individu menjadi bertambah longgar dan kontak sosial yang terjadi semakin rendah kualitas dan kuantitasnya, ditambah lagi saat musim pandemi Covid-19 seperti sekarang ini.

Dewasa ini, sikap sling tolong mnolong di kalangan remaja mulai luntur. Hal ini terjadi akibat tumbuh suburnya sikap individualitas di kalangan remaja. remaja masa kini sangan banyak yang menerapkan sikap antisosial. Banyak diantara remaja yang melakukan perilaku agresi, seperti berbagai bentuk kenakalan remaja dan tawuran. Menurut Santrock (2003) masa remaja dimulai dari usia 10-13 tahun dan berakhir pada usia 18-22 tahun.

Dalam bermasyarakat, perilaku prososial sangatlah penting untuk menciptakan lingkungan yang aman dan kondusif sesuai dengan harapan warganya. Adapun manfaatnya salah satunya dapat meminimalisir kejadian-kejadian negatif seperti tawuran dan tindakan kriminal lainnya. Sebuah penelitian menyatakan bahwa budaya gotong royong dan tolong menolong, serta solidaritas sosial pada masyarakat sekarang cenderung menurun (Setiadi, dalam hartaty, 1997).

Menurut Sears, dkk (2004) perilaku prososial meliputi segala bentuk tindakan yang dilakukan atau dilakukan atau direncanakan untuk menolong orang lain, tanpa memperdulikan motif-motif si penolong. Baron & Byrne (2005) mengemukakan bahwa tingkah laku prossosial adalah suatu tindakan menolong yang menguntungkan orang lain tanpa harus menyediakan suatu keuntungan langsung pada orang yang melakukan tindakan tersebut dan mungkin melibatkan suatu risiko bagi orang yang menolong.

Menurut Sarwono & Meinarno (2009) perilaku prososial didasari oleh beberapa faktor diantaranya adalah suasana hati, sifat, jenis kelamin, tempat tinggal, empati dan pola asuh. Dalam artikel ini mengandung perilaku prososial menolong sesama remaja yang didasari oleh faktor empati dan tempat tinggal. Di musim pandemi covid-19 seperti sekarang sangat susah untuk kita menawarkan bantuan ataupun memberi pertolongan pada orang yang membutuhkan, karena banyak orang yang takut akan terkena virus Covid-19.

Namun dalam foto yang tertera di artikel ini saya sedang membantu sambil mengajari adik saya cara merapikan sebuah laporan training dari sekolahnya. Tujuan saya membantunya karena adik saya belum memiliki laptop ataupun komputer pribadi untuk melakukannya. Selain itu dalam hal ini saya juga menerapkan sistem saling menguntungkan satu sama lain. Jika kita sebagai remaja susah untuk menolong orang lain karena merasa berbeda jenis kelamin, agama, atau tidak kenal, setidaknya kita sebagai remaja bisa melakukan perilaku prososial dengan menerapkan sistem saling menguntungkan satu sama lain.

 

 

 

Referensi

Anjani, Kavita Yusthya. 2018. Hubungan Antara Empati Dengan Perilaku Prososial Pada Siswa SMK Swasta X di Surabaya. Jurnal Psikologi. Vol. 05, No. 02

Ahmadi, Abu. 2007. Psikologi Sosial edisi revisi. Jakarta: Rineka Cipta

Baron, R.A., & Byrne, D. 2005. Psikologi Sosial Jilid 2 Edisi 10. Jakarta: Penerbit Erlangga

 





0 komentar:

Posting Komentar