Senin, 07 Juni 2021

Hati-Hati! Tayangan Televisi Bisa Ajarkan Perilaku Agresif! Segera Lakukan Antisipasinya

Hati-Hati! Tayangan Televisi Bisa Ajarkan Perilaku Agresif!

Segera Lakukan Antisipasinya

Essay Persyaratan Ujian Akhir Semester Psikologi Sosial I

(Semester Genap 2020/2021)

Dwi Ratri Octavianita (20310410002)

Fakultas Psikologi Universitas 45 Yogyakarta

Dosen Pengampu: Dr. Arundati Shinta, M.A

Jaman sekarang ini hampir setiap rumah pasti mempunyai televisi. Biasanya televisi diletakkan di ruang keluarga, namun ada juga yang memang diletakkan di hampir setiap kamar. Kita dapat menikmati beragam tayangan yang disajikan di dalamnya. Tetapi tentunya tayangan tersebut dapat memberikan dampak positif dan negatif. Televisi dapat memberikan dampak negatif apabila sajian beberapa tayangannya mengandung unsur kekerasan.  

Televisi merupakan media yang mampu menyajikan pesan dalam bentuk suara, gerak, pandangan dan warna secara bersamaan, sehingga mampu menstimuli indera pendengaran dan penglihatan. Kelebihan televisi ialah mampu menampilkan hal menarik yang ditangkap oleh indera pendengaran dan penglihatan, mampu menampilkan secara detil suatu peristiwa/kejadian, suatu produk dan pembicara, karena mempengaruhi dua indera sekaligus, maka efek persuasifnya lebih kuat ketimbang media lainnya, jumlah pemirsanya lebih banyak, sehingga ia merupakan media yang paling populer (Wardhani, 2008). 

Menurut Stewart dan Koch (1983), perilaku agresif merupakan perilaku maladaptif, tingkah laku ini merupakan tingkah laku yang bermaksud melukai, menyakiti, atau merugikan orang lain. Sementara menurut Herbert (1978) berpandangan bahwa tingkah laku agresif adalah suatu bentuk tingkah laku yang tidak dapat diterima secara sosial, yang dapat menyebabkan luka fisik, psikis pada orang lain atau berupa merusak suatu benda. 

Persoalan mendasar yang berhubungan dengan televisi adalah mengenai tayangan yang tidak sedikit mengandung unsur kekerasan yang memicu munculnya perilaku agresif. Berikut  tayangan-tayangan dalam televisi seperti: berita perkelahian, tawuran, permogokan, film untuk anak-anak, bahkan adegan-adegan komedi. Namun, pembahasan kali ini akan lebih berfokus pada tayangan yang berpotensi mengajarkan perilaku agresif. Hal tersebut penting untuk dibahas karena mengingat perilaku agresif jelas merugikan orang lain. 

Lalu pertanyaan yang harus terjawab dalam pembahasan kali ini adalah apa yang harus kita lakukan dalam menghadapi persoalan ini? Hal tersebut sangat penting karena mengingat jika permasalahan seperti ini terus dibiarkan maka akan banyak sekali korban tayangan televisi yang akan merugikan orang lain. Mengingat kasus remaja usia 15 tahun yang membunuh bocah berusia 5 tahun di daerah Sawah Besar, Jakarta Pusat yang cukup miris diduga karena terinsipirasi dari film horror (Sari, 2020).

Yang harus kita lakukan adalah dengan mengantisipasi hal ini agar tidak ada lagi kasus-kasus selanjutnya. Berikut beberapa langkah antisipasi perilaku agresif:

  1. Melakukan pendampingan kepada anak dengan memilihkan tayangan yang sesuai dengan usianya. 
  2. Letakkan televisi di ruang keluarga saja, tidak di kamar anak agar anak dapat terkontrol. 
  3. Usahakan untuk tidak makan sambil menonton televisi. 
  4. Memberlakukan batasan waktu untuk menonton televisi kepada seluruh anggota keluarga. 
  5. Memberikan aktivitas fisik kepada anak. 
  6. Jika muncul gangguan pada anak segera untuk konsultasi ke dokter. 






DAFTAR PUSTAKA

Herbert. M. (1978). Conduct Disorder of Childhood and Adolescence. John Wiley and Sons, Ltd: Chichester.

Sari, Haryanti. (2020). Remaja Bunuh Bocah Diduga Terinspirasi Film Horor, Ini Tanggapan KPI. Retrieved on June 6 2021 from https://nasional.kompas.com/read/2020/03/09/11153281/remaja-bunuh-bocah-diduga-terinspirasi-film-horor-ini-tanggapan-kpi?page=all. 

Stewart, A.C., dan Koch, J.B. (1983). Children Development Trough Adolescence. John Wiley & Sons: Canada.

Wardhani, Diah. (2008). Media Relations: Sarana Membangun Reputasi Organisasi. Yogyakarta: Graha Ilmu. 

0 komentar:

Posting Komentar