Selasa, 29 Juni 2021

Penyebab Sifat Agresif Pada Remaja

 

 Penyebab Sifat Agresif Pada Remaja

UJIAN AKHIR SEMESTER PSIKOLOGI SOSIAL

(Semester Genap 2020/2021)

 

Astin Lestari (20310410071)

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

Dosen Pengampu : Dr. Arundati Shinta, M.A


 


Perilaku agresif adalah rasa marah atau tindakan yang kasar akibat rasa kecewa atau rasa kegagalan dalam mencapai suatu perumusan atau tujuan yang dapat diarahkan kepada orang tua ataupun benda, perbuatan yang bermusuhan dapat diarahkan kepada orang atau benda, sifat atau nafsu menyerang sesuatu yang dipandang sebagai hal atau situasi yang mengecewakan, menghalangi atau menghambat (Siby 2020). Pasif-agresif adalah semacam mekanisme pertahanan diri, terutama ketika individu harus menghadapi figur superior yaitu pemimpinnya, pasangannya, atau rekan kerjanya.

Perilaku pasif-agresif dikategorikan sebagai perilaku menyimpang karena dapat merugikan organisasi yaitu sabotase. (Dranitsari, 2016, Whitson, 2010). Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa 23,4% dari 395 mahasiswa melaporkan bahwa perilaku pasif-agresif menyebabkan kelelahan emosional (Liu & Rolf, 2015). Bahkan perilaku pasif-agresif karyawan telah mempengaruhi 30% kegagalan organisasi (Appelbaum & Roy-Girard, 2007).

Perilaku agresif pada remaja yang terjadi karena banyak faktor yang menyebabkan, mempengaruhi, ataupun memperbesar peluang munculnya, seperti faktor biologis, tempe‐ ramen yang sulit, pengaruh pergaulan yang negatif, penggunaan narkoba, pengaruh tayangan kekerasan, dan lain sebagainya. Remaja yang agresif itu memiliki toleransi yang bisa dibilang cukup rendah terhadap frustasi dan kurang mampu menunda suatu kesenangan.

faktor yang mempengaruhi perilaku agresif antara lain yaitu:

·         Frustasi, merupakan gangguan atau kegagalan dalam mencapai tujuan.

·         Pembelajaran agresi, dengan menggunakan reward dan pembelajaran sosial.

·         Pengaruh lingkungan, situasi lingkungan yang menyakitkan, suhu udara panas, serangan, kerumunan orang yang dapat memicu perilaku agresif.

·         Sistem syaraf otak, mekanisme neural otak mendukung regulasi diri dalam meningkatkan kontrol diri sehingga mengurangi perilaku agresif.

·         Faktor genetik atau keturunan.

·         Faktor kimia dalam darah, meliputi alkohol dan obat-obatan.

 

Perilaku agresif dapat diartikan sebagai tindakan yang dimaksudkan untuk melukai atau menyakiti orang lain, baik fisik maupun psikis. Penyebab munculnya perilaku agresif adalah situasi yang tidak menyenangkan atau mengganggu, dan adanya suatu faktor individual dan situasional yang dapat saling berinteraksi mempengauhi suatu kondisi internal pada seseorang. Terdapat keterkaitan antara aspek afektif, kognitif, dan arousal yang bereaksi dan berproses terhadap stimulus yang ada dan memunculkan perasaan negatif, serta adanya peran proses kognitif dalam menentukan perilaku yang dimunculkan.

Remaja yang pemarah dan agresif itu seringkali mengalami bias dalam atribusi, terutama dalam mempersepsi situasi situasi sosial, dan hal ini mendorong mereka untuk berperilaku agresif ketika menghadapi suatu konflik atau kondisi yang tidak menyenangkan. Pollyanna dengan kata sifat pollyannaish dan kata benda pollyannaism menggambarkan seseorang yang tampaknya selalu dapat menemukan sesuatu yang menyenangkan dibalik setiap keadaan.

 

 

 




 

 

Daftar Pustaka

Atmawati, D. (2011). Prinsip pollyanna dalam wacana dakwah (Kajian pragmatik). Kajian Lingusitik dan Sastra. 23(1), Juni, 55-65.

Shinta, A., Rohyati, E., Handayani, D. & Widiantoro, W. (2016). Maximizing the passive-aggressive employees’ performance. ASEAN Seminar, Psychology Faculty, Muhammadiyah University in Malang, February. Retrieved on June 27, 2021.

Siby, P.S. (2020). Perilaku agresif. Manado Post. 4 Nov. Retrieved on June 27, 2021

Appelbaum, S. H. & Roy-Girard, D. (2007). Toxins in the workplace: Affect on organizations and employees. Corporate Governance International Journal of Business in Society. 7(1), 17-28. DOI: 10.1108/14720700710727087

Berkowitz, L. (2003). Affect, aggression, and antisocial Behavior. Dalam Davidson, R.J, Scherer, K.R., Goldsmith, H.H. Handbook of Affective Sciences. Oxford: University Press. Hlm. 804‐823

Myers, D. (2012). Psikologi Sosial Jilid 2. Jakarta: Salemba Humanika.

 

0 komentar:

Posting Komentar