Minggu, 13 Juni 2021

Apakah Dalam Masa Pandemi Ini Masyarakat Masih Saling Tolong Menolong?

Apakah Dalam Masa Pandemi Ini          Masyarakat Masih Saling Tolong Menolong?


Essay Persyaratan  Ujian Akhir Semester Psikologi Sosial I

(Semester Genap 2020/20021)

Dosen Pengampu: Dr. Arundhati Shinta, M.A

Astin Lestari (20310410071)

Fakulttas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta



Virus COVID-19 yang sangat mudah berpindah dari satu orang ke orang lain sehingga langkah tepat untuk mengantisipasi eskalasi penyebaran virus ini adalah dengan gerakan #dirumahaja. Dengan tetap berada di rumah, orang yang terkena virus COVID-19 tidak dapat menulari orang lain dan di sisi lain orang lain juga terlindung dari virus COVID-19.  Memang, gerakan #dirumahaja dapat menekan laju pertumbuhan kasus positif virus COVID-19. Namun di sisi lain, gerakan ini menimbulkan dampak negatif bagi beberapa kalangan masyarakat. Seperti penjual kaki lima, ojek online dan para penjual yang mengandalkan kehidupannya melalui penghasilan sehari-harinya dan masih banyak lagi. Beberapa dari orang tersebut harus tetap berjuang mencari nafkah untuk keluarganya meski penghasilan mereka semakin berkurang. Sayangnya, masih banyak dari mereka yang tidak mempunyai banyak pengetahuan mengenai teknologi dan internet sehingga kondisi ini membuat mereka semakin sulit.

Di saat situasi sulit seperti ini, dokter dan tenaga medis dikatakan garda terdepan dalam pandemi ini. Namun, sesungguhnya, kita, masyarakat-lah garda terdepan dalam menghadapi pandemi ini. Dengan jumlah yang terbatas, dokter dan tenaga medis perlu kita tempatkan sebagai garis pertahanan terakhir. Tugas masyarakat adalah untuk melakukan seluruh upaya dalam mengurangi penyebaran virus COVID-19.

Maka, diperlukan kerjasama yang baik pada masyarakat dalam menghadapi pandemi ini. Salah satunya dengan saling tolong-menolong. Untungnya, saat ini muncul tren “berbuat baik”. Tren berbuat baik ini sebutan saya untuk banyaknya video viral yang berisi tentang seseorang yang berbuat baik dengan memberikan sesuatu kepada orang lain di tengah pandemi COVID-19 ini. Contohnya seperti yang dilakukan oleh Rachel Vennya dengan cara menggalang dana melalui kitabisa.com dan terkumpul dana sebanyak 7 miliar. Selanjutnya, dana tersebut ia salurkan kepada PMI dan telah diterima langsung oleh Jusuf Kalla sebagai ketua PMI pada 23 Maret 2020 lalu. Masih banyak sekali perbuatan baik yang dilakukan orang, baik itu yang di publikasi maupun tidak. Bagaimanapun itu, saling berbuat baik dan menolong merupakan hal yang penting di tengah situasi sulit akibat pandemic virus COVID-19 ini.

Perbuatan-perbuatan baik yang dilakukan tersebut dapat disebut sebagai prosocial behavior. Prosocial behavior atau tindakan prososial adalah suatu tindakan yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang untuk membantu orang lain atau memberi kemanfaatan bagi orang lain meskipun pemberi bantuan tidak mendapat keuntungan dari tindakannya tersebut.













  




Referensi:

Aknin, L. B., Van de Vondervoort, J. W., & Hamlin, J. K. (2018). Positive feelings reward and promote prosocial behavior. Current opinion in psychology, 20, 55-59.

Baron, R. A., & Branscombe, N. R. (2012). Social Psychology. New Jersey: PEARSON Education Inc.

Dirgantara, R. A. (2020, March 30). Regional. Retrieved from Liputan6: https://www.liputan6.com/regional/read/4214287/ribuan-masker-gratis-dari-penjahit-rembang-demi-menangkal-covid-19

Feist, J., Feist, G. J., & Roberts, T. (2017). Teori Kepribadian.  (Pertiwi, R. A., Trans.) (Jakarta Selatan: Salemba Humanika.

Rantung, C. R. (2020, March 25). Seleb. Retrieved from Kompas: https://www.kompas.com/hype/read/2020/03/25/193204166/seminggu-rachel-vennya-kumpulkan-donasi-rp-7-miliar-lebih-untuk-atasi


0 komentar:

Posting Komentar