Selasa, 29 Juni 2021

PERILAKU AGRESIF DI LINGKUNGAN REMAJA

 Perilaku Agresif Di Lingkungan Remaja




Tugas Ujian Akhir Semester

Nama : Indri Valeni (20310410050)

Psikologi B

Dosen Pengampu : Dr. Arundati Shinta, MA

Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta




    Berkowitz (2003), mengemukakan bahwa agresi adalah segala bentuk perilaku yang dimaksudkan untuk untuk menyakiti individu, baik secara fisik maupun mental. Perilaku ini memiliki potensi untuk melukai orang lain atau suatu benda yang dapat berupa serangan fisik (memukul, menendang, dan menggigit), serangan verbal (membentak, menghina) serta melanggar hak orang lain (mengambil dengan paksa). Lebih lanjut Bekowitz (2003), juga menyatakan bahwa agresi merupakan salah satu perilaku yang dimanifestasikan dalam bentuk menyerang pihak lain dengan tujuan tertentu.


Sarwono (2002), menjelaskan bahwa agresivitas dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut :
a. Kondisi Lingkungan : Lingkungan tempat individu berada mampu mempengaruhi kondisi psikis indvidu tersebut. Lingkungan yang tidak kondusif mampu menimbulkan ketegangan, ketidaknyamanan, dan rasa sakit hati. Menurut Bekowitz, rasa sakit hati tersebut terdapat mempengaruhi seseorang untuk berperilaku agresif. Myers dkk juga menjelasakan bahwa lingkungan yang penuh dengan sesak juga dapat memicu timbulnya perilaku agresif (dikutip Sarwono, 2002).

b. Pengaruh Kelompok : Perilaku agresif semakin meluas karena adanya faktor pengaruh anggota kelompok lain, misal adanya desakan dari kelompok (jika tidak ikut tidak dianggap sebagai bagian dari anggota kelompok).

c. Pengaruh kepribadian dan kondisi fisik : Baron (dikutip Sarwono, 2002), menjelasakan bahwa individu dengan kepribadian tipe A lebih cenderung berperilaku agresif instrumental sedangkan agresif emosi. Kemudian terdapat pandangan bahwa individu yang pemalu cenderung akan lebih berperilaku agresif dibanding individu yang tidak pemalu. Peran jenis kelamin juga dipengaruhi terhadap perilaku agresif, pria lebih agresif dibandingkan perempuan perilaku dibanding individu.


    Ide untuk menekan atau mengelola agresivitas adalah faktor lingkungan. Lingkungan merupakan salah satu aspek penting yang mampu mempengaruhi pola pikir, sikap dan perilaku remaja. Banyak tugas perkembangan yang harus dipenuhi oleh remaja untuk berembang secara optimal salah satunya adalah mampu menjalin hubungan baik dengan teman-teman sebayanya serta mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya. Remaja yang berada pada lingkungan (keluarga dan masyarakat) yang menunjukkan dan memperlakukan mereka dengan perilaku-perilaku positif, maka remaja akan meniru dan menerapkan perilaku positif tersebut. Sebaliknya, remaja yang tinggal di lingkungan (keluarga dan masyarakat) yang menunjukkan perilaku negatif, maka akan cenderung meniru dan menerapkan perilaku agresif sesuai dengan model yang diamati.



DAFTAR PUSTAKA

Berkowitz, L. (2003). Emotional Behavior. Terjemahan oleh Herviantini. Jakarta: Binaan Presindo.

Atmawati, D. (2011). Prinsip Pollyanna dalam wacana dakwah (Kajian pragmatik). Kajian Lingusitik dan Sastra. 23(1), Juni, 55-65.

Shinta, A., Rohyati, E., Handayani, D. & Widiantoro, W. (2016). Maximizing the passive-aggressive employees' performance. ASEAN Seminar, Psychology Faculty. Muhammadiyah University in Malang, February. Retrieved on June 27, 2021 from: https://mpsi.umm.ac.id/files/file/647-651%20Arundati%20Shinta,%20Eny%Rohyati,%20Wahyu%20Widiantoro,%20Dewi%20Handayani.pdf

0 komentar:

Posting Komentar