Pengaruh Faktor Lingkungan Sosial
dan Partisipasi Terhadap Prestasi dari
The Well-being for Lansia
Psikologi
Lingkungan Essay 1 Meringkas Jurnal
Dosen
Pengampu: Dr., Dra. Arundati Shinta MA
Edwin
Dwi Yuniarto
21310410203
Fakultas Psikologi Universitas
Proklamasi 45
Yogyakarta
Topik |
Jurnal ini membahas tentang Adanya kemerosotan
fisik dan perubahan sosial menyebabkan ketergantungan pada aktivitas kedaulatannya.
Lansia yang terbiasa beraktivitas akan lebih mandiri dibandingkan lansia yang
ketergantungan. Lingkungan keluarga berupa dukungan keluarga dan dukungan
masyarakat, dapat mempengaruhi kondisi kesejahteraan lansia |
Sumber |
Pipit Festi Wiliyanarti1 , Hari Basuki
Notobroto2 , Hamidah3 , Kacung Asri4 Jurusan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Universitas Muhammadiyah Surabaya1,4 Jurusan Kesehatan Masyarakat Universitas
Airlangga2 Jurusan Psikologi Universitas Airlangga3 |
Permasalahan |
Masalah kesehatan yang sering terjadi
pada lanjut usia yaitu Immobility (kurang bergerak), Instability (berdiri dan
berjalan tidak stabil atau mudah jatuh), Incontinence (beser buang air kecil
dan atau buang air besar), Intellectual impairment (gangguan intelektual/
dementia), Infection (infeksi), Impairment of vision and hearing, taste,
smell, communication, convalescence, skin integrity (gangguan pancaindera,
komunikasi, penyembuhan, dan kulit, Isolation (depresi), 12 Inanition (kurang
gizi), Iatrogenesis (menderita penyakit akibat obat-obatan), Insomnia
(gangguan tidur), Immune deficiency (daya tahan tubuh yang menurun), dan
Impotence (impotensi) (Kane & Ouslander, 2013) |
Tujuan |
Mengidentifikasi karakteristik
responden yang dilakukan tindakan pengaruh faktor lingkungan sosial dan
partisipasi terhadap prestasi dari the well-being for lansia. Serta
Mengidentifikasi tindakan pengaruh faktor lingkungan sosial dan partisipasi
terhadap prestasi dari the well-being for lansia. |
Isi |
1.Usia Ryff dan Keyes (1995) dengan
adanya perbedaan usia akan mempengaruhi dimensi-dimensi Psychological
well-being. Penelitian dari Ryff dan Keyes (1995) mengemukakan bahwa dimensi
penguasaan lingkungan serta dimensi otonomi akan mengalami peningkatan
seiring dengan bertambahnya usia, terutama yang terjadi pada dewasa muda
hingga dewasa madya. Dimensi hubungan positif dengan orang lain jiuga
mengalami peningkatan seiring bertambahnya usia. Sebaliknya, dimensi tujuan
hidup dan pertumbuhan pribadi akan mengalami penurunan seiring dengan
bertambahnya usia, hal tersebut terjadi pada dewasa madya dan dewasa akhir.
Dimensi penerimaan dirimenunjukkan tidak perbedaan yang signifikan selama
usia dewasa muda hingga dewasa akhir (C. D. Ryff and Keyes 1995). 2.Jenis Kelamin Ryff dan Keyes (1995)
menemukan bahwa adanya perbedaan antara pria dan wanita pada dimensi hubungan
positif dengan orang lain dan dimensi pertumbuhan pribadi, dimana hasil dari
penelitian 17 tersebut wanita cenderung memperoleh hasil yang lebih tinggi
daripada pria (C. D. Ryff and Keyes 1995). 3.Status Sosial Ekonomi Perbedaan dari
kelas sosial juga mempengaruhi kondisi dari Psychological well-being
seseorang. Data yang diperoleh dari Wisconsin Longitudinal Study
memperhatikan gradasi sosial dalam kondisi dewasa muda. Data tersebut
memperlihatkan bahwa status perekonomian dan status pendidikan akan dapat
meningkatkan Psychological well-being, terutama pada dimensi penerimaan diri
dan dimensi tujuan hidup (Ryff, 1995). Mereka yang menempati kelas sosial
yang tinggi akan memiliki perasaan positif yang lebih tinggi terhadap diri
sendiri (C. Ryff 1995). 4.Budaya Penelitian mengenai
Psychological well-being yang telah dilakukan di Amerika dan Korea Selatan
menunjukkan bahwa subjek dari Korea selatan cenderung memiliki skor yang
lebih tinggi pada dimensi hubungan positif dengan orang lain dan skor yang
lebih rendah pada dimensi penerimaan diri, hal tersebut didisebabkan oleh
adanya orientasi budaya yang bersifat kolektif dan saling ketergantungan.
Sebaliknya, responden Amerika memiliki skor yang lebih tinggi pada dimensi
pertumbuhan pribadi, serta memiliki skor rendah dalam dimensi otonomi baik
pria maupun wanita(C. Ryff 1995). 5.Dukungan Sosial 18 Salah satu factor
yang dapat mempengaruhi dari Psychological wellbeing individu yakni dukungan
sosia, dimana individu yang mengalami sakit akan bisa bertahan tidak lepas
dari adanya dukungan sosial yang telah diberikan. Dukungan tersebut meliputi
dukungan keluarga dalam hal perhatian, finansial, kasih sayang juga waktu
luang yang telah diberikan oleh suami, anak, orangtua dan keluarga, serta
dukungan dari orang-orang yang ada disekitar individu tersebut seperti teman,
dokter, maupun sesame pasien (S. Rahmah and Diantina 2018). 6. Evaluasi
Pengalaman Hidup Ryff (1989) mengungkapkan bahwa pengalaman hidup tertentu
akan dapat mempengaruhi kondisi dari Psychological well-being individu.
Pengalaman tersebut meliputi berbagai bidang kehidupan dan dalam berbagai
periode dari kehidupan. Evaluasi individu terdapat pengalaman hidupnya
memiliki pengaruh yang cukup penting terhadap Psychological well-being (C. D.
Ryff 1989) |
Metode |
Data dianalisis dengan menggunakan
analisis faktor konfirmatori. Variabel penelitian terdiri dari variabel bebas
yaitu karakteristik lansia dan lingkungan sosial yang terdiri dari, jaringan
sosial, interaksi keluarga dan masyarakat, permasalahan yang dihadapi lansia
dalam keluarga. Nilai loding factor didapati memenuhi kriteria > 0,3. Reliabilitas
faktor sosial (konstruksi) lingkungan sosial menggunakan nilai acuan
reliabilitas konstruk ®, jika bernilai 0,5 maka konstruk reliabel. sedangkan
variabel dinyatakan signifikan dengan nilai alpa 0,05. Data dianalisis
menggunakan program statistik LISEREL. |
Hasil
|
Lingkungan keluarga dan masyarakat
sangat baik 52,8%, Kemandirian Lansia Mandiri 58,0%, Hasil analisis data
Menunjukkan nilai lingkungan sosial, loading factor loading factor = 0,72,
jejaring sosial = 0,71 kemandirian dan self loading factor dari 0,33;
permasalahan yang dihadapi lansia dalam keluarga 0,66 Chi-square 4,97,
p-value = 0,17500, RMSEA = 0,0006. |
Diskusi |
Lingkungan sosial adalah lingkungan
tempat interaksi kehidupan sosial yang maju, sedangkan menjadi penyanyi
adalah studi mereka tentang jaringan sosial sekitar usia lanjut, usia
interaksi lanjut hati keluarga dan 'masyarakat, serta masalah yang
mempengaruhi hati keluarga kesejahteraan dan kemajuan. usia. Kehidupan
lingkungan usia yang sangat lanjut bermain melawan usia perkembangan
selanjutnya, kondisi lingkungan yang akan memberikan dukungan lebih lanjut
dapat meningkatkan minat usia untuk ditinjau mencapai kesejahteraan (Hamidah,
2012). Masalah yang dihadapi keluarga usia lanjut usia, data timah usia
lanjut bahwa 74,5% memiliki masalah hati lanjut usia ramah kebahagiaan dan
masalah lanjut usia. |
0 komentar:
Posting Komentar