Rabu, 20 September 2023

Psi.Lingkungan : E1. Review Jurnal (Aditya Nur Ihsan_22310410133/SP)

 

TINJAUAN TERHADAP PENGELOLAAN SAMPAH Ashabul Kahfi          Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar

Essay 1

Psikologi Lingkungan

Aditya Nur Ihsan

NIM: 22310410133

Dosen Pengampu : Dr. Dra. Arundati Shinta, MA




Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45

Yogyakarta

Topik

Sampah dan Permasalahannya, Kebijakan Pengelolaan Sampah,

Sumber

Kahfi, A. (2017). Tinjauan terhadap pengelolaan sampah. Jurisprudentie: Jurusan Ilmu Hukum Fakultas Syariah dan Hukum4(1), 12-25.

Perma- salahan

Masalah pengelolaan sampah menjadi sangat penting perkotaan karena kompleksitas dan padatnya permasalahan Jumlah penduduknya besar, sehingga pengelolaan sampah seringkali menjadi prioritas pengolahan di  perkotaan. Masalah dalam pengelolaan sampah perilaku dan gaya hidup masyarakat seringkali muncul antara lain biasanya menghasilkan peningkatan yang signifikan dalam laju timbulan sampah beban pembersihan manajer, sumber daya terbatas, anggaran, kendaraan staf sehingga manajer kebersihan tidak dapat menangani semua limbah karena itu

Tujuan penelitian

Paradigma sampah (peduli) masyarakat, adanya aturan sesuai dengan pengelolaan sampah. Banyak hal yang telah dilakukan di negara-negara maju upaya untuk memecahkan masalah ini. Lahirlah konsep 3R yang diterima Indonesia menjadi prinsip 3M.

 

Isi

Sederhananya, sampah adalah material, bahan dan semuanya sesuatu yang tidak dikehendaki, baik serpihan atau sisa atau percuma Menurut konsep hukumnya, sampah dapat tercipta, muncul atau muncul sebagai hasil proses alam juga dalam bentuk padat.8 Hal ini berbeda menurut Rudi Hartono 9 siapa yang mengira tidak ada sampah  timbul akibat proses alam atau dengan kata lain bahan yang apa yang dihasilkan dari proses alam tidak disebut sampah karena hanya itu saja produk padat.

Rubo (sampah) diungkapkan dalam arti yang tidak jauh berbeda  Kuncoro10 yaitu sebagai bahan buangan atau barang buangan; adalah hasil kegiatan manusia atau alam yang  tidak dimanfaatkan lagi karena  unsur atau fungsi pokoknya telah dihilangkan. Sebagai hasil dari aktivitas manusia, besar atau kecil, sampah dihasilkan saat manusia beraktivitas. Namun menurut Anwar, aktivitas manusia (termasuk aktivitas industri) bukanlah aktivitas biologis, karena kotoran manusia tidak termasuk  dalam kategori sampah. 

Selain pengertian sampah secara umum yang sering digunakan untuk menggambarkan sampah, sampah juga diartikan dari sudut pandang lain. Dari sudut pandang ekonomi, sampah diartikan sebagai sisa-sisa bahan yang telah diolah atau karena diambil. karena bagian utama atau pengolahannya atau karena sudah tidak berguna lagi dari segi sosial ekonomi, tidak ada harganya. Atau diartikan dengan bahan-bahan yang terbuang atau terbuang yang merupakan hasil ulah manusia serta proses alam yang belum mempunyai nilai ekonomi.

Metode

1. Pemilahan berupa pengelompokan dan pemilahan sampah menurut jenis, jumlah dan/atau sifat sampah;

2. pengumpulan berupa pengumpulan dan pemindahan sampah dari sumber limbah ke tempat penampungan sementara atau lokasi pengelolaan sampah terpadu;

3. pengangkutan berupa pengangkutan sampah dari tempat asal dan/atau tempat pembuangan sementara atau lokasi pengelolaan sampah terpadu di tempat pembuangan akhir;

4. perlakuan terhadap variabel sifat, komposisi dan jumlah sampah; dan mentega

5. pengolahan akhir sampah berupa pengembalian sampah dan/atau residu hasil pengolahan sebelumnya menjadi zat lingkungan hidup dengan aman

Hasil

1. Hirarki Sampah – Hirarki Sampah mengacu pada 3 M “Kurangi sampah, daur ulang sampah, dan daur ulang daur ulang sampah, yang mengklasifikasikan strategi pengelolaan sampah sesuai  keinginan  minimalisasi sampah. Hirarki pemborosan yang mendasari sebagian besar strategi minimalisasi limbah. Tujuan dari hierarki sampah adalah untuk mengambil Manfaat terbesar dari produk praktis dan menghasilkan limbah sesedikit mungkin.

2. Memperluas tanggung jawab penghasil sampah (Exended Producer beban). EPR adalah  strategi yang diciptakan mempromosikan dimasukkannya semua biaya yang terkait dengan produk produsen selama siklus hidup produk harga pasar produk tersebut. Tujuan EPR adalah untuk menentukan tanggung jawab atas seluruh siklus hidup produk dan kemasan diperkenalkan ke pasar. Artinya perusahaan yang memproduksi, mengimpor dan/atau penjualan produk diminta untuk bertanggung jawab atas produk tersebut dari produksi hingga akhir  masa pakainya.

3. Prinsip kotoran membayar - prinsip kotoran membayar adalah prinsip bahwa pencemar membayar akibat tindakan mereka terhadap lingkungan. Biasanya berkaitan dengan pengelolaan sampah hubungi penghasil limbah untuk pembayaran yang sesuai  jumlah dan jenis sampah yang akan dibuang.

Dikusi

1. Sampah bisa jadi sumber penyakit, lingkungan jadi kotor. Ini menjadi tempat yang menguntungkan bagi mikroorganisme pathogen yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan juga menjadi suatu tempat sarang lalat, tikus dan binatang liar lainnya.

2. Pembakaran sampah dapat menyebabkan pencemaran udara hal ini dapat mengganggu kesehatan masyarakat dan memicu suatu kejadian perubahan iklim

3. Sampah yang membusuk dapat menimbulkan bau yang tidak sedap berbahaya bagi kesehatan. Cairan yang dikeluarkan dapat diserap ke dalam tanah dan dapat menyebabkan kontaminasi pada sumur, air tanah dan yang dibuang ke badan air, mencemari sungai.

4. Membuang sampah ke sungai atau badan air dapat menyebabkan penurunan sungai yang dapat menyebabkan banjir.

 

0 komentar:

Posting Komentar