Transportasi Umum Solusi Polusi Udara
Essay Pengganti Pertemuan ke-2
Psikologi lingkungan
Dimas Mahendra Wijaya
22310410107
Dosen Pengampu :Dr.Dra.Arundati Shinta, M.A.
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Gamabr 1. Sepuluh Kota dengan Polusi Udara Terburuk
Aplikasi pemantau kualitas udara, Nafas, telah merilis laporan bulanan udara di Indonesia. Tercatat, kadar polusi di Daerah Istimewa Yogyakarta dihitung berdasarkan tingkat polusi particulate matter memiliki rata-rata konsentrasi PM 2.5 sebanyak 43 mikrogram per meter kubik. Sementara, kadar polusi menurut standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) seharusnya tidak melebihi 5 mikrogram per meter kubik. Hal tersebut menyebabkan Daerah Istimewa Yogyakarta menempati posisi ke delapan sebagai kota dengan polusi udara terburuk di Indonesia pada bulan Agustus 2023.
Menurut indeks kualitas udara Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat US EPA, tingkat polusi udara PM 2.5 pada rentang 0-12 mikrogram per meter kubik artinya memiliki kualitas udara baik, sementara rentang 12,1-35,4 mikrogram per meter artinya kualitas udara sedang atau moderat, dan rentang 35,5-55,4 mikrogram per meter kualitas udara tidak sehat bagi kelompok sensitif. Berikutnya, kualitas udara tidak sehat memiliki rentang 55,5-150,4 mikrogram per meter, lalu kualitas udara sangat tidak sehat berada di rentang 150,5-250,4 mikrogram per meter, dan kualitas udara berbahaya memiliki rentang lebih dari 250,4 mikrogram per meter. Merujuk indeks tersebut, maka kualitas udara di Daerah Istimewa Yogyakarta tergolong tidak sehat bagi kelompok sensitif.
Polusi udara disebabkan oleh tingginya intensitas penggunaan kendaraan pribadi akibat kurangnya pelayanan yang diberikan oleh angkutan umum yang tersedia. Hal ini mengakibatkan masyarakat memilih untuk menggunakan kendaraan pribadi dibandingkan dengan kendaraan umum.
Ada beberapa dampak yang diakibatkan dari polusi udara. Pada jangka pendek, polusi udara dapat mengakibatkan eksim, jerawat, penuaan dini, serangan jantung, influenza, rhinitis, dan gangguan ADHD yang terjadi pada bayi sejak dalam kandungan sampai usia anak-anak. Pada jangka panjang, polusi udara dapat mengakibatkan penyumbatan pembuluh darah, kelahiran prematur, pneumonia, kanker paru-paru, asma, alzheimer, parkinson, stroke, dan penurunan kognitif.
Ada beberapa upaya yang dapat diusulkan dalam mengatasi permasalahan ini . Pertama, integrasi sistem angkutan umum yang melibatkantransportasi umum dengan kendaraan non-motorized (Solecka &Zack, 2014). Implementasinya dengan penggunaan sepeda atau berjalan kaki (De Bourdeaudhuij et al., 2003; Chang et al., 2017). Kedua, enciptakan lingkungan sosial dan binaan yang ramah sepeda dianggap mampu untuk meningkatkan persepsi masyarakat terhadap lingkungan tersebut (Jamal et al., 2020). Ketiga, menciptakan jalan dengan lalu lintas yang tenang dapat mendorong masyarakat untuk menggunakan sepeda untuk transportasi (Mertens et al., 2017). Keempat, enambahan pada sarana prasarana fasilitas pendukung sepeda. Dalam penerapan ini sangat diperlukan kontribusi masyarakat untuk mendorong keberhasilan dari sistem integrasi angkutan umum ini (Cirillo at al, 2011).
0 komentar:
Posting Komentar