Rabu, 20 September 2023

PsiLingkungan : Essay pengganti pertemuan ke 2 ( Dimas Mahendra Wijaya _ 22310410107/SP)

 


Transportasi Umum Solusi Polusi Udara


Essay Pengganti Pertemuan ke-2


 Psikologi lingkungan

 

Dimas Mahendra Wijaya 

22310410107


Dosen Pengampu :Dr.Dra.Arundati Shinta, M.A.

 

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

 



Gamabr 1. Sepuluh Kota dengan Polusi Udara Terburuk

Aplikasi pemantau kualitas udara, Nafas, telah merilis laporan bulanan udara di Indonesia. Tercatat, kadar polusi di Daerah Istimewa Yogyakarta dihitung berdasarkan tingkat polusi particulate matter memiliki rata-rata konsentrasi PM 2.5 sebanyak 43 mikrogram per meter kubik. Sementara, kadar polusi menurut standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) seharusnya tidak melebihi 5 mikrogram per meter kubik. Hal tersebut menyebabkan Daerah Istimewa Yogyakarta menempati posisi ke delapan sebagai kota dengan polusi udara terburuk di Indonesia pada bulan Agustus 2023. 

Menurut indeks kualitas udara Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat US EPA, tingkat polusi udara PM 2.5 pada rentang 0-12 mikrogram per meter kubik artinya memiliki kualitas udara baik, sementara rentang 12,1-35,4 mikrogram per meter  artinya kualitas udara sedang atau moderat, dan rentang 35,5-55,4 mikrogram per meter kualitas udara tidak sehat bagi kelompok sensitif. Berikutnya, kualitas udara tidak sehat memiliki rentang 55,5-150,4 mikrogram per meter, lalu kualitas udara sangat tidak sehat berada di rentang 150,5-250,4 mikrogram per meter, dan kualitas udara berbahaya memiliki rentang lebih dari 250,4 mikrogram per meter. Merujuk indeks tersebut, maka kualitas udara di Daerah Istimewa Yogyakarta tergolong tidak sehat bagi kelompok sensitif. 

Polusi udara disebabkan oleh tingginya intensitas penggunaan kendaraan pribadi akibat kurangnya pelayanan yang diberikan oleh angkutan umum yang tersedia. Hal  ini  mengakibatkan  masyarakat memilih  untuk  menggunakan  kendaraan  pribadi  dibandingkan  dengan  kendaraan  umum.

Ada beberapa dampak yang diakibatkan dari polusi udara. Pada jangka pendek, polusi udara dapat mengakibatkan eksim, jerawat, penuaan dini, serangan jantung, influenza, rhinitis, dan gangguan ADHD yang terjadi pada bayi sejak dalam kandungan sampai usia anak-anak. Pada jangka panjang, polusi udara dapat mengakibatkan penyumbatan pembuluh darah, kelahiran prematur, pneumonia, kanker paru-paru, asma, alzheimer, parkinson, stroke, dan penurunan kognitif.

Ada beberapa  upaya yang dapat diusulkan  dalam  mengatasi  permasalahan  ini . Pertama, integrasi  sistem  angkutan  umum  yang melibatkantransportasi   umum   dengan   kendaraan non-motorized (Solecka   &Zack,   2014). Implementasinya dengan penggunaan sepeda atau berjalan kaki (De  Bourdeaudhuij  et  al.,  2003; Chang et  al.,  2017). Kedua, enciptakan lingkungan sosial dan binaan yang ramah sepeda dianggap mampu untuk meningkatkan persepsi  masyarakat  terhadap  lingkungan  tersebut  (Jamal  et  al.,  2020). Ketiga, menciptakan jalan dengan lalu lintas yang tenang dapat mendorong masyarakat untuk menggunakan sepeda  untuk  transportasi  (Mertens  et  al.,  2017). Keempat, enambahan  pada  sarana  prasarana  fasilitas  pendukung sepeda. Dalam penerapan  ini  sangat  diperlukan  kontribusi  masyarakat  untuk  mendorong  keberhasilan  dari  sistem integrasi  angkutan  umum  ini  (Cirillo  at  al,  2011).

0 komentar:

Posting Komentar