ESSAY 1 PSIKOLOGI LINGKUNGAN
Pengelolaan Sampah Dari Lingkup Terkecil dan Pemberdayaan Masyarakat sebagai Bentuk Tindakan Peduli Lingkungan
Rizqi Bayu Nur Hanafi
22310410134
Dosen: Dra., Dr. Arundati Shinta MA
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Topik | Sampah dan Perilaku |
Sumber | Jurnal bali membangun bali, Volume 1, Nomor 1, April 2020 |
Ringkasan | Indonesia sebagai penyumbang sampah plastik terbesar kedua di dunia setelah Cina memunculkan ungkapan darurat sampah plastik di Indonesia. Masalah global ini harus segera dilakukan tindakan nyata dari lingkup terkecil yaitu rumah tangga sebagai salah satu yang memproduksi sampah. Pemahaman tentang sampah dari jenis, sumber, dan bentuknya sangat perlu untuk disosialisasikan. Langkah sederhananya yakni membudayakan 5R (reuse, reduce, recycle, replace, repair) dalam membangkitkan kembali semangat peduli lingkungan dan pengelolaan sampah secara sederhana pada tingkat rumah tangga. Sebagai perantara awal adalah pada lingkup ter kecil yaitu keluarga dalam wilayah desa. Salah satu yang perlu ditingkatkan kualitasnya adalah organisasi yang menaungi ibu-ibu yakni PKK tingkat desa karena perannya pada dua area penting, keluarga dan lingkungan desa. Pada sisi kualitas PKK desa, perlu mendapatkan edukasi terkait tentang pengolahan sampah secara sederhana, agar edukasi tersebut kemudian dapat secara berkelanjutan menuju ruang lingkup yang dinaungi. Selain pemberdayaan, pengetahuan tentang sampah akan memunculkan kreativitas pada pengelolaannya agar sampah yang dimaksud menjadi sesuatu yang dapat berdaya guna dan memberikan keuntungan. Hal ini akan berdampak pula pada proses lanjutan pengolahan daur ulang sampah pada fase berikutnya dan pada akhinya akan berdampak pula pada penekanan atau pengendalian sampah secara lebih luas dalam berbagai lapisan kehidupan masyarakat.
|
Sebelum membahas lebih jauh perihal sampah, ada baiknya kita mengetahui terlebih dahulu dari dampak global yang terjadi saat ini terkait sampah. Kalau kita cermati bersama, sampah selalu membawa polemik tak berujung, tidak hanya di Indonesia saja tetapi bahkan di seluruh dunia menghadapi poblematika yang sama yaitu tentang sampah. Masalah sampah memang tidak akan pernah ada habisnya semasih manusia mendiami planet bumi ini dan sepanjang itu pula permasalahan sampah akan terus dibahas dalam berbagai sudut pandang. Sampah selalu timbul menjadi persoalan rumit dalam masyarakat yang kurang memiliki kepekaan terhadap lingkungan. Ketidakdisiplinan mengenai kebersihan dapat menciptakan suasana semrawut akibat timbunan sampah. Begitu banyak kondisi tidak menyenangkan akan muncul, seperti bau tidak sedap, lalat berterbangan, dan gangguan berbagai penyakit siap menghadang di depan mata. Tidak cuma itu, peluang pencemaran lingkungan disertai penurunaan kualitas kesehatan dan keindahan pun akan menjadi santapan sehari-hari bagi masyarakat.
| |
Permasalahan | Merujuk pada Indonesia secara umum, kita tahu bersama bahwa negara kita dikatakan sebagai negara berkembang dan taukah kita bahwa Indonesia merupakan salah satu negara penyumbang sampah terbesar di dunia. Berdasarkan sumber publikasi dari salah satu televisi nasional, menurut Jambeck tahun 2015 dari University of Georgia dikatakan,Indonesia adalah penyumbang sampah terbesar kedua terutama sampah plastik dengan volume 187,2 juta ton/tahun, dengan China pada posisi pertama dengan 262,9 juta ton/tahun dan berikutnya setelah negara kita diikuti oleh Filipina, Vietnam, dan Sri Lanka. Adanya jumlah tersebut dapat diasumsikan bahwa Indonesia memproduksi sekitar 175 ribu ton/hari atau 0,7 kg/orang setiap harinya(News n.d.). Berdasarkan kenyataan yang memprihatinkan ini, dapat dikatakan bahwa Indonesia saat ini dalam keadaan darurat sampah terutama sampah plastik. Inilah yang menjadi isu besar dan tugas kita bersama dalam menyikapi prihal sampah. Sampah merupakan objek yang kita tidak pedulikan, kemudian memunculkan masalah yang sangat pelik bagi kita dan lingkungan di masa depan. Berikutnya adalah muncul suatu pertanyaan, bagaimanakah kita memahami tentang sampah dan apa saja jenis Secara prinsip, segala bentuk tindakan sederhana dalam menyikapi permasalahan sampah berujung pada 5 langkah besar yang disebut dengan 5R (sebelumnya biasa disebut 3R) yaitu(Kusminah n.d.)(Sugiarti and Aliyah 2015):1)Reduce(mengurangi): mulai untuk mengurangi produksi sampah yang dihasilkan oleh diri sendiri, dalam prakteknya seperti membawa tas belanja sendiri untuk mengurangi sampah kantong plastik atau membawa botol minuman daripada membeli minuman dalam kemasan.2)Reuse (memakai): menggunakan kembali barang yang sudah tidak terpakai, contohnya seperti menggunakan plastik bekas belanja untuk pembungkus di kemudian hari, memakai kaleng bekas sebagai pot tanaman, atau memakai pakaian bekas sebagai lap, kerajinan tangan, dan lainnya.3)Recycle(daur ulang): penanganan khusus dalam memanfaatkan inovasi teknologi dalam mengolah atau mendaur ulang sampah tertentu menjadi benda yang dapat digunakan kembali, contohnya kertas dari majalah dan surat kabar bekas, logam dari kaleng dan sendok bekas, kaca dari botol dan gelas bekas, serta lainnya.4)Replace(mengganti): yaitu mengusahakan untuk menggunakan barang ramah lingkungan yang bisa digunakan lebih dari sekali pemakaian, misalnya mengganti kantong plastik kresek dengan tas belanja lainnya sehingga dapat digunakan berulang kali, menghindari kemasan styrofoam dengan alternatif lain.5)Repair(memperbaiki): memperbaiki barang yang rusak, dengan demikian barang tersebut dapat digunakan kembali. Misalnya barang elektronik yang rusak diperbaiki dengan komponen yang sesuai untuk permabaikannya, namun ini memerlukan keahlian khusus. |
Opini saya | Berdasarkan ulasan yang telah dilakukan,dapat disimpulkan beberapa hal yakni: 1)Masyarakat dapat menyadari pentingnya kepedulian akan lingkungan sekitar dengan cara memahami pentingnya pengolahan sampah secara tepat guna untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat. 2)Masyarakat dapat pula memahami prinsip 5R dan peranan bank sampah, sehingga masyarakat mampu memanfaatkan sampah sebagai penghasilan tambahan. 3)Membentuk kelompok-kelompok kerja dengan memberdayakan masyarakat dan organisasi terkait sebagai langkah awal pengelolaan sampahsebagai tanggung jawawb bersama.4)Sampah yang diproduksi oleh masing-masing rumah dikelola dengan cara dipilahdan ditempatkan terpisah sesuai dengan jenis sampah organik dan anorganik, hal tersebut dapat mempermudah tugas pengepul atau petugas sampah untuk diproses lebih lanjut.Pada kegiatan ini,diperlukan kolaborasi atau sinergi semua pihak agar tindakan peduli lingkungan melalui pengelolaan sampah ini berjalan baik,maka diperlukan pula sebagai berikut:1)Pengelolaan sampah memerlukan pengawasan dari semua pihak berdasarkan ruang lingkupnya, misal pada rumah tangga diawasi oleh ibu atau bapak, pada tingkat desa diawasi oleh perangkat atau organisasi di desa bersangkutan, dan pada akhirnya peranan pemerintah diperlukan dalam pengawasan lingkup yang lebih besar.2)Peran aktif seluruh komponen masyarakat untuk memilah sampah untuk mempermudah proses selanjutnyadalam pengelolaan sampah dengan melaksanakan 5Rdan terus memberikan pemahaman bahwa prihal sampah adalah tanggung jawab bersama. |
0 komentar:
Posting Komentar