Rabu, 20 September 2023

Psi Lingkungan : Essay Tugas Pengganti Pertemuan 2_Rizky Candra Heryana_21310410155_SP

 

DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KEHIDUPAN MAKHLUK HIDUP

 

Psikologi Lingkungan Essay


Dosen pengampu : Dr., Dra. Arundati Shinta MA




Nama : Risky Candra Heryana

NIM : 21310410155

Kelas : Psikologi SP

 

 

 

FAKULTAS PSIKOLOGI

 UNIVERSITAS PROKLAMASI 45

Yogyakarta

 

 

Topik

Polusi Udara dan Dampak Terhadap Kehidupan Makhluk Hidup

Pendahuluan

 

Indonesia merupakan sebuah negara yang memiliki jumlah penduduk yang banyak. Seiring dengan berjalannya waktu perkembangan manusia terus bertambah dan meningkat, baik dari sistem ekonomi, sosial, maupun pemerintahan. Dengan besarnya jumlah penduduk, suatu perkotaan menjadi tempat yang paling banyak dihuni. Yang bisa dibilang masyarakat desa banyak mengadu nasib atau merantau ke perkotaan. Semakin banyaknya penduduk di perkotaan, semakin banyak juga perbedaan pendapat hingga permasalahannya. Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, begitu banyak perubahan yang terjadi. Baik dari segi sosial maupun ekonomi (Budiyono A, 2010). Salah satu masalah yang terjadi adalah meningkatnya polusi udara.

Polusi udara merupakan masalah lingkungan yang telah menjadi perhatian global. Dalam dekade terakhir, polusi udara telah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan di banyak kota besar di seluruh dunia. Polusi udara memiliki dampak serius terhadap kesehatan manusia, serta kehidupan makhluk hidup lainnya.

Pembahasan

Dampak Polusi Udara pada Kesehatan Makhluk Hidup

Polusi udara dapat berdampak negatif pada kesehatan manusia dan hewan. Partikel-partikel berbahaya yang ada dalam udara tercemar dapat masuk ke dalam saluran pernapasan kita dan menghasilkan penyakit pernapasan seperti asma, bronkitis, dan pneumonia. Penelitian yang dilakukan oleh Pizzichini et al. pada tahun 2000 menemukan bahwa polusi udara dapat memperburuk gejala asma pada anak-anak yang rentan.

 

Selain itu, makhluk hidup juga dapat terpengaruh oleh pencemaran udara melalui rantai makanan. Tanaman yang terpapar oleh polutan udara dapat menyerap zat berbahaya tersebut dan menyimpannya dalam jaringan mereka. Makhluk hidup lain yang memakan tanaman tersebut kemudian akan terpapar oleh zat berbahaya tersebut. Penelitian yang dilakukan oleh Eeva et al. pada tahun 2010 menunjukkan bahwa burung-burung yang tinggal di daerah dengan tingkat polusi udara tinggi memiliki tingkat kualitas telur yang buruk sehingga menghambat reproduksi mereka.

 

Dampak Polusi Udara pada Ekosistem

Polusi udara juga dapat memiliki dampak merusak pada ekosistem. Salah satu dampak yang signifikan adalah penurunan kualitas air. Partikel-partikel polutan yang mencemari udara dapat mengendap di perairan dan menghasilkan polusi air. Ini dapat menyebabkan kematian massal pada ikan dan organisme akuatik lainnya.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Xie et al. pada tahun 2014, polusi udara dapat meningkatkan tingkat keasaman air di sungai dan danau, yang dapat menyebabkan kerusakan pada ekosistem air.

 

Dalam ekosistem daratan, polusi udara juga dapat mempengaruhi pertumbuhan dan penyerapan nutrisi oleh tanaman. Zat-zat berbahaya seperti sulfur dioksida (SO2) dan nitrogen dioksida (NO2) dapat merusak pertumbuhan dan perkembangan vegetasi. Penelitian yang dilakukan oleh Paoletti et al. pada tahun 2013 menunjukkan bahwa polusi udara dapat menyebabkan defoliasi pada berbagai spesies tumbuhan yang mengancam keberlanjutan ekosistem darat.

Kesimpulan

Polusi udara adalah masalah serius yang dapat berdampak negatif yang merugikan pada kehidupan semua makhluk hidup, termasuk manusia, hewan, dan tumbuhan. Kualitas udara yang buruk dapat menyebabkan masalah kesehatan, mengancam ekosistem, dan menghambat pertumbuhan tumbuhan. Dalam menghadapi masalah ini, penting bagi kita untuk peduli dan mengambil tindakan mengurangi emisi polusi udara. Salah satu upaya kolektif dan langkah-langkah individu, seperti membatasi penggunaan kendaraan pribadi dengan cara menggunakan kendaraan umum.

Sumber

Budiyono, A. (2010). Pencemaran udara: Dampak Pencemaran Udara pada Lingkungan. Berita Dirgantara, 2(1).

 

0 komentar:

Posting Komentar