Rabu, 27 September 2023

Essay 1 Meringkas Jurnal Anis Nur Latifah

 Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Di Kecamatan Daha Selatan

 Psikologi Lingkungan Essay 1 Meringkas Jurnal

Dosen Pengampu: Dr., Dra. Arundati Shinta MA


Anis Nur Latifah

22310410042

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi

45 Yogyakarta

Topik

Pengelolaan sampah rumah tangga, faktor-faktor yang berkorelasi dengan cara pengelolaan sampah rumah tangga, perilaku terhadap kebersihan lingkungan.

Sumber

Riswan, Sunoko, H. R., Hadiyarto, A. (2011). Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Di Kecamatan Daha Selatan. Jurnal Ilmu Lingkungan, 9,1.

Permasalahan

Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau dari proses alam yang berbentuk padat (Suyoto, 2008). Laju produksi sampah terus meningkat, tidak saja sejajar dengan laju pertumbuhan penduduk tetapi juga sejalan dengan meningkatnya pola konsumsi masyarakat. Di sisi lain kapasitas penanganan sampah yang dilakukan masyarakat maupun pemerintah daerah belum optimal. Sampah yang tidak dikelola dengan baik akan berpengaruh terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat sekitarnya. Pembuangan sampah rumah tangga secara sembarangan di sekitar rumah ataupun ke sungai telah menjadi kebiasaan sebagian masyarakat di Kecamatan Daha Selatan Kabupaten Hulu Sungai Selatan, sehingga menimbulkan beberapa penyakit yang berbasis lingkungan serta mencemari Sungai Negara.

Tujuan Penelitian

Untuk mengkaji pengelolaan sampah rumah tangga dan faktor-faktor yang berkorelasi, serta merencanakan pengelolaan sampah rumah tangga yang berbasis masyarakat.

Isi

Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) secara teknis operasional melalui Dinas Tata Kota dan Lingkungan Hidup hanya mengelola sampah Pasar Negara yang terletak di Desa Bayanan Kecamatan Daha Selatan walaupun masih belum optimal, sedangkan untuk sampah rumah tangga belum dilaksanakan pengelolaannya. Di daerah pasar tersebut sudah disediakan 2 buah TPS dengan kondisi terbuka. Pengangkutan ke TPA hanya dilakukan setiap 3 hari sekali (terkadang lebih dari 3 hari) sehingga tumpukan sampah sudah melebihi kapasitas TPS. Kelembagaan yang diberi wewenang mengelola sampah saat ini hanya Dinas Lingkungan Hidup, Tata Kota dan Perdesaan, namun organisasi atau Lembaga Swadaya Masyarakat yang peduli lingkungan belum ada yang berminat menangani sampah.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain analitik observasional. Hubungan antar variabel bebas dengan variabel tergantung dipelajari dengan melakukan pengukuran sesaat untuk kemudian dilakukan uji korelasi (Sastroasmoro dan Ismael, 1995). Variabel bebas terdiri dari : tingkat pendidikan, tingkat pendapatan keluarga, perilaku terhadap kebersihan lingkungan, kesediaan membayar retribusi sampah, dan pengetahuan tentang perda persampahan. Variabel tergantung adalah cara pengelolaan sampah rumah tangga.

Hasil

A. Pengelolaan Sampah Rumah Tangga di Kecamatan Daha Selatan

Timbulan sampah rata-rata tiap rumah tangga sebesar 1,46 liter/orang/hari atau 0,38 kg/orang/hari, setara dengan kategori SNI 19-3964-1994 untuk satuan timbulan sampah kota sedang/kecil. Komposisi sampahnya terdiri dari : 47% sampah organik, 15% kertas, 22% plastik, serta 16% logam dan sebagainya. Sekitar 54,7% rumah tangga yang memiliki pewadahan, namun hanya 9% yang melakukan pemilahan. Pengetahuan dan penerapan konsep 3R (Reduce, Reuse dan Recycle) secara sederhana dilakukan oleh 35% rumah tangga, misalnya menggunakan produk isi ulang, menggunakan kembali kantong plastik tempat belanja, dan membuat vas bunga dari plastik. Adapun tingkat cara pengelolaan sampah rumah tangga sekitar 44% dikategorikan kurang, dengan penilaian pada ketersediaan pewadahan, pemilahan sampah dan penerapan konsep 3R secara sederhana. Masyarakat sudah terbiasa membuang sampah sembarangan di sekitar rumahnya ataupun ke sungai Negara, sehingga tingkat perilaku terhadap kebersihan lingkungan dikategorikan buruk (67%).

B. Faktor-faktor yang Berkorelasi dengan Cara Pengelolaan Sampah Rumah Tangga

Tingkat Pendidikan. Sebagian besar responden (53%) berpendidikan rendah (tidak sekolah, SD sederajat). Hasil uji korelasi Spearman menunjukkan nilai signifikansi < 0,05 sehingga Ho ditolak, dengan koefisien korelasi sebesar 0,669. Hal ini berarti tingkat pendidikan berkorelasi positif dengan pengelolaan sampah rumah tangga. 

Tingkat Pendapatan. Didapatkan sekitar 60% responden berada pada tingkat pendapatan yang rendah (< 1 juta perbulan). Hasil uji korelasi Spearman menunjukkan nilai signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak, dengan koefisien korelasi sebesar 0,603. Hal ini berarti tingkat pendapatan keluarga berkorelasi positif dengan cara pengelolaan sampah rumah tangga. Artinya sesuai dengan pendapat Neolaka (2008), kemiskinan membuat orang tidak peduli dengan lingkungan. Orang dalan keadaan miskin dan lapar, pusing dengan kebutuhan keluarga, pendidikan dan lain-lain, bagaimana dapat berpikir tentang peduli lingkungan.

Perilaku terhadap Kebersihan Lingkungan. Hasil uji korelasi Spearman menunjukkan nilai signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak, dengan koefisien korelasi sebesar 0,65. Hal ini berarti perilaku terhadap kebersihan lingkungan berkorelasi positif dengan cara pengelolaan sampah rumah tangga. Perilaku dalam bentuk operasionalnya terbagi atas pengetahuan, sikap dan tindakan (Notoatmojo ,1985).

Pengetahuan tentang Perda Persampahan. Hasil uji korelasi Spearman menunjukkan nilai signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak, dengan koefisien korelasi sebesar 0,646. Hal ini berarti pengetahuan tentang peraturan daerah persampahan berkorelasi positif dengan cara pengelolaan sampah rumah tangga. Selama ini Pemerintah Kabupaten HSS belum optimal dalam mensosialisasikan Perda No. 5 tahun 2004 kepada masyarakat luas, sehingga banyak masyarakat tidak mengetahuinya.

-Kesediaan Membayar Retribusi Sampah. Hasil uji korelasi Spearman menunjukkan nilai signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak, dengan koefisien korelasi sebesar 0,577. Hal ini berarti kesediaan membayar retribusi berkorelasi positif dengan cara pengelolaan sampah rumah tangga. Di Kecamatan Daha Selatan belum dilakukan pelayanan persampahan sehingga masyarakat belum diwajibkan membayar retribusi sampah rumah tangga. Namun beberapa masyarakat yang menyadari akan pentingnya kebersihan lingkungan bersedia membayar retribusi asal mendapatkan pelayanan pengelolaan sampah oleh pemerintah. 

C. Perencanaan Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Berbasis Masyarakat

Dalam melakukan pengelolaan sampah berbasis masyarakat di Kecamatan Daha Selatan, dapat diputuskan kebijakan/program kerja pada aspek teknis operasional dan peran serta masyarakatnya. Peran serta masyarakat secara aktif dalam pengelolaan sampah rumah tangga sangat menentukan keberhasilan pelaksanaannya. Penduduk Kecamatan Daha Selatan pada tahun 2008 berjumlah 39.507 jiwa, dengan produksi sampah rata-rata 0,00146 m3 /orang/hari. Diperkirakan volume timbulan sampah yang dihasilkan sebanyak 57,68 m3 /hari atau 21.053,2 m3 /tahun. Menggunakan rata-rata pertumbuhan penduduk 0,57% per tahunnya. Dengan menerapkan konsep 3R diasumsikan akan terjadi penurunan timbulan sampah 9% setiap tahunnya. Berdasarkan volume timbulan sampah yang dihasilkan sebanyak 57,68 m3 /hari maka setelah dilakukan pemilahan berdasarkan jenisnya akan didapatkan volume sampah organik 27,06 m3 /hari, kertas 8,65 m3 /hari, plastik 12,69 m3 /hari, serta logam dan sebagainya 9,23 m3 /hari. Jika residu pembuatan kompos dari sampah organik diperkirakan 12%, sedangkan residu pemanfaatan sampah non organik sebesar 6% maka volume sampah yang dibuang ke TPA hanya sekitar 5,08 m3 /hari. Berdasarkan jumlah sampah yang dimanfaatkan maka dapat dihitung nilai ekonomis dari setiap rumah tangga yang menerapkan prinsip 3R terhadap sampahnya. Berat timbulan sampah rata-rata sekitar 0,38 kg/orang/hari. Jika rumah tangga terdiri dari 4 orang maka berat sampahnya mencapai 1,52 kg/rumah/hari. Dikurangi dengan residu maka sampah yang dapat dimanfaatkan sekitar 91,2% atau 1,39 kg/rumah/hari. Berdasarkan hal tersebut, nilai ekonomis dari sampah yang dimanfaatkan untuk kompos dan dijual berdasarkan jenisnya bagi setiap rumah tangga per bulannya sebesar Rp. 43.055,-

Diskusi

Pengelolaan sampah rumah tangga di kecamatan Daha Selatan belum dilaksananakan secara optimal. Tingkat pendidikan, tingkat pendapatan keluarga, perilaku terhadap kebersihan lingkungan, pengetahuan tentang peraturan persampahan dan kesediaan membayar retribusi sampah berkorelasi positif dengan cara pengelolaan sampah rumah tangga. Tipe perencanaan yang dapat diterapkan dalam pengelolaan sampah rumah tangga di Kecamatan Daha Selatan adalah transaktif atau pembelajaran sosial. Dimulai dengan pemenuhan kebutuhan teknis operasional yaitu pewadahan dan pengomposan rumah tangga, pemilahan sampah komunal, tempat pengumpulan sampah desa untuk didaur ulang, serta TPS kecamatan. Kemudian meningkatkan peran serta masyarakat melalui pemberdayaan dan pendampingan oleh pengelola persampahan dan instansi terkait lainnya.

 


0 komentar:

Posting Komentar