Minggu, 15 Mei 2022

Daya Juang Anak Pertama dalam Keluarga

 

Daya Juang Anak Pertama dalam Keluarga

Essay 1 Psikologi Lingkungan

 (Semester Genap 2021/2022)

 

Rifa Rufianti (20310410053)

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

Dosen Pengampu : Dr., Dra. Arundati Shinta, M.A


Anak pertama merupakan harapan baru bagi orangtuanya. Banyak tugas dan tanggung jawab yang dipikul oleh anak pertama. Namun, meskipun seolah-olah anak pertama memiliki beban yang sangat berat, mereka mampu melaluinya. Hal ini karena anak pertama memiliki intelegensi yang lebih tinggi. Sehingga mereka memiliki kecenderungan untuk mencapai pendidikan yang lebih baik dan karir yang lebih bergengsi (Imtyaaz & Cahyono, 2021). Banyak tantangan yang dilalui anak pertama. Mereka dituntut segera bisa segalanya oleh orang tua. Anak pertama cenderung langsung menerapkan apa yang dicontohkan orang tuanya. Meskipun dalam hal buruk sekalipun. Namun, mereka akan segera dengan cepat memilah mana yang baik dan mana yang tidak baik untuk dirinya.

Anak pertama kerap mengalami kesulitan atas peran dan tanggung jawab yang dilekatkan pada diri mereka karena lahir lebih awal daripada adik-adiknya (Imtyaaz & Cahyono, 2021). Seringkali anak pertama merasakan perjuangan yang tidak mudah atas harapan dari orang tuanya. Bukan karena orang tua yang membebankan tugas dan tanggung jawab yang berat. Namun, segala hal yang harus segera mereka pahami membuat mereka sedikit terbebankan. Mereka kurang memiliki waktu yang panjang apalagi bertele-tele dalam menyelesaikan sebuah peran di dalam keluarga. Anak pertama dituntut memulai hal baru atas sebuah peran penting dalam keluarga dan mampu segera menuntaskannya dengan maksima pula.

Pada dasarnya, lingkungan keluarga merupakan pendidikan pertama dan utama. Hal ini karena keluarga merupakan tempat pertama seorang anak dalam menerima pendidikan dan bimbingan (Bahurin, 2016). Dikatakan yang utama karena sebagian besar dari kehidupan anak berada di lingkungan keluarga. Wadah terbesar mereka untuk tumbuh dan berkembang berada dalam lingkungan keluarga. Apalagi anak pertama yang dituntut serba bisa dan serba segera mampu menyelesaikan tanggung jawab. Anak pertama cenderung lebih peka atas pola asuh dan pendidikan orang tua. Hal ini karena mereka memiliki standar yang tinggi dan menjadi lebih kritis atas diri mereka. Hal ini berawal dari kesadaran atas ekspektasi orangtua terhadap dirinya. Harapan yang ditunjukkan oleh orang tuanya akan dibaca anak pertama. Anak pertama akan berusaha memaksimakan segala hal yang dibebankan orang tuanya terhadap dirinya. Tidak mudah memang menjadi anak pertama. Namun, anak pertama akan menjadi kebanggan dan contoh terhadap adik-adiknya atas segala hal yang telah ia lalui.



Dapat disimpulkan bahwa anak pertama merupakan posisi penting dan utama dalam keluarga. Mereka belajar lebih awal atas segala hal yang dicontohkan kedua orang tuanya. Harus mampu menjalankan segala peran dan tanggung jawab dalam keluarga. Beban terbesar dalam keluarga berada di pundak anak pertama. Namun, dengan segala kesadaran yang sempurna dalam diri anak pertama akan membuat mereka mampu menyelesaikan tanggung jawab dengan baik sesuai harapan orang tua. Mereka akan menjadi contoh adik-adiknya dalam perjuangannya. Oleh karena itu, jangan menyesal menjadi anak pertama. Anak pertama itu istimewa, se-istimewa harapan kedua orang tua.

 

Daftar Pustaka

 

Bahurin, H. (2016). Pendidikan anak dalam keluarga; Telaah epistemologis. PENDAGOGIK: Jurnal Pendidikan, 3(2).

Imtyaaz, R., & Cahyono, R. (2021). Pengambilan keputusan pendidikan dan karir pada anak pertama dengan orangtua. Berpreferensi Buletin Penelitian Psikologi dan Kesehatan Mental (BRPKM), 1(2), 1478-1495.

 

0 komentar:

Posting Komentar